Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Empat hari Tanpamu paling Menyakitkan

Sambil memeluk rindu aku membaca ulang pesan sinģkatmu yang masih tersisa diponselku. Rasanya hambar entah bahagia atau sedih setelah membaca pesan-pesan itu. Yang pasti kosong karena pesan-pesan seperti itu tak mungkin lagi kau kirimkan untukku. Aku tak tau harus menanti atau pergi. Empat hari berlalu tanpa kebersamaan dan bayang-bayangmu masih lekat dihati juga fikiranku. Mencoba melupakanmu sedikit demi sedikit, menghapus nomor ponselmu dari daftar kontakku tapi tetap saja percuma, aku hafal benar setiap angka di nomormu itu. Menghapus beberapa foto kita dan menyisakannya sedikit diponselku juga percuma karena saat membuka dompet, masih terdapat beberapa lembar potert kita yang tersimpan didalamnya. Rasanya segala hal yg kulakukan sia-sia saja. Kamu terlanjur ada dimana-mana dalam setiap sudut hidupku. Apa aku harus pindah planet untuk menghindari bayang-bayangmu itu. Kamu membuatku dungu dengan berkata ambigu. Mengapa aku tak dapat lepas dengan cepat dari segala kenangan si

Tiga hari yang Terlewatkan Tanpamu

Sudah lewat setengah jam dari waktu tengah malam, berarti sudah lewat  tiga hari dari setengah jam yang lalu sejak kau pergi tanpa lambaian tangan, dan hari ini memasuki hari keempat. Sebenarnya aku tak ingin mengingat hal ini tapi entah mengapa waktu seolah sengaja berjalan lamban agar aku tak dapat melupakan hari dimana segalanya berakhir tanpa alasan itu. Sampai selarut ini aku masih terjaga, aku tak bisa tidur, sudah beberapa waktu lalu sebelum kau pergi kebiasaan ini muncul lagi, jika sedang gelisah dan merasa banyak sekali sesuatu yang berjalan-jalan dipikiranku ini memang aku kesulitan untuk tidur. Bahkan ingat tidak kamu?? Dulu kita sering melakukan percakapan diwaktu selarut ini saat kita belum mengenal suatu hal yang namanya "sayang" satu sama lain. Kala itu kau menyapaku lewat timeline karena melihatku online tengah malam. Aku rindu saat-saat itu sungguh. Sebenarnya malam ini kondisi badanku sedang tidak baik, aku merasa kelelahan, tulang serasa menolak dileka

Satu Hari Tanpamu

Hari ini satu hari terlewati tanpamu, ternyata tidak begitu buruk rasanya. Rindu, iya jelas saja. Tidak mungkin jika tak kehilangan sosoknya yang sudah menjadi kebiasan bahkan kebutuhan dihidupku. Tapi yasudahlah, lagi pula segala sesuatunya memang tak bisa dipaksakan. Mempertahankan?? Aku rasa sudah juga kulakukan namun apa boleh buat jika tak tertahan. Lagi pula bendungan saja bisa roboh jika menahan air yang terlalu banyak volumenya. Seperti kamu yang terlalu ingin kita berpisah. Oh yaa jika kamu membaca ini, aku hanya ingin bilang untuk segala ucapanku kemarin itu. Segalanya hanya bentuk luapan emosiku yang berlebihan karena kesal, marah dan kecewa. Tapi aku sudah menyadarinya, tak ada gunanya jika melakukan hal konyol yang kukatakan kemarin. Aku rasa hanya akan menjatuhkan harga diriku ini, walaupun mungkin dimatamu aku tak berarti tapi setidaknya aku akan membuat diriku lebih berarti dibandingkan saat bersamamu. Lagi pula jika kita memang tak bisa bersama lagi, ang

Pluto yang Rindu Matahari

Rasa ini tanpa sebab, tanpa mula, tanpa nama, dan tanpa akhir. Aku tak tau dan benar-benar tak tau, padahal aku belum pernah melihatmu selain màta kita yang berpapasan melalui mimpi kala itu. Kala itu senja sedang menanti malam, mega memperindah langit dengan jingganya. Mata itu sekilas terlihat namun amat bercahaya, dan sayang sekali begitu cepat menghilangnya. Tatapannya yang sekilas itu mampu membius bagaikan zat aditif, membuatku jadi tak realistis hingga tak tau mana yang fakta dan mana yang fiktif. Senja membuatku gelagapan, karena perlahan-lahan ia menghilang. Padahal aku sedang mencari mata itu namun tiba-tiba gelap. Namun mata itu masih terbayang, mata cokelat bundar yang mampu membiusku, membuatku tak mampu berkata-kata kala itu. Mata yang aku ingin dipandandanginya setiap waktu, dengan lekat, penuh hasrat serta cinta. Aku sungguh terheran-heran, apakah mata itu adalah mata penghipnotis hingga kini aku tidak dapat melupakan tatapannya dengan lekat. Aku suka tatapanny

Beberapa Jam Setelah Kepergianmu

Teruntuk pria tak tau diri yang kucintai Baru beberapa jam ketika kau pergi dengan alasan yang tak dapat kumengerti. Munafik! Bangsat! Bajingan! Tak tau diri! Segala macam sumpah serapah serta makian sudah kulontarkan namun tetap saja tak membuat segalanya lebih baik. Hatiku sakit, tidak berdarah memang tapi lebih parah dari pada berdarah, sepertinya sudah busuk ! Air mataku bahkan hampir habis, rasanya perih seperti sebentar lagi kemarau. Mengapa kau sejahat ini Tuan tak tau diri ! Aku fikir kau datang seperti biasanya tanpa memberi kabar karena ingin mengejutkanku. Ya memang benar-benar mengejutkan! Selamat anda berhasil mengejutkan wanita super bodoh ini. Datang jauh-jauh menemuiku hanya untuk mengakhiri hubungan kita, hanya untuk bilang sudah tak ada lagi rasa sayang, hanya ingin bilang tak ingin lagi melanjutkan segalanya. Ada otak tidak kau Tuan ! Astaga aku rasa memang kau sudah tak punya hati lagi. Setelah semuanya, kini sampai pada kenyataannya, ketakutanku terwujud,

Jangan Tanya Lagi !!

Untuk kalian yang tidak tau apa-apa tapi banyak bicara ! Jangan tanya dia ! Jangan tanya lagi tentang hidupnya, siapàpun yang membaca tolonglah mengerti. Jangan tanyakan tentang keluarganya ataupun segala hal yang bersangkutan dengan itu. Jangan tanya tentang kisah cintanya juga hal yang sama bersangkutannya oleh perasaan. Jangan pula tanya tentang perasaannya mengenai bahagia atau tidaknya dia. Serta jangan tanya apa yang dimilikinya. Hal-hal itu tidak perlu diperjelas lagi, ataupun diulang kembali pembicaraan mengenainya. Semua sudah jelas adanya. Tak ada hal baik dalam hidupnya. Segala yang dialaminya tak ada yang membuatnya merasa bahagia. Hidupnya sudah hampa, hancur sejak lama. Tak ada yang menarik selain rentetan kisah sedih yang ia punya. Sudahlah.. aku bilang jangan lagi dibicarakan. Lagi pula apa yang ingin kalian dengar dari mulutnya! Jangan buat ia terus bersedih dengan pertanyaan kaluan yang mencekik hatiñya itu. Ia tertekan hanya dengan memikirkan apa yang ha

Lagi, Lagi, dan Lagi~

Lagi, lagi, dan lagi wanita itu dibuat risau oleh perasaan nya. Bahkan angin yang bertiup pun tàk dapat mengerti hal itu. Hanya saja ia tau pasti, bukankah jika masalah pasangan Tuhan akan memberikan pasangan yang baik untuk orang yang baik begitu pula sebaliknya. Lalu, kini apa masalah bagi dirinya?? Pria yang dicintainya kini difikirnya mulai meragukannya setelah tau banyak hal mengenai dirinya. Ia hanya berfikir apa hak pria itu meragukan dirinya, bukankah jika Tuhan telah menyandinģkan berarti memang sudah ada takdirnya tersendiri. Mengapa pria itu tak berfikir, berkaca, dan mengintropeksi dirinya sendiri. Apakah ia sudah begitu baik dan sempurnanya hingga pria itu bersikap tidak adil kepada wanitanya. Tuhan, wanita itu sadar dirinya memang jauh dari kata baik tapi terbersit dalam hatinya ia selalu ingin merubah dirinya menjadi sosok yang lebih baik, bahkan suàtu waktu sebelum masa kini ia pernah meninggalkan pria yang amat dicintainya hanya karena ingin benar-benar merubah d

Wanita Yang Terselimuti oleh Ketakutan

Beberapa malam ini tidurku terganggu, aku selalu terjaga sampai larut walaupun mataku sudah lelah terbuka. Banyak yang mengganggu fikiranku tapi aku sendiri tak tau pasti apa itu. Rasanya amat membuat tak nyaman, hatiku amat gelisah dan aku ketakutan. Entah mengapa rasanya membuatku sedih dan ingin menangis. Khawatir, mungkin dapat kukatakan seperti itu. Tapi aku sendiri tak mengerti apa yang ku khawatirkan. Aku memang selalu terbawa oleh perasaanku dan suka terlarut oleh perasaanku sendiri. Tapi yang paling membuatku sedih, mengapa disaat seperti ini tak ada yang menenangkanku. Aku sendirian, aku butuh seseorang untuk terus menemaniku dalam kegelisahan ini, aku butuh seseorang yang mengerti segala kekhawatiranku ini. Atau aku butuh semacam teman bicara, atau juga aku butuh seseorang yang bersedia menggenggam erat tanganku disela jemari hangatnya, atau bisa juga seseorang yang membawaku dalam dekapan peluk hangatnya, atau semacam kecupan manis dikeningku yang dapat membuat diri

Gerimis Sore Menghapus Debu ~

Gerimis sore ini menghapus debu jalanan yang memang sejak tadi bertiup setiap kali ada pengguna jalan lewat. Langit menangis tapi langit tidak gelap, jingga yang mewarnai awan menghiasi langit begitu indahnya apalagi ketika jingga itu terlihat samar dari balik pepohonan dan membentuk bayangan siluet indah dari balik pohon itu. Sekali lagi terasa miris, hatiku teriris dan aku menangis. Pernyataan yang barusan kudengar seperti tak dapat kupercaya. Mengapa demikian mengapa baru terlontar sekarang setelah segalanya sudah terjadi dan terlalui begitu banyak. Aku terluka, kecewa iya. Mengapa kau bilang rasa itu telah berkurang disaat rasaku kini amat begitu besar. Aku tau aku pun mengecewakanmu tapi bukankah kita dikondisi yang sama. Maaf jika aku merusak harapan besarmu padaku, tp bukankah aku dpt menerima segala hal yang serupa yang kau lakukan itu. Jadi apa bedanya kita?? Apa salah satu alasannya karena kondisi keluargaku, iya. Aku tau jika kau waras pasti kau aÄ·an berpikir dua kali u

Air Mata Kecewa Karenamu

Dadaku amat sesak seperti terhimpit batu besar dikedua sisinya. Pipiku panas dan terasa basah disekitar pelupuk mataku seperti ada sesuatu yang menggenang. Dan diluar turun hujan padahal tadi siang matahari bersinar begitu terik, ini hujan pertama yang turun setelah kemarau panjang melanda bumi. Oh Tuhan aku memang meyakini bahwa tidak akan turun hujan sampai rasa rapuh datang, tapi kenapa harus malam ini buliran air itu turun dari langit. Apakah sebegitu rapuhnya aku ?? Sepertinya amat menyedihkan melihat kondisiku saat ini. Ah air yang menggenangi pelupuk mataku tumpah ruah, kelopak sayuku tak lagi kuasa membendungnya. Astaga apakah aku menangis?? Ah ya aku memang sedang terisak dan hatiku merasa tersakiti. Percakapan barusan begitu mengejutkanku. Ini pertama kalinya aku menangis karenanya setelah aku benar-benar cinta. Dan tadi perkataannya begitu menyayat hatiku. Tak kusangka ia dapat berbicara padaku dengan nada setinggi itu padahal beberapa saat sebelumnya aku benar-benar re

Ancaman untukmu Sayang ♡

Heyy Tuan, aku harap kau tidak akan pergi setelah beberapa waktu yang kita lalui bersama. Belum cukup lama namun juga kurasa tidak cukup sebentar kebersamaan yang tlah kita lalui ini. Salah siapa ditengah kebersamaan yang kau ciptakan ini aku mulai terbiasa olehmu. Hampir setahun sejak perkenalan kita namun baru beberapa bulan sejak kita menjalin hubungan ini, kau membuat duniaku berbeda selama itu. Hey Tuan, aku fikir kita tidak akan sejauh ini. Bukankah pada awalnya kita hanya saling bercanda melalui pesan di blackberry mesengger. Lalu kau memulai dengan percakapan diujung telepon yang sampai sekarang menjadi rutinitas kita pada waktu senggang. Awas saja jika kau berani pergi dan meninggalkanku saat sedang cinta-cintanya seperti ini. Awas saja jika kau tega membuatku menangis semalam suntuk hanya untuk pergi tanpa lambaian tangan. Entah aku bodoh atau apa, kau tahu tuan aku sudah terpedaya olehmu, dimabukkan dengan cintamu. Bahkan tiap malam ditidurku wajahmu yang tampan selalu

Skenario !

Malam makin pekat, tak ada suara yang mengiringi malam sepi ini. Hanya detik jam dinding dan suara detak jantungku yang ritmenya seperti saling mengejar terdengar dengan jelas, hanya saja detakan jantung ini lebih cepat dari pada ritme jam dinding yang tergantung di atas pintu kamarku. Aksen merah muda dengan degradasi ungu yang menghiasi tembok kamarku tak terlihat sama sekali, tak ada cahaya disini karena aku sengaja mematikan lampunya sejak awal masuk ke kamarku ini. Udara terasa dingin sekali, aku merasa tertusuk dibagian tulangku oleh bekunya oksigen yang mengelilingi tubuhku. Bahkan bedcover  kesayanganku yang berhiaskan motif bunga mawar yang berwarna ungu tak lagi fungsional saat ini. Tubuhku menggigil hebat, kupeluk erat Teddy Bear Purple milikku untuk mengurangi getaran tubuh ini. Namun ulu hatiku seperti tercekik setiap kali aku mempererat pelukan ini. Sesak, sedari tadi dadaku sesak entah karena dingin atau karena beban hati yang menumpuk tinggi. Entah mengapa, hanya

Tolong! Jangan Datang Lagi

Sekalipun ia ingin.. Toloong !!!!! Jangan pernah datang lagi dalam mimpinya, apalagi dalam kehidupan nyatanya. Aku tahu dia pernah punya kehidupan denganmu, aku tahu bagaimana kisah indah dibalik skenario masalalu kalian, dan aku tahu segalanya memang sulit untuk dilupakan baginya juga bagimu. Tapi bukankah segalanya yang indah itu telah berlalu, hal-hal itu kini hanya tinggal kenangan. Aku tak pernah mempermasalahkan masalalu kalian, hanya saja biarkan sekarang ia menjalani hidupnya yang baru bersamaku, biarkan ia membangun kenangan yang baru dan menutup kisah kalian bersamaku. Biarkan aku menjalani waktu bersamanya tanpa hitungan yang pasti, biarkan kami melalui segalanya tanpa gangguan kecil darimu. Aku tidak takut jika ia berpaling, karena aku tahu ia tak akan melakukannya. Hanya jangan panggil ia untuk lagi menengok kebelakang untuk mengenang kembali masalalu kalian. Dia sudah cukup berhasil untuk melupakanmu, ia sudah mulai mencintaiku walaupun awalnya aku tahu bahwa hanya

Hanya Rindu Mereka (orang-orang yang katanya sahabat )

Lalu??? Kini tanpa bisa berkata-kata, hati merasa sedih seperti kehilangan sesuatu yang sangat berarti. Entah seperti atau memang sudah hilang, sesuatu yang dirasakan terenggut, menjauh secara perlahan. Aku merasa sepi , dan kini benar-benar merasa terasingkan. Dunia seakan tak berpihak. Mereka kemanakah??? Orang-orang yang katanya sahabatku itu? Mengapa tak ada yang kurasakan kehadirannya. Mereka pergi , menjauh, berpaling,  atau mereka direnggut? ? Aku tak ingin terlalu melankolis namun aku begitu tak berdaya nya Tak mengerti mengapa orang-orang yang terkadang bersikap lebih dari kekasih itu berubah sedemikian rupa. Aku hanya merasa sedih, kehilangan tanpa tahu apa sebabnya. Aku tahu mungkin hanya aku diantara mereka yang memikirkan hal ini secara berlebihan, hanya saja aku merindukan mereka. Mereka yang tulus tanpa menggunakan topeng. Bukan mereka yang raganya tetap dekat namun jiwanya sudah tak bersahabat. Aku merasa tawa kalian berbeda. Apa yang salah diantara kita?