Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Sedang Candu ~

Memandang langit yang kosong tanpa bintang aku berharap hujan segera tiba,  ada sesuatu yang kurindukan dari setiap titik air yang turun dari langit itu,  bulirnya sama seperti derai air asin yang bergulir dari kelopak mata yang sedari dulu sayu ini. Mata pembohong! Rasanya ingin sekali berteriak pada dunia tentang derita nestapa yang begitu menyedihkan  ini. Langit masih kosong,  tapi hujan tak juga segera tiba. Aku masih kalut sampai berlarut-larut.  Pergi, ingin pergi saja rasanya,  menghampiri hujan. Agar tak ada rasa yang salah lagi,  agar tak ada derai yang ku usap sendiri,  agar tak ada rindu yang kurasa lagi,  agar tak ada perih yang kuderita ini,  agar tak ada hati yang tersakiti,  agar tak ada pengabaian ini,  agar tak ada cinta yang tak kumengerti. Sesal,  salah,  aku yang hadapi sendiri.  Selalu jadi tersangka dalam skenario ini. Lagi,  sekali lagi segalanya jadi terasa tak adil lagi. Aku harus apa kalau lagi-lagi aku yang disalahkan,  aku ini apa??  Korban yang dijad

Jangan hilang diujung jalan

Ketika aku tak tau harus melangkah kemana Aku takut hanya akana berputar-putar disini, takut menghadapi kenyataan yang mungkin akan lebih pahit dari ini Dulu aku pernah lebih kuat dari ini, lebih hebat dari yang kamu tahu, tapi kini aku lemah. Bahumu yang membuatku lemah, bahumu yang selalu jadi tempat bersandarku itu membuatku dalam kondisi baik kemarin. Tapi aku takut jika harus terbiasa dengan bahumu itu, aku takut jika bahu itu nanti enggan kusandari lagi, aku takut jika bahu itu menghilang dari pandangan diujung jalan dan takkan pernah kembali. Kamu yang membuatku terbiasa dengan segalanya, aku hanya ingin minta tolong, jangan lakukan itu jika kebiasan yang membuatku merasa nyaman itu tidak akan sampai akhir. Aku tak akan sanggup menghadapi kenyataan yang kuyakin akan lebih pahit nantinya itu. Kalau sekarang aku kira masih bisa, untuk kembali seperti dulu, berdiri tegak tanpa topangan bahumu, tapi aku takut kaku, aku yakin hidupku akan jadi lebih keras dari bat

Cuman Takut

Ketika Cinta menjadi lemah... Aku tak tau lagi siapa diriku, yang aku tau hanya dirimu. Yang ada hanya bayang-bayang ilusi mengenai permainan hati. Aku disini malah jadi begini dan terasa sendiri. Angin pergi begitu saja, hanya lewat sekejap menerpa tubuh dan meninggalkan sisa bekasnya, yaitu rasa dingin. Aku kedingininan, tubuhku gemetaran, amarah merasuk begitu saja menguasai hati yang kosong tadi. Aku yang katanya hanya mau dimengerti, sudah tak berharap itu lagi, karena nyatanya kini aku tetap tak tau diri karena merasa pengertian itu tak dengan hati. Aku sedang berdiri, menepi agar tak menghalangi, aku takut kamu jadi susah lewat karenaku, aku tau diri lagi, aku tak mau jadi duri, apa lagi untuk yang kucintai. Biar saja aku tetap disini, hanya ditepi. Aku takut ditengah jalan, takut dengan padatnya lalu lintas yang kau lewati, aku hanya ingin memandangi dari sini, barangkali kau bertemu peri. Aku sedang berfikir di sore hari yang rindu akan mentari, sedang memikirkan betapa

Rindu Luar Biasanya Kamu, Mas!

Hai, mas yang luar biasa.... Aku sedang menunggu hujan sambil menatap langit yang hitamnya pekat, gelap tanpa cahaha bintang juga pancaran bulan. Aku lelah, sore tadi habis melewati jalanan yang macet seorang diri, aku diserbu debu juga asap, aku pun dibuat pusing oleh bisingnya klakson kendaraan lain disekitar. Mas, aku lelah sekali Aku sedang berada diruang yang namanya titik jenuh. Dulu aku pernah seperti ini mas, di titik dimana tak tau harus berbuat apa. Aku seperti sedang bermusuhan dengan diriku sendiri mas. Kamu tau kan rasanya itu seperti lagu kamu mas yang liriknya gini "fikiranku tak dapatku mengerti kaki dikepala kepala dikaki". Mas, aku kalut. Aku butuh kamu mas disini, kenapa kamu gak semangatin aku. Mas, aku rindu.. Rindu nonton konser kamu sambil loncat-loncat tunggu kamu bilang "kalian luar biasa" , walaupun aku maunya kamu bilang cuman aku yang luar biasa. Iya aku kan emang luar biasa mas, luar biasa cengeng dan gampang meweknya, luar bia

Kamu Bintang ??

Heyyyy... Walaupun hanya setitik partikel debu, tapi terasa bagaikan 10juta tahun cahaya yang bersinar. Selamat malam wanita yang hatinya sedang dimana saja, semoga hati itu akan berlabuh ditempat yang tepat, "dihatiku misalnya". Aku sedang menatap langit yang bertabur bintang sebagai sosok pria kesepian seperti di film yang terakhir kita tonton bersama, "waktu itu". Aku rindu kamu, bintang-bintang itu mungkin salah satunya kamu, aku yakin kamu yang itu, "yang paling bercahaya". Kamu yang entah dimana, terimakasih karenamu jantungku masih berdetak sampai saat ini, meskipun karenanya kamu jadi tak punya jantung, bodoh sekali kamu, "wahai jantung hatiku". Aku benci saat ini harus berdebar karena rindu kamu, jantung ini membuatku bersalah dengan teramat sangat. Andai kamu tak terlalu cinta, pasti saat ini kamu yang sedang menatap bintang, "bukan aku". Heyy.. kamu, "wanita yang jantungnya jadi milikku",  terimakasih karena

Aku Debu Jalanan

Aku ingin menjadi bongkahan batu berlian walaupun kini aku hanyalah butiran debu jalanan yang akan hilang saat tersapu hujan. Aku ini apa?? Hanya debu yang bergerak kesana kemari mengikuti hembusan angin, bagaikan hama yang tanpa pestisida tak bisa mati, mirip parasit yang hanya menumpang makan pada tumbuhan lain, merebut sari pati tanpa punya hati. Aku takut pada pemangsa, karena aku tak kuat seperti predator lain, aku payah. Aku terlalu melankolis, terlalu memperkeruh suasana hati dengan menganggap kenyataan yang ada terlalu menyedihkan. Aku ingin berontak tapi aku takut dibilang tak tau diri lagi. Aku ingin marah tapi terkadang mereka terlalu murah hati, akunya saja yang lagi-lagi tak tau diri. Aku ingin pergi tapi aku tak punya tujuan, aku takut malu jika nanti kembali, lagi-lagi aku akan dibilang tak tau diri. Aku ingin kabur tapi takut tak ada yang akan menghibur. Lalu aku bolehnya apa??  Lalu aku bisanya apa?? Aku ingin menangis saja rasanya, itu hal menyedihkan yang pali