Aku yakin kelak tiap dari kita akan bahagia, meski jalannya kearah yang berbeda. Aku tak tau kemana, dan kamu pasti kembali padanya.
Aku bukan jalang yang tak tau diri, aku tak tau kalau menginginkanmu semenyesakkan ini, aku kalah mutlak-lagi.
Aku bingung harus apa, aku terjebak oleh pikiranku sendiri, kini bukan hanya bahagiaku yang jadi prioritasku, tapi bahagiamu, juga kekasihmu.
Ini begitu menyiksaku, rasanya aku ingin bilang "kembalilah pada kekasihmu" tapi aku juga mencintaimu.
Aku takut kembali ke dunia nyata, yg mana kamu memang miliknya, dan aku hadir diantara kalian entah bermaksud apa, yang kutau aku ingin kamu.
Tapi hati nuraniku terluka, aku tau kekasihmu begitu mencintaimu, dan aku tau kalian saling cinta, aku tau dia lebih memahamimu dari pada aku, dia lebih mengenalmu jauh dari ini, dia lebih pantas dariku dalam seegala hal. Sedangkan aku apa? Aku hanya wanita tak tau diri yang tiba-tiba nyaman oleh perlakuanmu kemudian sayang hingga ingin memilikimu, lalu mengambil separuh hatimu yang seutuhnya miliknya.
Apakah aku setega itu untuk tidak peduli dan tetap egois berada ditengah-tengah kalian.
Aku harus apa, kamu harus bilang. Aku tak bisa memikirkan ini sendiri, malam ini terlalu gelap untuk kulalui tanpamu.
Apa masih boleh ini dilanjutkan? Tak salahkah jika kita teruskan? Meski aku tau akan ada yang terluka nantinya, dan kuramal, aku lah yang akan terluka paling banyak.
Aku tak bisa, ini terlalu sulit. Aku dan nuraniku terlalu berlawanan, aku terlalu butuh kamu, aku tak ingin kamu pergi walau hanya selangkah, aku tak siap kehilangan segala hal tentangmu, pelukmu, dekapmu, genggamanmu, juga tatapanmu.
Aku suka kamu, setiap proses tentang kita, bagaimana awal dan apa yang terjadi, juga banyak cerita yang kita lakukan secara singkat, segalanya teramat berharga bagiku.
Mengapa kamu hadir untuk tak bisa kumiliki seutuhnya, hingga aku hanya dapat berandai-andai dan menyemogakan kita.
Lalu kini aku harus kemana, pergi atau tetap dipersembunyian dan bahagia dalam rahasia.
Aku tak tau arah dan ini sungguhan.
Aku bahkan terlalu berbahaya untukmu, dan perasaan yang kita punya terlalu berbahaya untuk hubunganmu dan kekasihmu.
Haruskah aku mengalah walaupun kenyataannya memang aku yang salah??
Namun bagaimana dengan bahagiaku sedangkan sekarang kamu adalah definisi dari bahagiaku!
Aku bukan jalang yang tak tau diri, aku tak tau kalau menginginkanmu semenyesakkan ini, aku kalah mutlak-lagi.
Aku bingung harus apa, aku terjebak oleh pikiranku sendiri, kini bukan hanya bahagiaku yang jadi prioritasku, tapi bahagiamu, juga kekasihmu.
Ini begitu menyiksaku, rasanya aku ingin bilang "kembalilah pada kekasihmu" tapi aku juga mencintaimu.
Aku takut kembali ke dunia nyata, yg mana kamu memang miliknya, dan aku hadir diantara kalian entah bermaksud apa, yang kutau aku ingin kamu.
Tapi hati nuraniku terluka, aku tau kekasihmu begitu mencintaimu, dan aku tau kalian saling cinta, aku tau dia lebih memahamimu dari pada aku, dia lebih mengenalmu jauh dari ini, dia lebih pantas dariku dalam seegala hal. Sedangkan aku apa? Aku hanya wanita tak tau diri yang tiba-tiba nyaman oleh perlakuanmu kemudian sayang hingga ingin memilikimu, lalu mengambil separuh hatimu yang seutuhnya miliknya.
Apakah aku setega itu untuk tidak peduli dan tetap egois berada ditengah-tengah kalian.
Aku harus apa, kamu harus bilang. Aku tak bisa memikirkan ini sendiri, malam ini terlalu gelap untuk kulalui tanpamu.
Apa masih boleh ini dilanjutkan? Tak salahkah jika kita teruskan? Meski aku tau akan ada yang terluka nantinya, dan kuramal, aku lah yang akan terluka paling banyak.
Aku tak bisa, ini terlalu sulit. Aku dan nuraniku terlalu berlawanan, aku terlalu butuh kamu, aku tak ingin kamu pergi walau hanya selangkah, aku tak siap kehilangan segala hal tentangmu, pelukmu, dekapmu, genggamanmu, juga tatapanmu.
Aku suka kamu, setiap proses tentang kita, bagaimana awal dan apa yang terjadi, juga banyak cerita yang kita lakukan secara singkat, segalanya teramat berharga bagiku.
Mengapa kamu hadir untuk tak bisa kumiliki seutuhnya, hingga aku hanya dapat berandai-andai dan menyemogakan kita.
Lalu kini aku harus kemana, pergi atau tetap dipersembunyian dan bahagia dalam rahasia.
Aku tak tau arah dan ini sungguhan.
Aku bahkan terlalu berbahaya untukmu, dan perasaan yang kita punya terlalu berbahaya untuk hubunganmu dan kekasihmu.
Haruskah aku mengalah walaupun kenyataannya memang aku yang salah??
Namun bagaimana dengan bahagiaku sedangkan sekarang kamu adalah definisi dari bahagiaku!
Komentar
Posting Komentar