Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Selimut Kabut

Sore berganti petang. Semburat jingga pun perlahan hilang, lengkungan sabit muncul dari balik mega, sungguh cakrawala indah yang bias dimata. Banyak waktu kuhabiskan bersama sore, merenungi diri yang tertarik sepi. Aku tidak lagi utuh tanpa harapan yang penuh. Namun fana, harapan tinggalah harapan, mimpi pun hanya jadi mimpi. Rasa takut memejamkan mata, sadar bahwa hidup hanyalah belenggu yang berjarak antara sore dan pagi. Tiba pada gulita, belum tersadar dari lamunan, jendela malam yang merebut kenangan, sungguh aku gigil ditelanjangi samudera. Bibir yang terkatup menahan pedih, mata yang terjaga menahan lirih, hati pun tak kuasa turut merintih, pada sunyi yang mengitari. Denyut waktu kian melambat, hari terus berulang tanpa ada yang istimewa, tak ada lagi beda antara ahad dan sabti, semua hari hanyalah sepikul misteri. Aku ingin kabur dari lakon ini, dan melebur menyatu dengan bumi. Hilangnya nurani bagai sepukau benci, dan aku tak pernah serisau ini. Jangan aj