Langsung ke konten utama

Postingan

Monster Tak Berhati

Hujan menenangkan suasana hatiku, namun flu yang kini menyerangku benar-benar menyiksa. Hari ini kondisi tubuhku tidak begitu baik, seharian aku hanya meringkuk didalam selimutku. Kebetulan hari ini hujan turun dengan gilanya, ia tidak memberikan kesempatan bagi para manusia untuk menjalani aktivitas mereka dengan lancar. Kubuka tirai jendelaku, ku tatap butir-butir air yang turun dari langit itu.  Jalanan begitu sepi, tak ada pejalan kaki yang lewat, pengendara sepeda motor pun tak terlihat, hanya beberapa mobil pribadi yang berlalu lalang. Beberapa hari ini hidupku terasa melankolis, segala hal yang terjadi terasa salah dan menyedihkan. Entah aku yang berlebihan dengan sikapku atau memang nyatanya begitu melankolisnya. Bencana alam terjadi dimana-mana, namun bukan bencana alam seperti halnya gempa bumi, banjir, tanah longsor atau semacamnya. Namun bencana dalam realita kehidupan, penghianatan, kebohongan, terbongkarnya fakta kejahatan, konspirasi merajalela, hingga lunturn...

Rahasia dalam Sujudku

Ditengah malam yang hujan aku terbangun dari tidurku, kegelisahan terasa dalam hatiku karena mimpi dalam tidurku. Mimpi itu membuatku amat khawatir akan dirimu, begitu resahnya hingga takut terjadi hal buruk pada dirimu. Apakah kau baik-baik saja saat ini, begitu beratnya kutahan diriku untuk menghubungimu. Ingin sekali kutanyakan kabarmu walau aku tahu tak akan ada jawaban yang kuterima. Aku yang salah, membiarkanmu sendiri dalam kesulitan, melepasmu disaat benar-benar membutuhkanku. Maaf kan aku, apa yang dapat kulakukan. Resahku tak segera hilang, ku ambil air untuk bersuci, kulakukan tahajud untuk menenangkan diri. Maafkan aku menyebut namamu dalam doa usai sujudku. Aku tak dapat melakukabn banyak untukmu, namun aku tahu hanya Dia yang dapat membantumu. Aku memintanya untuk membiarkanku merasakan sakit yang kau rasa agar kutahu pedihnya lukamu. Aku memintanya untuk membagi masalah yang kau derita agar kutahu bagaimana sulitnya penderitaanmu. Aku memintanya untuk meringank...

tidak sebaik dia namun juga tak sejahat dia

Masih sama dengan kisah biasanya, terjadi saat hujan. Sudah beberapa jam berlalu sejak terakhir aku menerima kabar darimu. Entahlah mengapa begini, sulit memang bagiku memulai hubungan baru juga dengan sosok yang baru. Terlebih lagi kamu, sosok yang tidak begitu menganggapku penting namun kau ucap cinta padaku. Aku fikir tidak serumit ini, untuk membiasakan diri denganmu dan melepas ketergantunganku darinya. Bagaimana bisa aku yang serba apa adanya ketika berhadapan dengannya dulu kini jadi sosok yang berbeda saat bersamamu. Bahkan aku kini jadi merasa frustasi karena kamu terus mempermasalahkan berat badanku yang terus meningkat, sikapmu membuatku rindu dirinya yang menerima segala bentuk kekuranganku, bahkan aku rindu ketika ia malah mengejekku dengan tubuhku yang makin membengkak dan mengatakan aku makin terlihat cantik seperti itu. Dia tidak pernah masalah aku makan sebanyak apa, bahkan ketika aku tidak makan hanya untuk diet, dia memarahiku habis-habisan, bahkan dengan satu ...

Selamat hari menetas wanita hebat

Heyy.. selamat hari menetas. Terimakasih untuk satu mangkuk mie ayam nya sore ini. Peluhku berjatuhan dan bajuku bagian belakang mulai basah oleh keringat, kutatap matahari yang tepat berada diatasku, ah membuat mataku menyipit, pantas saja udara begitu terik dan panas, kulihat jam dilenganku ternyata tepat pukul 12:00. Kutengok kearah belakang masih tak kujumpai seseorang yang kutunggu, malah debu jalanan yang menyapaku. Ponselku berdering, ternyata aku menunggu ditempat yang salah, ah sialnya. Jika bukan untuk bertemu denganmu mungkin aku sudah amat kesal, rindu menghilangkan keluhku. Temu yang kuharapkan akhirnya tersampaikan, bahagia amat kurasa, namun antusiasku tetap kutahan dengan tidak meluapkan rindu yang meledak-ledak. Tetaplah seperti itu sahabat, kulihat raut lelah dalam wajahmu namun engkau masih tetap tersenyum. Hampir tiga tahun perkenalan kita terimakasih kau menjadi sosok yang dapat mengerti taraf keegoisanku sebagai seorang teman. Masa yang kulalui tanpamu seus...

bernafas tanpamu

Berikan aku sedikit waktu untuk bernafas tanpamu, segala nya tak mudah bagiku, terlebih lagi untuk harus melupakanmu aku rasa begitu tidak mungkinnya. Pergi menjauh darimu sudah berhasil kulakukan, walaupun terkadang aku masih sering mendekat padamu melalui kenangan-kenangan kita dimemori otakku. Maafkan aku yang tanpa sepengetahuanmu masih sering memperhatikanmu. Aku masih belum bisa untuk tidak peduli dengan hal yang berkaitan denganmu. Aku tak pernah bermaksud untuk mengusik kehidupanmu ataupun mengganggu setiap ketentraman hidupmu, maka biarkanlah aku untuk mengawasimu dari jauh. Tak apa seperti ini, aku hanya ingin menjadi sosok yang tetap peduli akan dirimu walau dalam persembunyian. Entah sampai kapan nafasku ini masih teriring oleh langkahmu. Bukan maksudku menjadi penguntit dalam hidupmu, aku hanya ingin mengetahui keadaanmu. Biarkanlah seperti ini, biarkan aku melakukannya, jangan hentikan aku. Dan kamu, tetaplah disitu, tetap diposisimu, biarkan aku memperhatikanmu d...

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Gue Gak Doyan Reggae

Kutatap pantulan wajahku dicermin, namun aku lebih tertarik melihat potret yang tersablon dikaosku. Kaos yang diberikan olehmu sebagai oleh-oleh perjalanan touringmu ke anyer dengan vespa tua bersama teman-temanmu dua tahun lalu. Masih ku ingat dengan jelas percakapan jarak jauh via telpon yang kita lakukan kala itu,  saat aku sedang kesal karena kau terlalu asik dengan perjalananmu hingga mengabaikanku berhari-hari, kau bilang kau membawakan hadiah untukku yang akan membuat kita begitu terlihat sebagai pasangan yang keren saat mengenakannya. Ahh.. aku jadi tak sabar menunggu kepulanganmu kala itu. Apa ini???  Suasana hatiku yang bahagia seketika berubah menjadi kesal melihat apa yang kau bawakan untukku. Sepasang baju untukku dan untukmu yang bagian depannya tersablon potret pria dengan kumis serta rambutnya yang gimbal panjang sedang tertawa lebar hingga giginya terlihat jelas. Sosok yang kau kagumi namun tidak sama sekali kusukai "Bob Marley." Apa kau bercanda, tidak m...