Heyy.. selamat hari menetas. Terimakasih untuk satu mangkuk mie ayam nya sore ini.
Peluhku berjatuhan dan bajuku bagian belakang mulai basah oleh keringat, kutatap matahari yang tepat berada diatasku, ah membuat mataku menyipit, pantas saja udara begitu terik dan panas, kulihat jam dilenganku ternyata tepat pukul 12:00.
Kutengok kearah belakang masih tak kujumpai seseorang yang kutunggu, malah debu jalanan yang menyapaku.
Ponselku berdering, ternyata aku menunggu ditempat yang salah, ah sialnya.
Jika bukan untuk bertemu denganmu mungkin aku sudah amat kesal, rindu menghilangkan keluhku. Temu yang kuharapkan akhirnya tersampaikan, bahagia amat kurasa, namun antusiasku tetap kutahan dengan tidak meluapkan rindu yang meledak-ledak.
Tetaplah seperti itu sahabat, kulihat raut lelah dalam wajahmu namun engkau masih tetap tersenyum.
Hampir tiga tahun perkenalan kita terimakasih kau menjadi sosok yang dapat mengerti taraf keegoisanku sebagai seorang teman.
Masa yang kulalui tanpamu seusai berpisahnya kita sebagai teman satu meja dan satu bangku begitu penuh cerita. Berbeda dulu kala aku mulai lelah dengan permasalahan hidup masa remaja ku yang tidak amat penting, ada sosokmu yang mau mendengarkan pahit manis ceritaku.
Aku begitu merindukan masa-masa itu kawan. Begitu rindu walau dengan perdebatan antara kita.
Kini bertambah usiamu, dewasalah sayang, aku tahu terkadang kau lelah menghadapi hidup yang penuh ketidakadilan ini, sama seperti yang aku rasa. Namun kuharap kau tidak pernah menyerah dalam kondisi apapun, kehidupan yang sulit bukanlah salahmu tapi itu takdir Tuhan, aku percaya kau dapat melewatinya.
Dimataku kau sosok yang begitu kukagumi dengan semangat dan kerja kerasmu, kau adalah salah satu wanita terhebat yang kutahu dalam hidupku.
Aku percaya ada rencana Tuhan yang baik untukmu kelak, walau tak kau dapat sekarang pasti tuhan akan memberikannya nanti untukmu dengan memperhitungkan lelahmu.
Tetaplah bertahan sampai saat itu tiba teman, jangan lemah, tetaplah kuat, jangan lunturkan semangatmu yang pernah kukagumi itu.
Bukankah kita percaya semua akan indah pada waktunya.
Maaf tak ada yang dapat kuberikan padamu dihari bahagiamu ini, hanya sepanjat doa serta ucapan lewat tulisan tak berarti ini yang kupunya untukmu, teman terbaikku.
Peluhku berjatuhan dan bajuku bagian belakang mulai basah oleh keringat, kutatap matahari yang tepat berada diatasku, ah membuat mataku menyipit, pantas saja udara begitu terik dan panas, kulihat jam dilenganku ternyata tepat pukul 12:00.
Kutengok kearah belakang masih tak kujumpai seseorang yang kutunggu, malah debu jalanan yang menyapaku.
Ponselku berdering, ternyata aku menunggu ditempat yang salah, ah sialnya.
Jika bukan untuk bertemu denganmu mungkin aku sudah amat kesal, rindu menghilangkan keluhku. Temu yang kuharapkan akhirnya tersampaikan, bahagia amat kurasa, namun antusiasku tetap kutahan dengan tidak meluapkan rindu yang meledak-ledak.
Tetaplah seperti itu sahabat, kulihat raut lelah dalam wajahmu namun engkau masih tetap tersenyum.
Hampir tiga tahun perkenalan kita terimakasih kau menjadi sosok yang dapat mengerti taraf keegoisanku sebagai seorang teman.
Masa yang kulalui tanpamu seusai berpisahnya kita sebagai teman satu meja dan satu bangku begitu penuh cerita. Berbeda dulu kala aku mulai lelah dengan permasalahan hidup masa remaja ku yang tidak amat penting, ada sosokmu yang mau mendengarkan pahit manis ceritaku.
Aku begitu merindukan masa-masa itu kawan. Begitu rindu walau dengan perdebatan antara kita.
Kini bertambah usiamu, dewasalah sayang, aku tahu terkadang kau lelah menghadapi hidup yang penuh ketidakadilan ini, sama seperti yang aku rasa. Namun kuharap kau tidak pernah menyerah dalam kondisi apapun, kehidupan yang sulit bukanlah salahmu tapi itu takdir Tuhan, aku percaya kau dapat melewatinya.
Dimataku kau sosok yang begitu kukagumi dengan semangat dan kerja kerasmu, kau adalah salah satu wanita terhebat yang kutahu dalam hidupku.
Aku percaya ada rencana Tuhan yang baik untukmu kelak, walau tak kau dapat sekarang pasti tuhan akan memberikannya nanti untukmu dengan memperhitungkan lelahmu.
Tetaplah bertahan sampai saat itu tiba teman, jangan lemah, tetaplah kuat, jangan lunturkan semangatmu yang pernah kukagumi itu.
Bukankah kita percaya semua akan indah pada waktunya.
Maaf tak ada yang dapat kuberikan padamu dihari bahagiamu ini, hanya sepanjat doa serta ucapan lewat tulisan tak berarti ini yang kupunya untukmu, teman terbaikku.
Komentar
Posting Komentar