Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

mari bertukar hati

Heyy Tuan Entah mengapa aku bagaikan laksana taman permainanmu, tempat kau tertawa dan bersenang-senang, hingga kau bosan dan kemudian ku ditinggalkan. Meski ramai yang bermain disekitarku, namun rasanya taman itu bagaikan tempat kosong yang tak dihuni. Ramai yang menyedihkan, seperti itu gambaran diriku. Aku merindukanmu bagaikan rumput yang menantikan embun pagi, tapi sepertinya rumput itu lebih beruntung dari pada diriku, penantian rumput itu pasti karena pagi selalu benar-benar kembali, tidak seperti kamu yang bagaikan halusinasi. Sejujurnya aku sangat lelah, lelah menantimu, lelah merindukanmu, lelah bersabar, lelah menahan tangis, lelah terluka lagi, hingga kusadar ternyata mencintaimu begitu sangat melelahkan. Hey Tuan Marilah bertukar hati, agar aku tak perlu lelah menjelaskan bagaimana kau buat hati ini patah, dan agar kau tak perlu payah untuk mengerti, agar kau tau rasanya merindukan seseorang yang bahkan menganggapmu tak ada. Ragaku terlalu usang dan jiwaku terlalu

Aku pun juga rindu

Hey Nona.. Apa kabarmu? aku merindukanmu dengan teramat sangat, rindu yang ku kira lebih besar dari pada rindumu itu. Maaf jika dari kemarin aku hanya bisa membuatmu sedih saja, aku tak bermaksud begitu sayang, aku hanya butuh waktu. Tak mengabarimu bukan berarti aku tak mencintaimu. Rasa ini masih utuh dan kujaga dengan baik tanpa kegoyahan hanya untukmu. Nona.. Katamu cinta itu memahami bukannya menjelaskan, tapi mengapa aku merasa kau sendiri tak paham apa pendapatmu itu. Seperti yang kau bilang cinta itu memahami, aku hanya ingin orang yang kucintai "kamu"  memahamiku. Tanpa aku harus menjelaskan segala kondisi ini. Mengertilah, aku bukannya pergi, aku bukannya menjauh, aku tak akan sebrengsek itu untuk meninggalkanmu lagi, lagi, dan lagi. Aku hanya sedang menyelesaikan dan mempersiapkan sesuatu, tak perlu kuberitahu, tapi percayalah semua ini demi kamu, percayalah segalanya hanya untukmu. Tolong bersabarlah, aku tahu rindu itu begitu mencekik, akupun sama halny

cinta itu memahami bukan menjelaskan

Kita tidak pernah tau seperti apa kita jatuh cinta. Nyatanya cinta tidak semudah mengucap janji untuk selalu bersama "yang memang hanya ucapan",  tidak juga sesederhana seperti makan malam yang romantis misalnya "yang hanya perayaan jika kau sedang sadar ", Namun Tuan, ucapanmu terlalu banyak dan sepertinya kau sering bicara dalam kondisi yang tidak sadar "sengaja dimabukkan" . Aku tau cara mencintai setiap orang berbeda-beda, akupun tak menuntut kau untuk menjadi seperti dia, dia, atau dia. Aku tak memaksa kau untuk itu, itu, dan itu. Aku hanya ingin jadi satu-satunya. Ya hanya aku, aku, dan aku. Aku lelah terlalu berkata-kata banyak padamu, mengharapkan ini itu yang sudah kutahui tak akan kudapati. Hanya ingin menghibur diri, meski kadang miris sendiri. Tuan, aku sedang sedih. Aku tak tau harus berkata apa lagi, dan aku tak tau harus bicara kepada siapa. Tak ada yang kupercayai selain, kamu. Tapi nyatanya kamu hanya sekedar datang disaat kamu ingi

selamat kehilangan cinta terbesar

Saat kamu ditemukan oleh orang lain aku merasa dibuang oleh mu. Apa salahku jika aku berhenti. Aku hanya muak dengan keras kepalamu itu Tuan. Aku lelah menunggu kamu bahkan yang tak membutuhkanku. Aku lelah mengharapkanmu yang bahkan tak menginginkanku. Aku tak ingin menyia-nyiakan rinduku kepadamu. Apa lagi membuang waktuku hanya untuk orang yang sedetikpun tak memikirkanku. Perjuanganku hanyalah semu untukmu, yang kuberi tak pernah kau butuhkan. Cacian, makian, atau sumpah serapah terlontar darimu, apakah dalam hubungan hal itu patut kau lakukan. Aku wanita yang punya hati, bukan binatang hina yang hanya kau jadikan pelampiasan amarahmu. Aku baru tau bahwa mencintai orang sebesar ini malah menimbulkan luka. Bukan bahagia seperti yang pernah kita andai-andaikan. Baiklah aku akan mengikis rasa ini demi perlahan, menghapus cinta yang tak kau peduli seberapa besarnya, mengabaikan pengorbanan yang pernah dilakukan, menghilangkan mimpi untuk hidup bersama. Tuan, aku mencintaimu.