Hari ini satu hari terlewati tanpamu, ternyata tidak begitu buruk rasanya.
Rindu, iya jelas saja. Tidak mungkin jika tak kehilangan sosoknya yang sudah menjadi kebiasan bahkan kebutuhan dihidupku.
Tapi yasudahlah, lagi pula segala sesuatunya memang tak bisa dipaksakan.
Mempertahankan?? Aku rasa sudah juga kulakukan namun apa boleh buat jika tak tertahan. Lagi pula bendungan saja bisa roboh jika menahan air yang terlalu banyak volumenya. Seperti kamu yang terlalu ingin kita berpisah.
Oh yaa jika kamu membaca ini, aku hanya ingin bilang untuk segala ucapanku kemarin itu.
Segalanya hanya bentuk luapan emosiku yang berlebihan karena kesal, marah dan kecewa. Tapi aku sudah menyadarinya, tak ada gunanya jika melakukan hal konyol yang kukatakan kemarin.
Aku rasa hanya akan menjatuhkan harga diriku ini, walaupun mungkin dimatamu aku tak berarti tapi setidaknya aku akan membuat diriku lebih berarti dibandingkan saat bersamamu.
Lagi pula jika kita memang tak bisa bersama lagi, anggap saja diriku terlalu berharga untukmu.
Bukan aku yang tak pantas untukmu, tapi kau yang tak pantas untukku.
Hari ini aku berkali-kali melantunkan lagu milik geisha yang judulnya "kamu jahat". Iya aku rasa lagu itu cocok sekali untuk mendeskripsikan dirimu.
Kamu memang jahat, mempermainkan aku, mendatangkan perih hatiku, bahkan menjatuhkan harga diriku.
Iya terserah lah, pergi saja tak apa, kau memang ingin pergi kan?? Tak kembali pun tak apa!! Lagi pula aku tak butuh orang yang bisanya hanya datang dan pergi. Kau fikir hatiku ini halte bus???!
Entah mengapa bagiku perpisahan ini aneh sekali rasanya. Karena tak seperti pasangan yang lain, berpisah karena orang ketiga, atau karena hal sensitif lainnya yang merusak hubungan.
Ini begitu tak masuk akal dan sesungguhnya masih tak dapat kuterima, karena tak ada masalah sama sekali dan segalanya baik-baik saja tapi kau mengakhiri ini dengan tiba-tiba secara sepihak.
Ah ya sudah lah ya, aku masih percaya Tuhan sudah menyiapkan secara special orang yang pantas dan tidak jahat sepertimu untukku.
Mungkin memang tidak untuk waktu dekat ini sih, tapi aku pun tidak ingin terburu-buru untuk hal itu.
Untuk saat ini biarlah begini, aku akan menikmati rencana yang telah Tuhan skenariokan. Mencari kebahagian dalam kesendirian, aku rasa tidak begitu buruk.
Lagi pula sekarang pun aku masih bisa bernafas tanpamu, tak perlu tabung oksigen untuk menyuplainya, tak perlu juga kesesakan karena merindukanmu.
Hahaa, lagi pula siapa kamu. Baru hadir sebentar sudah mencoba memporak porandakan hidupku. Merasa hebatkah? Sempurnakah?
Biar sajalah, aku tidak akan bersedih karena ini memang tidak menyedihkan hanya saja mengecewakan.
Tak apalah, aku terima saja kecewa ini. Ibuku bilang tak baik menolak pemberian orang yang benar-benar ingin memberi.
Jadi terimakasih ya telah memberiku kekecewaan ini. Maaf aku tak dapat membalas apa yang kau berikan. Tapi tenang saja aku percaya Tuhan akan memberikan balasan yang lebih dari yang kau berikan padaku ini.
Iya kan?? Bukankah kita sama-sama percaya bahwa Tuhan itu adil.
Sudah ya aku lelah menulis ini, aku takut terlarut dalam ceritaku hingga aku pun takut tak dapat melupakanmu.
Jadi kumohon jika kau memang ingin pergi, jangan lagi menyapaku ataupun membuatku kelu dengan pesan singkatmu.
Karena sungguh aku tak ingin berpapasan ditengah jalan saat aku sedang menghapus jejakmu.
Bye Story !
Komentar
Posting Komentar