Hello Dad..
Apa kabar yah?? aku rindu, itu saja untuk saat ini, tak berani lebih untuk berharap dari rindu.
Karena aku tau, pertemuan hanya akan menyakiti.
Aku menulis ini hanya untuk menghibur hati, mengobati luka yang tidak pernah bisa sembuh.
Yah, aku disini, apa kau tau aku sendiri.
Sore tadi kulihat senja sambil berandai-andai ada senda gurau diantara kita.
Aku merasa aneh, hubungan kita tidak sedekat orang tua dan anak pada umumnya, aku tau tak bisa menyalahkan keadaan, hanya saja sekarang aku ingin marah.
Bukan dengan ayah, marah pada diri sendiri saja baiknya, aku tak ingin jadi durhaka.
Yah, aku sedang berandai-andai lagi, andai aku denganmu, pasti ku tak peduli jika aku patah hati, jika aku disakiti lelaki, karena ku pikir masih ada ayah yang menjagaku.
Namun tidak begitu, lalu ini salah siapa ??
Aku hanya sedang lelah dibuat oleh keadaan, bukan bermaksud marah pada ayah.
Yah, aku rindu.
Ingin hangat dekap pelukmu.
Aku tidak tau kalau menjadi dewasa serumit ini, karenanya aku hanya sedang mencoba mengerti saat ayah pergi.
Saat ini aku terlalu rapuh, diam hanya makin menyakitiku, sesak ini makin parah, dan hatiku makin remuk.
Bukan karena hanya ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya, bukan hanya karena tekanan dari segala arah, bukan hanya kondisi dan keadaan, lebih tepatnya ini karena kesendirian.
Aku sendiri, ramaiku hanya tempat untuk ragaku, bukan untuk jiwaku, karena jiwa ini sepi.
Kosong, gelap, dan menakutkan.
Bahkan hanya detik jam dinding yang terdengar di sunyinya malam saja begitu menakutiku.
Apa salahku yah ??
Aku tak pernah meminta hidup yang seperti ini, bukan berarti aku tak mensyukurinya, hanya saja ini begitu sulit.
Tak seperti yang ayah kira, tawaku ketika beberapa waktu lalu saat kita bertemu, tak serenyah kedengarannya.
Aku bahkan tak tau lagi bentuk asli hatiku seperti apa, aku tak tau lagi kapan aku benar merasa sedih sungguhan atau bahagia sungguhan, segalanya hanya terlihat pura-pura.
Yah, sore ini begitu terasa sepi, angin yang bertiup malah makin mendramatisir keadaan.
Bukan aku berlebihan, hanya saja ini sungguh diluar kendaliku, akal sehatku saja tak mengerti mauku apa, yang jelas aku tidak sedang baik-baik saja.
Yah, maafkan aku jadi putri yang tak tau diri dan posisi, aku hanya rindu.
Apa kabar yah?? aku rindu, itu saja untuk saat ini, tak berani lebih untuk berharap dari rindu.
Karena aku tau, pertemuan hanya akan menyakiti.
Aku menulis ini hanya untuk menghibur hati, mengobati luka yang tidak pernah bisa sembuh.
Yah, aku disini, apa kau tau aku sendiri.
Sore tadi kulihat senja sambil berandai-andai ada senda gurau diantara kita.
Aku merasa aneh, hubungan kita tidak sedekat orang tua dan anak pada umumnya, aku tau tak bisa menyalahkan keadaan, hanya saja sekarang aku ingin marah.
Bukan dengan ayah, marah pada diri sendiri saja baiknya, aku tak ingin jadi durhaka.
Yah, aku sedang berandai-andai lagi, andai aku denganmu, pasti ku tak peduli jika aku patah hati, jika aku disakiti lelaki, karena ku pikir masih ada ayah yang menjagaku.
Namun tidak begitu, lalu ini salah siapa ??
Aku hanya sedang lelah dibuat oleh keadaan, bukan bermaksud marah pada ayah.
Yah, aku rindu.
Ingin hangat dekap pelukmu.
Aku tidak tau kalau menjadi dewasa serumit ini, karenanya aku hanya sedang mencoba mengerti saat ayah pergi.
Saat ini aku terlalu rapuh, diam hanya makin menyakitiku, sesak ini makin parah, dan hatiku makin remuk.
Bukan karena hanya ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya, bukan hanya karena tekanan dari segala arah, bukan hanya kondisi dan keadaan, lebih tepatnya ini karena kesendirian.
Aku sendiri, ramaiku hanya tempat untuk ragaku, bukan untuk jiwaku, karena jiwa ini sepi.
Kosong, gelap, dan menakutkan.
Bahkan hanya detik jam dinding yang terdengar di sunyinya malam saja begitu menakutiku.
Apa salahku yah ??
Aku tak pernah meminta hidup yang seperti ini, bukan berarti aku tak mensyukurinya, hanya saja ini begitu sulit.
Tak seperti yang ayah kira, tawaku ketika beberapa waktu lalu saat kita bertemu, tak serenyah kedengarannya.
Aku bahkan tak tau lagi bentuk asli hatiku seperti apa, aku tak tau lagi kapan aku benar merasa sedih sungguhan atau bahagia sungguhan, segalanya hanya terlihat pura-pura.
Yah, sore ini begitu terasa sepi, angin yang bertiup malah makin mendramatisir keadaan.
Bukan aku berlebihan, hanya saja ini sungguh diluar kendaliku, akal sehatku saja tak mengerti mauku apa, yang jelas aku tidak sedang baik-baik saja.
Yah, maafkan aku jadi putri yang tak tau diri dan posisi, aku hanya rindu.
dari putri yang rindu pangkuanmu
Komentar
Posting Komentar