Beberapa malam ini tidurku terganggu, aku selalu terjaga sampai larut walaupun mataku sudah lelah terbuka.
Banyak yang mengganggu fikiranku tapi aku sendiri tak tau pasti apa itu.
Rasanya amat membuat tak nyaman, hatiku amat gelisah dan aku ketakutan. Entah mengapa rasanya membuatku sedih dan ingin menangis.
Khawatir, mungkin dapat kukatakan seperti itu. Tapi aku sendiri tak mengerti apa yang ku khawatirkan.
Aku memang selalu terbawa oleh perasaanku dan suka terlarut oleh perasaanku sendiri.
Tapi yang paling membuatku sedih, mengapa disaat seperti ini tak ada yang menenangkanku.
Aku sendirian, aku butuh seseorang untuk terus menemaniku dalam kegelisahan ini, aku butuh seseorang yang mengerti segala kekhawatiranku ini.
Atau aku butuh semacam teman bicara, atau juga aku butuh seseorang yang bersedia menggenggam erat tanganku disela jemari hangatnya, atau bisa juga seseorang yang membawaku dalam dekapan peluk hangatnya, atau semacam kecupan manis dikeningku yang dapat membuat diri ini terasa nyaman.
Ah, entahlah. Sepertinya aku makin bergurau dengan berlebihan.
Sebenarnya saat ini aku hanya takut kehilangan, aku takut orang-orang terdekatku pergi dariku. Kekasihku juga sahabatku.
Aku tau aku punya mereka tapi yg membuat bingung mengapa aku merasa kesepian.
Aku merasa mereka semakin hari semakin terasa jauh.
Aku amat takut, aku benar-benar menyayangi mereka secara utuh dan aku tak ingin keutuhan itu terpotong.
sahabatku, apakah kalian merasa jarak diantara kita semakin jauh sama seperti yg aku rasa??
Anggap saja iya. Jika iya mengapa kaluan membiarkan ini terus berlarut; bukankah hal ini akn dapat membatasi kita nantinya. Sahabat, aku sudah berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin seolah tak terjadi apa-apa, tp tetap saja yang kurasakan kini berbeda. Seperti ada batu yang mengganjal hati namun aku tak tau bagaimana cara menyingkirkan batu itu.
Dan kekasihku, mungkin ini karma untukku karena perbuatanku dimasalalu. Tapi sayang apakah kau tau beberapa waktu terakhir ini hatiku pilu, aku rindu namun tak berani untuk berharap temu, aku takut jika aku banyak meminta kelak kau akan jenuh. Dan aku tau kini kau sedang jenuh, dan aku lebih tau kini aku amat takut kehilanganmu, aku takut kau berjalan mundur meninggalkanku karena kau tak ingin aku berada dibelakang mengikutimu ketika kau berjalan maju.
Sayang, aku tau ketakutanku ini amat berlebihan tapi aku pun ingin kau tau semua ini karena aku benar-benar mencintaimu. Sungguh, kali ini aku tidak main-main sayang, aku benar-benar takut.
Tuhan, biarkan malam ini aku menangis sejadi-jadinya. Tapi Tuhan, andai jika aku boleh meminta, aku ingin esok dikala mataku yang mungkin akan bengkak ini terbuka, biarkan saat itu aku sudah tidak merasakan kepedihan ini lagi, biarkan segala hal yang menjadi sebab ketakutanku ini menghilang dengan ajaib, dan biarkan aku menjadi bahagia sejadi-jadinya.
Ummmm, andai saja hal itu terwujud andai saja aku dapat berbahagia walau sejenak.
Banyak yang mengganggu fikiranku tapi aku sendiri tak tau pasti apa itu.
Rasanya amat membuat tak nyaman, hatiku amat gelisah dan aku ketakutan. Entah mengapa rasanya membuatku sedih dan ingin menangis.
Khawatir, mungkin dapat kukatakan seperti itu. Tapi aku sendiri tak mengerti apa yang ku khawatirkan.
Aku memang selalu terbawa oleh perasaanku dan suka terlarut oleh perasaanku sendiri.
Tapi yang paling membuatku sedih, mengapa disaat seperti ini tak ada yang menenangkanku.
Aku sendirian, aku butuh seseorang untuk terus menemaniku dalam kegelisahan ini, aku butuh seseorang yang mengerti segala kekhawatiranku ini.
Atau aku butuh semacam teman bicara, atau juga aku butuh seseorang yang bersedia menggenggam erat tanganku disela jemari hangatnya, atau bisa juga seseorang yang membawaku dalam dekapan peluk hangatnya, atau semacam kecupan manis dikeningku yang dapat membuat diri ini terasa nyaman.
Ah, entahlah. Sepertinya aku makin bergurau dengan berlebihan.
Sebenarnya saat ini aku hanya takut kehilangan, aku takut orang-orang terdekatku pergi dariku. Kekasihku juga sahabatku.
Aku tau aku punya mereka tapi yg membuat bingung mengapa aku merasa kesepian.
Aku merasa mereka semakin hari semakin terasa jauh.
Aku amat takut, aku benar-benar menyayangi mereka secara utuh dan aku tak ingin keutuhan itu terpotong.
sahabatku, apakah kalian merasa jarak diantara kita semakin jauh sama seperti yg aku rasa??
Anggap saja iya. Jika iya mengapa kaluan membiarkan ini terus berlarut; bukankah hal ini akn dapat membatasi kita nantinya. Sahabat, aku sudah berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin seolah tak terjadi apa-apa, tp tetap saja yang kurasakan kini berbeda. Seperti ada batu yang mengganjal hati namun aku tak tau bagaimana cara menyingkirkan batu itu.
Dan kekasihku, mungkin ini karma untukku karena perbuatanku dimasalalu. Tapi sayang apakah kau tau beberapa waktu terakhir ini hatiku pilu, aku rindu namun tak berani untuk berharap temu, aku takut jika aku banyak meminta kelak kau akan jenuh. Dan aku tau kini kau sedang jenuh, dan aku lebih tau kini aku amat takut kehilanganmu, aku takut kau berjalan mundur meninggalkanku karena kau tak ingin aku berada dibelakang mengikutimu ketika kau berjalan maju.
Sayang, aku tau ketakutanku ini amat berlebihan tapi aku pun ingin kau tau semua ini karena aku benar-benar mencintaimu. Sungguh, kali ini aku tidak main-main sayang, aku benar-benar takut.
Tuhan, biarkan malam ini aku menangis sejadi-jadinya. Tapi Tuhan, andai jika aku boleh meminta, aku ingin esok dikala mataku yang mungkin akan bengkak ini terbuka, biarkan saat itu aku sudah tidak merasakan kepedihan ini lagi, biarkan segala hal yang menjadi sebab ketakutanku ini menghilang dengan ajaib, dan biarkan aku menjadi bahagia sejadi-jadinya.
Ummmm, andai saja hal itu terwujud andai saja aku dapat berbahagia walau sejenak.
Wanita ini menulis dalam ketakutan.
seperti kehabisan amunisi saat perang
tulisan ini sebenarnya hanya bentuk dari sedikit luapan emosinya
berharap akan ada maĺaikat datang memperindah hidupnya
seperti berharap melihat pelangi muncul setelah hujan
Komentar
Posting Komentar