Langsung ke konten utama

Kamu Bintang ??

Heyyyy...
Walaupun hanya setitik partikel debu, tapi terasa bagaikan 10juta tahun cahaya yang bersinar.

Selamat malam wanita yang hatinya sedang dimana saja, semoga hati itu akan berlabuh ditempat yang tepat, "dihatiku misalnya".
Aku sedang menatap langit yang bertabur bintang sebagai sosok pria kesepian seperti di film yang terakhir kita tonton bersama, "waktu itu".
Aku rindu kamu, bintang-bintang itu mungkin salah satunya kamu, aku yakin kamu yang itu, "yang paling bercahaya".
Kamu yang entah dimana, terimakasih karenamu jantungku masih berdetak sampai saat ini, meskipun karenanya kamu jadi tak punya jantung, bodoh sekali kamu, "wahai jantung hatiku".
Aku benci saat ini harus berdebar karena rindu kamu, jantung ini membuatku bersalah dengan teramat sangat. Andai kamu tak terlalu cinta, pasti saat ini kamu yang sedang menatap bintang, "bukan aku".
Heyy.. kamu, "wanita yang jantungnya jadi milikku", terimakasih karenamu aku makin menderita, aku merana dibawah cahaya bintang yang paling terang "mungkin kamu", aku ingin jantung ini jadi milikmu saja. Aku harus apa jika jantung ini terus berdebar karena rindu kamu, sedangkan aku tau rindu ini melarangku untuk berharap temu.
Harusnya biar saja jantung ini tetap milikmu, aku tak apa jadi bintang asal kamu tetap berdebar, berdebar saat menatap bintang, "aku".
Mengapa kamu menyiksaku begini, aku takut berdebar di dunia yang kulalui sendiri "tanpamu". Aku ingin disampingmu "dilangit sana".
Maaf aku terlalu melankolis, biasanya tak begini, apa karena jantung ini rasanya masih milikmu??  Apa kamu tau rasanya juga jadi aku ?? Apa kamu tau rinduku yang tadi kutitipkan pada hamparan bintang di angkasa??  "semoga saja".
Oh kamu, wahai wanita yang selalu berkeliaran dimana saja dari setiap sudut pandanganku, mengapa menghilang begitu saja, mengapa pergi tanpa pamit atau bahkan lambaian tangan. Kita bahkan belum menatap kembang api dilangit tahun baru bersamaan.
Kamu dimana??  Aku ingin menyusulmu saja "ketempatmu sana" agar kita bisa beristirahat bersama.
Aku lelah berjalan-jalan di dunia yang rasanya kosong tanpamu, apalagi disetiap detik ketika jantung ini berdebar, aku merasa debaran itu malah menyayat hatiku makin dalam, debaran itu seperti bom yang sebentar lagi siap meledak kapan saja, apa lagi saat aku rindu kamu.
Kamu dimana??
Aku sedang ditengah jalan yang sepi, berharap lalulintas segera padat, agar aku akan cepat sampai menghampirimu disana, "ditempat yang entah nirwana atau neraka".


Salam rinduku.
Pria yang ingin melihat kembang api tahun baru bersamamu 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...