Malam ini begitu dingin, entah mengapa tapi rasanya amat menyesakkan, dadaku terhimpit lagi. Tidak peduli malam ataupun pagi, selalu saja nyeri ini yang kau suguhkan, sampai aku membenci kenyataan. Aku harus apalagi, bahkan berharap pun tak bisa kulakukan, sudah terlalu banyak sebabnya yang kau hempaskan. Aku hanya merasa manusia paling bodoh, bodoh sekali. Bagaimana bisa aku jadi hampir gila karenamu, rasanya tak karuan, sekeras apapun aku untuk tak peduli, tetap saja memikirkanmu jadi prioritasku. Bodohnya lagi, aku sendiri tak tau bahwa aku ini apa bagimu, kenyataan bahwa aku tak pernah jadi penting untukmu sangat mencambukku. Aku sudah mencoba bertahan, sekuat yang kubisa dan semampu kulakukan, tapi tetap saja aku tak pernah bernilai dimatamu. Bahkan kau tak pernah tau bahwa aku mencintaimu dengan sepenuh hati, bukan hanya sekedar kebetulan seperti pada awalnya, bukan ketidaksengajaan yang tanpa alasan, aku memang tidak tau kenapa, tapi aku tau jika aku benar-benar menyukai
Abadilah dalam tulisanku