Hujan sore tadi menemaninya pulang, tak ada kamu, tak ada pula dia "kekasihnya". Aku tau dia sengaja pulang disaat hujan belum sepenuhnya reda, aku tau dia suka berjalan dibawah langit yang basah. Aku sama sepertinya, sama-sama suka hujan, suka aroma debu yang mengubar saat hujan turun dengan deras secara tiba-tiba. Tidak dingin menurutnya, yah aku tau karena hatinya lebih dingin dari tubuhnya yang basah itu. Sambil berjalan ia menengadahkan tangannya, untuk menampung air yang jatuh dari semesta, ia suka memandangi air yang mengalir melalui celah-celah jarinya, sama halnya seperti ia suka memandangimu "ketidakmungkinan yang masih ia semogakan". Hatinya sedang sakit, bukan lidahnya yang bicara, tapi tatap matanya menyiratkan itu. Banyak hal yang harus ia lalui walaupun itu sulit "sesungguhnya ia butuh semangat darimu". Aku tau, sulit baginya untuk meniadakan kamu, walau dari celah tersempit di bagian hatinya. Itu yang lebih sulit, karena kamu tersemb
Abadilah dalam tulisanku