Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

menginginkanmu begitu menyesakkan

Aku yakin kelak tiap dari kita akan bahagia, meski jalannya kearah yang berbeda. Aku tak tau kemana, dan kamu pasti kembali padanya. Aku bukan jalang yang tak tau diri, aku tak tau kalau menginginkanmu semenyesakkan ini, aku kalah mutlak-lagi. Aku bingung harus apa, aku terjebak oleh pikiranku sendiri, kini bukan hanya bahagiaku yang jadi prioritasku, tapi bahagiamu, juga kekasihmu. Ini begitu menyiksaku, rasanya aku ingin bilang "kembalilah pada kekasihmu" tapi aku juga mencintaimu. Aku takut kembali ke dunia nyata, yg mana kamu memang miliknya, dan aku hadir diantara kalian entah bermaksud apa, yang kutau aku ingin kamu. Tapi hati nuraniku terluka, aku tau kekasihmu begitu mencintaimu, dan aku tau kalian saling cinta, aku tau dia lebih memahamimu dari pada aku, dia lebih mengenalmu jauh dari ini, dia lebih pantas dariku dalam seegala hal. Sedangkan aku apa?  Aku hanya wanita tak tau diri yang tiba-tiba nyaman oleh perlakuanmu kemudian sayang hingga ingin memilikimu, l

"kenyataannya"

Pertanyaannya adalah menyakiti atau mempermainkan?? Pilih saja satu, toh aku yang mempersilahkan, tak perlu merasa bersalah, aku sudah tau kau tak punya perasaan. Kenapa harus kecewa??  dari awal kita hanya sebatas teman, aku saja yang berekspetasi terlalu tinggi kalau taruhan itu serius. Jalani saja nyamanmu, jangan hiraukan pintaku untuk -jangan pergi. Aku akan tetap disini, tidak pergi dan tidak pula kemana-mana, aku hanya akan memperhatikanmu yang semakin lama semakin memudar. Dari awal menyukaimu adalah suatu kejutan untukku, ini terjadi begitu saja tanpa direncanakan, dan aku tak mengerti hal itu. Aku sedang mencoba berdamai dengan hatiku, untuk sadar pada kenyataan ini dan tidak terpaku pada ego yang tak seharusnya. Hatiku tak bisa terima bahwa kemungkinan kehilangan teman berdialog yang menyenangkan sepertimu adalah patah hati yang amat besar. Hatiku pun tak bisa terima bahwa kemungkinan kehilangan pendengar yang baik sepertimu adalah luka parah. Tapi aku lebih kuat da

"ketidakberdayaan"

hujan menghampiriku saat sendiri, hujan yang menyedihkan menemaniku yang sedang tidak baik-baik saja. entah mengapa rasanya begitu resah, suasana hujan makin membuat keadaan jadi melankolis. aku benci situasi yang seperti ini, terlalu dingin untuk kurasakan sendiri. aku tidak mengerti apa sebab yang pasti dari resah ini, yang jelas aku ingin terus menulis tanpa titik. hanya saja tak akan jadi kalimat yang indah jika tanpa tanda baca. tapi aku tidak suka tanda titik, aku tak suka kamu berkata titik, titik bagiku adalah sebuah akhir, hanya ada cerita yang berbeda setelah titik, dan aku tak mau kita berakhir tanpa memulainya. aku tau kita adalah kesalahan, atau lebih tepatnya aku yang salah bukan kamu. hanya saja aku terlanjur jatuh, aku terlanjur ingin kamu, yang jelas aku candu kamu. aku hampir hilang akal sehat jika memikirkan tentangmu, banyak hal yang kutakuti yang tak akan pernah kamu pahami. katamu tak ada yang bisa disalahkan jika itu perihal perasaan, tapi bagaimana jik

"ketidakmungkinan"

aku yang akan ikuti aturan mainmu "kita bahagia dalam rahasia". lagi pula dari awal segalanya sudah terserah kamu, aku tak pernah berdaya oleh hal itu. dan lagi seperti ini, aku yang kalah dan kamu yang menang, aku terlanjur jatuhkan perasaanku pada permainan ini, sedangkan kamu tidak, hingga aku kalah mutlak bahkan sebelum memberikan perlawanan. sial sekali kurasa, aku terjebak diantara percakapan kita yang makin hari makin intens dimalam yang terlalu larut, ditengah obrolan yang entah kemana arahnya, ternyata nyaman adalah ujungnya. aku tak tau bagaimana perasaanmu, aku tak pernah mau ambil pusing karena firasatku buruk akan hal itu, intinya biar saja kunikmati ini secara bahagia. aku tau ini salah, aku tau ini tidak akan berujung indah, hanya saja hatiku ingin kamu lebih dari ini meski aku tau pasti segalanya adalah suatu ketidakmungkinan yang nyata. aku bukan wanita jahat, aku tau benar bagaimana perasaan kekasihmu, hanya saja apa dayaku yang juga butuh kamu. aku

Aku Patah

Aku masih percaya, bahwa segalanya hanyalah cara tuhan untuk mengujiku. Aku pun masih percaya bawa segalanya akan utuh lagi, akan pulih lagi, akan baik lagi, aku tau kalau semua sakit butuh proses untuk sembuh, termasuk soal hati, aku pun tau kalau semua yang jatuh butuh proses untuk bangkit, termasuk soal hati. Kini yang kusesali adalah waktu, pertemuan, perkenalan, dan segala hal yang kusebut kenangan. Darimu yang kuanggap tak tau diri, aku belajar untuk tidak lagi terlalu mempercayai, untuk tidak lagi bersedia dibodohi, untuk tidak lagi terlalu memakai hati. Entah sampai kapan aku hanya ingin seperti ini, sendiri berlari mengejar angin, sendiri menangis dibawah hujan, sendiri terisak di pekat yang gelap, sendiri menerobos masa sulit yang takkan pernah kamu mengerti. Tidak menangis bukan berarti aku tak sedih, hanya saja sesak ini menahan tangisku. Bukan hanya benci, namun lebih dari itu kecewa ini terlalu dalam. Tidak hanya karena kau pergi tanpa pamit, tidak hanya karena kau

kamu tolol!

ini terlalu sulit untuk kulampaui, bukan bermaksud menyerah pada keadaan, hanya saja segalanya terlalu kacau balau -bagiku. tak perlu aku jelaskan seperti apa rasanya karena kamu tak akan pernah bisa mengerti! bisa dibayangkan saja rasanya jika kamu diselimuti oleh asap, sesak bukan?? seperti itu kira-kira rasa hatiku. air mataku saja sudah kering, hingga rasanya semua ini memang tak patut untut ditangisi. ini bukan soal kamu, bajingan menjijikan! ini soal hidupku, hanya saja sialnya kamu  memperburuk segalanya dengan hadir sebagai orang yang tak tau diri. dan kurasa km memang sengaja dihadirkan oleh tuhan untuk lebih mengujiku. tak perlu repot-repot menyakitiku, karena hal seperti itu sudah kuanggap biasa, karena bukan hanya sekali ini aku bertemu pecundang sepertimu. kalau bajingan ya tetap saja bajingan, kalau pengecut ya tetap saja pengecut, entah aku harus menyebutmu apa, yang jelas aku menyesali segalanya tentangmu. pagi ini terlalu indah untuk dinodai segala hal tenta

Yah, rasanya sepi.

Hello Dad.. Apa kabar yah??  aku rindu, itu saja untuk saat ini, tak berani lebih untuk berharap dari rindu. Karena aku tau, pertemuan hanya akan menyakiti. Aku menulis ini hanya untuk menghibur hati, mengobati luka yang tidak pernah bisa sembuh. Yah, aku disini, apa kau tau aku sendiri. Sore tadi kulihat senja sambil berandai-andai ada senda gurau diantara kita. Aku merasa aneh, hubungan kita tidak sedekat orang tua dan anak pada umumnya, aku tau tak bisa menyalahkan keadaan, hanya saja sekarang aku ingin marah. Bukan dengan ayah, marah pada diri sendiri saja baiknya, aku tak ingin jadi durhaka. Yah, aku sedang berandai-andai lagi, andai aku denganmu, pasti ku tak peduli jika aku patah hati, jika aku disakiti lelaki, karena ku pikir masih ada ayah yang menjagaku. Namun tidak begitu, lalu ini salah siapa ?? Aku hanya sedang lelah dibuat oleh keadaan, bukan bermaksud marah pada ayah. Yah, aku rindu. Ingin hangat dekap pelukmu. Aku tidak tau kalau menjadi dewasa serumit ini