Sambil memeluk rindu aku membaca ulang pesan sinģkatmu yang masih tersisa diponselku. Rasanya hambar entah bahagia atau sedih setelah membaca pesan-pesan itu. Yang pasti kosong karena pesan-pesan seperti itu tak mungkin lagi kau kirimkan untukku. Aku tak tau harus menanti atau pergi. Empat hari berlalu tanpa kebersamaan dan bayang-bayangmu masih lekat dihati juga fikiranku. Mencoba melupakanmu sedikit demi sedikit, menghapus nomor ponselmu dari daftar kontakku tapi tetap saja percuma, aku hafal benar setiap angka di nomormu itu. Menghapus beberapa foto kita dan menyisakannya sedikit diponselku juga percuma karena saat membuka dompet, masih terdapat beberapa lembar potert kita yang tersimpan didalamnya. Rasanya segala hal yg kulakukan sia-sia saja. Kamu terlanjur ada dimana-mana dalam setiap sudut hidupku. Apa aku harus pindah planet untuk menghindari bayang-bayangmu itu. Kamu membuatku dungu dengan berkata ambigu. Mengapa aku tak dapat lepas dengan cepat dari segala kenangan si
Abadilah dalam tulisanku