Langsung ke konten utama

Lagi, Lagi, dan Lagi~

Lagi, lagi, dan lagi wanita itu dibuat risau oleh perasaan nya. Bahkan angin yang bertiup pun tàk dapat mengerti hal itu.
Hanya saja ia tau pasti, bukankah jika masalah pasangan Tuhan akan memberikan pasangan yang baik untuk orang yang baik begitu pula sebaliknya.
Lalu, kini apa masalah bagi dirinya??
Pria yang dicintainya kini difikirnya mulai meragukannya setelah tau banyak hal mengenai dirinya.
Ia hanya berfikir apa hak pria itu meragukan dirinya, bukankah jika Tuhan telah menyandinģkan berarti memang sudah ada takdirnya tersendiri. Mengapa pria itu tak berfikir, berkaca, dan mengintropeksi dirinya sendiri.
Apakah ia sudah begitu baik dan sempurnanya hingga pria itu bersikap tidak adil kepada wanitanya.
Tuhan, wanita itu sadar dirinya memang jauh dari kata baik tapi terbersit dalam hatinya ia selalu ingin merubah dirinya menjadi sosok yang lebih baik, bahkan suàtu waktu sebelum masa kini ia pernah meninggalkan pria yang amat dicintainya hanya karena ingin benar-benar merubah diri.
Namun ditengah perjàlanan itu ia bertemu pria itu, pria yang kini meragukannya. Padahal awalnya ia berpikir pria itu adalah malaikat baik yang akan bersedia menerima segala kekurangannya dan mendampinginya selama ia ingin berubah. Namun nyatanya tidak demikian. Lagi, lagi, dan lagi pemikirannya salah.
Bukannya ia terlalu peka dan merasa benar oleh pendapatnya ini, hanya saja memang wanita itu tau, ia punya hati dan bisa merasakannya.
Ia sadar prianya berubah arah secara cepat, ia merasa terintimidasi, ia tau tatapannya kini berbeda, ia pun merasakan peluknya tak lagi sehangat biasanya, bahkan suasana yang terbangun disekitar mereka tak lagi terasa bahagia.
Begitu menyedihkan, wanita ini bersedih sendiri, hatinya terluka dalam namun ia hanya bisa diam. Melihat apa yang akan terjadi nanti,  pasrah akan semua yg nanti terjadi.
Apakah pria yang dicintainya itu akan sadar dan tetap menggenggam tangannya atau malah benar-benar berjalan mundur menjauhinya. Ia tak tau hal itu hanya saja ia tau ada yang harus dilepaskan untuk tau rasanya lega dan ada yang harus pergi untuk tau rasanya menyesal.




Aku yang menulis ini tau benar perasaan wanita itu
dan aku berharap pria itu membaca ini
aku pun berharap pria itu tidak berjalan mundur meninggalkannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...