Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Untuk Perempuanku

Terima kasih sudah menyajikan cinta yang begitu nyaman. Terima kasih sudah manangkapku yang terjatuh. Membangunkanku lagi. Kemudian menjatuhkan hati. Dan mendaratkannya di bantalan kasih seindah dunia fiksi. Terima kasih sudah menyelamatkan rasa yang hampir tenggelam, dengan hadir dalam hidupku walau penuh lebam. Terima kasih sudah menyeka luka, sehingga senyum itu muncul lagi terlihat di wajah. Terima kasih sudah menjadi penawar harap yang dulu mulai memudar. Terima kasih karena membiarkan aku belajar, meski aku tak pernah merasa cukup. Aku selalu merasa kurang akan tempat untuk membuktikan diri, bahwa aku pria sejati. Dan kamu hadir, memberikan kesempatan itu. Aku tak pernah puas berusaha segenap jiwa membahagiakan kamu perajut asaku. Aku bisa selalu lapar untuk kamu ajari bagaimana mencinta dengan setulus hati. Sebuah impian bisa terbangun di suatu pagi dengan wajahmu di sampingku, setelah berebut selimut di malam penuh kabut. Kelak aku hanya ingin terjaga karena sinar ma

Dewasakah aku?

Aku menulis ini pada pagi di awal Februari. Pagi yang lumayan dingin untuk   menemani sisa-sisa   resah yang tertinggal   dari bulan kemarin. Tidak ada yang berbeda dari pagi ini,   seperti hari kemarin dalam tujuh bulan terakhir aku mengalami putaran waktu yang sama, menjalani rutinitas yang hanya itu-itu saja, tujuh hari yang kumiliki dalam seminggu tidak terasa menyenangkan lagi. Aku seperti bukan aku, aku hanya sedang melakoni hidup yang kata banyak orang memang seharusnya begitu. Ini bukan ambisi, hanya saja keadaan yang memaksaku untuk ada disini, duduk didepan meja kerja menanti waktu agar cepat berlalu. Setiap sepuluh menit kutengok jam dinding, “masih tujuh jam lagi” ujarku. Selalu begitu setiap waktu. Dari kursi kerjaku, berjarak tiga meter hanya terhalang kaca bening seorang pria dengan punggung lebarnya duduk disana, yang kupikir Tuhan mendatangkannya untuk membuatku menjadi manusia bijaksana. Bijaksana pada diri sendiri, meyakinkan hati bahwa hari i