Memandang langit yang kosong tanpa bintang aku berharap hujan segera tiba, ada sesuatu yang kurindukan dari setiap titik air yang turun dari langit itu, bulirnya sama seperti derai air asin yang bergulir dari kelopak mata yang sedari dulu sayu ini. Mata pembohong! Rasanya ingin sekali berteriak pada dunia tentang derita nestapa yang begitu menyedihkan ini. Langit masih kosong, tapi hujan tak juga segera tiba. Aku masih kalut sampai berlarut-larut. Pergi, ingin pergi saja rasanya, menghampiri hujan. Agar tak ada rasa yang salah lagi, agar tak ada derai yang ku usap sendiri, agar tak ada rindu yang kurasa lagi, agar tak ada perih yang kuderita ini, agar tak ada hati yang tersakiti, agar tak ada pengabaian ini, agar tak ada cinta yang tak kumengerti. Sesal, salah, aku yang hadapi sendiri. Selalu jadi tersangka dalam skenario ini. Lagi, sekali lagi segalanya jadi terasa tak adil lagi. Aku harus apa kalau lagi-lagi aku yang disalahkan, aku ini apa?? Korban yang dijad
Abadilah dalam tulisanku