Ketika Cinta menjadi lemah...
Aku tak tau lagi siapa diriku, yang aku tau hanya dirimu.
Yang ada hanya bayang-bayang ilusi mengenai permainan hati. Aku disini malah jadi begini dan terasa sendiri.
Angin pergi begitu saja, hanya lewat sekejap menerpa tubuh dan meninggalkan sisa bekasnya, yaitu rasa dingin.
Aku kedingininan, tubuhku gemetaran, amarah merasuk begitu saja menguasai hati yang kosong tadi. Aku yang katanya hanya mau dimengerti, sudah tak berharap itu lagi, karena nyatanya kini aku tetap tak tau diri karena merasa pengertian itu tak dengan hati.
Aku sedang berdiri, menepi agar tak menghalangi, aku takut kamu jadi susah lewat karenaku, aku tau diri lagi, aku tak mau jadi duri, apa lagi untuk yang kucintai.
Biar saja aku tetap disini, hanya ditepi. Aku takut ditengah jalan, takut dengan padatnya lalu lintas yang kau lewati, aku hanya ingin memandangi dari sini, barangkali kau bertemu peri.
Aku sedang berfikir di sore hari yang rindu akan mentari, sedang memikirkan betapa aku begitu kalah dalam permainan yang kubuat sendiri. Kini aku lemah, padahal tadinya aku lebih kuat dari ini, aku seperti merpati, terbang kelangit tinggi dan kembali pada yang menanti.
Tapi, kini tak ada lagi yang menanti. Rasanya kamu sudah pergi sedari tadi.
Aku ingin berlari saja, tapi kemana, alu tak punya kompas dan aku hilang arah.
Aku terlalu sedih saat ini, aku membuat diriku tersiksa sendiri, aku merasa ini semakin sulit.
Aku ketakutan, aku tak mampu berdiri apalagi berlari.
Aku bukan aku tanpa kamu, aku jadi lupa diri atau malah tak tau diri.
Pengabaian ternyata seperti ini, dulu pun sepertinya aku pernah sakit seperti ini.
Karena hatiku bilang, ini kedua kalinya ia menjerit karena sesak yang seperti ini. Entah seperti ini itu yang seperti apa. Yang kutahu saat ini aku sedang merasa sakit.
Perih, namun yang jelas tak ada luka fisik. Yang kutahu, ini persis dengan luka hati.
Aku masih ditepi, tapi rasanya aku ingin mencari tempat bersembunyi. Dimana saja, yang penting kamu tak tahu.
Aku takut jika kamu tahu. Aku malu jika kamu tahu. Aku tak ingin kamu melihatku begini, amat menyedihkan.
Aku takut kamu malah pergi lagi.
Aku tak tau lagi siapa diriku, yang aku tau hanya dirimu.
Yang ada hanya bayang-bayang ilusi mengenai permainan hati. Aku disini malah jadi begini dan terasa sendiri.
Angin pergi begitu saja, hanya lewat sekejap menerpa tubuh dan meninggalkan sisa bekasnya, yaitu rasa dingin.
Aku kedingininan, tubuhku gemetaran, amarah merasuk begitu saja menguasai hati yang kosong tadi. Aku yang katanya hanya mau dimengerti, sudah tak berharap itu lagi, karena nyatanya kini aku tetap tak tau diri karena merasa pengertian itu tak dengan hati.
Aku sedang berdiri, menepi agar tak menghalangi, aku takut kamu jadi susah lewat karenaku, aku tau diri lagi, aku tak mau jadi duri, apa lagi untuk yang kucintai.
Biar saja aku tetap disini, hanya ditepi. Aku takut ditengah jalan, takut dengan padatnya lalu lintas yang kau lewati, aku hanya ingin memandangi dari sini, barangkali kau bertemu peri.
Aku sedang berfikir di sore hari yang rindu akan mentari, sedang memikirkan betapa aku begitu kalah dalam permainan yang kubuat sendiri. Kini aku lemah, padahal tadinya aku lebih kuat dari ini, aku seperti merpati, terbang kelangit tinggi dan kembali pada yang menanti.
Tapi, kini tak ada lagi yang menanti. Rasanya kamu sudah pergi sedari tadi.
Aku ingin berlari saja, tapi kemana, alu tak punya kompas dan aku hilang arah.
Aku terlalu sedih saat ini, aku membuat diriku tersiksa sendiri, aku merasa ini semakin sulit.
Aku ketakutan, aku tak mampu berdiri apalagi berlari.
Aku bukan aku tanpa kamu, aku jadi lupa diri atau malah tak tau diri.
Pengabaian ternyata seperti ini, dulu pun sepertinya aku pernah sakit seperti ini.
Karena hatiku bilang, ini kedua kalinya ia menjerit karena sesak yang seperti ini. Entah seperti ini itu yang seperti apa. Yang kutahu saat ini aku sedang merasa sakit.
Perih, namun yang jelas tak ada luka fisik. Yang kutahu, ini persis dengan luka hati.
Aku masih ditepi, tapi rasanya aku ingin mencari tempat bersembunyi. Dimana saja, yang penting kamu tak tahu.
Aku takut jika kamu tahu. Aku malu jika kamu tahu. Aku tak ingin kamu melihatku begini, amat menyedihkan.
Aku takut kamu malah pergi lagi.
Komentar
Posting Komentar