Malam makin pekat, tak ada suara yang mengiringi malam sepi ini.
Hanya detik jam dinding dan suara detak jantungku yang ritmenya seperti saling mengejar terdengar dengan jelas, hanya saja detakan jantung ini lebih cepat dari pada ritme jam dinding yang tergantung di atas pintu kamarku.
Aksen merah muda dengan degradasi ungu yang menghiasi tembok kamarku tak terlihat sama sekali, tak ada cahaya disini karena aku sengaja mematikan lampunya sejak awal masuk ke kamarku ini.
Udara terasa dingin sekali, aku merasa tertusuk dibagian tulangku oleh bekunya oksigen yang mengelilingi tubuhku. Bahkan bedcover kesayanganku yang berhiaskan motif bunga mawar yang berwarna ungu tak lagi fungsional saat ini.
Tubuhku menggigil hebat, kupeluk erat Teddy Bear Purple milikku untuk mengurangi getaran tubuh ini.
Namun ulu hatiku seperti tercekik setiap kali aku mempererat pelukan ini.
Sesak, sedari tadi dadaku sesak entah karena dingin atau karena beban hati yang menumpuk tinggi.
Entah mengapa, hanya saja aku merasa sedih. Mengapa dunia benar-benar tak berpihak.
Mengapa segalanya yang terjadi menimpaku secara berturut-turut. Mengapa aku terbodohi dan diperlakukan sebegitu menyedihkannya oleh kalian. Apa salàhku Tuhan??
Tidak bolehkah aku berbahagia walau hanya sejenak?? Tak dapatkah aku hidup tanpa beban walau sekejap.
Mengapa mereka Tuhan, orang-orang terdekatku yang malah mengecewakanku.
Begitu teganya kah mereka?? Bukankah mereka tahu selama ini aku tak punya yang lain selain mereka. Bukankah mereka tahu pula segala bentuk derita yang menimpaku.
Lalu apa ini?? Jadi selama ini mereka hanya bermain peran dihadapanku.
Oh Tuhan .. aku bahkan tak menyukai drama seperti ini dalam serial apapun tapi mengapa kini hal seperti itu nyata terjadi dalam hidupku.
Wanita itu!! Apaķah ia tak lagi menganggapku sahabatnya?? Kufikir hubungan kami lebih dari sahabat karena hubungan baik kita selama 12tahun terakhir sejak pertama kali aku mengenalnya dibangku sekolah dasar kala itu. Aku tak pernah membayangkan hal ini terjadi sebelumnya, tak kusangka ia sebegitu naifnya.
Pria itu pula!! Mulut manisnya sungguh layak dipenuhi oleh semut. Kufikir dia tahu wanita itu adalah sahabatku, kufikir ia tulus dengan segala apa yang diucapkannya padaku.
Tapi apa ini, apa yang kalian lakukan dibelakangku. Ini begitu menyakitkan ketika mengetahui kalian melakukan hal ini padaku.
Aku tak ingin menangis tapi aku bersedih.
Aku tak ingin marah tapi aku kecewa.
Apa yang harus kulakukan kini, bagaimana aku dapat melanjutkan hidup jika separuh dari hidupku menghianatiku.
Kepada siapa kini aku mengeluh kesahkan persoalan hidupku jika orang yang terpercaya malah bermuslihat.
Oh tuhan aku lelah, Sungguh!
Hanya detik jam dinding dan suara detak jantungku yang ritmenya seperti saling mengejar terdengar dengan jelas, hanya saja detakan jantung ini lebih cepat dari pada ritme jam dinding yang tergantung di atas pintu kamarku.
Aksen merah muda dengan degradasi ungu yang menghiasi tembok kamarku tak terlihat sama sekali, tak ada cahaya disini karena aku sengaja mematikan lampunya sejak awal masuk ke kamarku ini.
Udara terasa dingin sekali, aku merasa tertusuk dibagian tulangku oleh bekunya oksigen yang mengelilingi tubuhku. Bahkan bedcover kesayanganku yang berhiaskan motif bunga mawar yang berwarna ungu tak lagi fungsional saat ini.
Tubuhku menggigil hebat, kupeluk erat Teddy Bear Purple milikku untuk mengurangi getaran tubuh ini.
Namun ulu hatiku seperti tercekik setiap kali aku mempererat pelukan ini.
Sesak, sedari tadi dadaku sesak entah karena dingin atau karena beban hati yang menumpuk tinggi.
Entah mengapa, hanya saja aku merasa sedih. Mengapa dunia benar-benar tak berpihak.
Mengapa segalanya yang terjadi menimpaku secara berturut-turut. Mengapa aku terbodohi dan diperlakukan sebegitu menyedihkannya oleh kalian. Apa salàhku Tuhan??
Tidak bolehkah aku berbahagia walau hanya sejenak?? Tak dapatkah aku hidup tanpa beban walau sekejap.
Mengapa mereka Tuhan, orang-orang terdekatku yang malah mengecewakanku.
Begitu teganya kah mereka?? Bukankah mereka tahu selama ini aku tak punya yang lain selain mereka. Bukankah mereka tahu pula segala bentuk derita yang menimpaku.
Lalu apa ini?? Jadi selama ini mereka hanya bermain peran dihadapanku.
Oh Tuhan .. aku bahkan tak menyukai drama seperti ini dalam serial apapun tapi mengapa kini hal seperti itu nyata terjadi dalam hidupku.
Wanita itu!! Apaķah ia tak lagi menganggapku sahabatnya?? Kufikir hubungan kami lebih dari sahabat karena hubungan baik kita selama 12tahun terakhir sejak pertama kali aku mengenalnya dibangku sekolah dasar kala itu. Aku tak pernah membayangkan hal ini terjadi sebelumnya, tak kusangka ia sebegitu naifnya.
Pria itu pula!! Mulut manisnya sungguh layak dipenuhi oleh semut. Kufikir dia tahu wanita itu adalah sahabatku, kufikir ia tulus dengan segala apa yang diucapkannya padaku.
Tapi apa ini, apa yang kalian lakukan dibelakangku. Ini begitu menyakitkan ketika mengetahui kalian melakukan hal ini padaku.
Aku tak ingin menangis tapi aku bersedih.
Aku tak ingin marah tapi aku kecewa.
Apa yang harus kulakukan kini, bagaimana aku dapat melanjutkan hidup jika separuh dari hidupku menghianatiku.
Kepada siapa kini aku mengeluh kesahkan persoalan hidupku jika orang yang terpercaya malah bermuslihat.
Oh tuhan aku lelah, Sungguh!
Komentar
Posting Komentar