Kekasihku, ada yang ingin kusampaikan padamu namun rasanya hal ini tak sanggup kulontantarkan kepadamu. Tak kumiliki keberanian yang cukup untuk mengatakannya.
Aku bingung dengan diriku sayang, mengapa aku begitu bodoh mau menerimamu sebagai kekasihku. Aku merasa diriku sebagai wanita yang jahat, aku tahu saat dekat denganku kau sudah memiliki kekasih, namun mengapa aku tak dapat mengabaikan mu kala itu, mengapa aku terpedaya oleh beribu kata manismu.
Sesungguhnya kala itu pun aku memiliki hubungan dengan seorang pria, pria yang benar-benar kucintai lebih dari pada aku mencintaimu saat ini sayang. Hanya saja memang hubunganku saat itu sedang bagaikan kapal yang terbelah karena menabrak karang.
Disaat hal itu terjadi bagaimana aku dapat mengabaikanmu, kau datang memberikan perhatian yang lebih disaat aku haus karenanya. Kau datang sebagai sosok pria dewasa yang humoris, kau membuatku nyaman saat berada didekatmu, bahkan parasmu yang lebih tampan dari kekasihku waktu itu membuatku begitu terpesonanya.
Aku pun tak mengerti sayang mengapa kau memberikan perhatian yang lebih itu disaat kau memiliki wanita disampingmu.
Aku pernah terluka ketika kau tiba-tiba menjauh karena kekasihmu mulai tahu tentang sosokku, aku tahu dia memakiku dengan cemoohan yang amat menjijikkan. Aku berusaha bersikap baik-baik saja dan seolah tidak pernah terjadi sesuatu antara kita disaat kita berpapasan. Namun aku merindukanmu, aku ingin melihatmu, aku merasa ada rasa bahagia ketika mendengar kabar kau putus dengan kekasihmu waktu itu.
Beberapa waktu kemudian kau datang kembali dalam hidupku, mencoba kembali masuk menerobos kedalam skenario kehidupanku, kembali memberi beribu perhatian yang sudah lama tak aku dapatkan dari kekasihku yang kau tidak ketaui sosoknya itu.
Aku terjebak lagi, aku merasa nyaman lagi, aku menerimamu lagi, bahkan aku meninggalkan kekasihku karena aku berharap dapat mengawali hubungan yang baru denganmu.
Hingga akhirnya hal yang kuharapkan terjadi, aku memilikimu sebagai kekasihku. Namun waktu yang kujalani dengamu mengapa malah membuatku melakukan suatu kejahatan. Aku merasa banyak hati yang tersakiti karena hubungan kita. Terlebih lagi mantan kekasihmu itu terus memakiku, mungkin ia menganggapku sebagai wanita tidak tahu diri yang merebutmu darinya dengan kejam, dia pikir aku merayumu.
Namun bukan hanya dengan wanita yang kini jadi mantan kekasihmu itu saja aku merasa bersalah.
Orang paling tersakiti karenanya kurasa adalah pria yang tak pernah kau ketahui sosoknya itu, dia yang dulu sangat aku cintai mungkin sampai saat ini.
Aku melepaskannya begitu saja, ya walaupun bukan hanya kau satu-satunya alasan bagiku untuk berpisah dengannya.
Kini aku memikirkannya, mengapa aku begitu jahatnya, mengapa aku mengikuti perasaan sesaat ku kala itu.
Hanya saja kini semuanya sudah telah terjadi, tak ada hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki segalanya, mengembalikan semua pada keadaan semula.
Aku hanya bisa berusaha mencintaimu dan melupakan cinta lamaku. Dan kuharap kau tidak akan membuatku menyesal pada suatu saat nanti karena aku telah memilihmu. Aku berharap banyak darimu sayang.
Aku bingung dengan diriku sayang, mengapa aku begitu bodoh mau menerimamu sebagai kekasihku. Aku merasa diriku sebagai wanita yang jahat, aku tahu saat dekat denganku kau sudah memiliki kekasih, namun mengapa aku tak dapat mengabaikan mu kala itu, mengapa aku terpedaya oleh beribu kata manismu.
Sesungguhnya kala itu pun aku memiliki hubungan dengan seorang pria, pria yang benar-benar kucintai lebih dari pada aku mencintaimu saat ini sayang. Hanya saja memang hubunganku saat itu sedang bagaikan kapal yang terbelah karena menabrak karang.
Disaat hal itu terjadi bagaimana aku dapat mengabaikanmu, kau datang memberikan perhatian yang lebih disaat aku haus karenanya. Kau datang sebagai sosok pria dewasa yang humoris, kau membuatku nyaman saat berada didekatmu, bahkan parasmu yang lebih tampan dari kekasihku waktu itu membuatku begitu terpesonanya.
Aku pun tak mengerti sayang mengapa kau memberikan perhatian yang lebih itu disaat kau memiliki wanita disampingmu.
Aku pernah terluka ketika kau tiba-tiba menjauh karena kekasihmu mulai tahu tentang sosokku, aku tahu dia memakiku dengan cemoohan yang amat menjijikkan. Aku berusaha bersikap baik-baik saja dan seolah tidak pernah terjadi sesuatu antara kita disaat kita berpapasan. Namun aku merindukanmu, aku ingin melihatmu, aku merasa ada rasa bahagia ketika mendengar kabar kau putus dengan kekasihmu waktu itu.
Beberapa waktu kemudian kau datang kembali dalam hidupku, mencoba kembali masuk menerobos kedalam skenario kehidupanku, kembali memberi beribu perhatian yang sudah lama tak aku dapatkan dari kekasihku yang kau tidak ketaui sosoknya itu.
Aku terjebak lagi, aku merasa nyaman lagi, aku menerimamu lagi, bahkan aku meninggalkan kekasihku karena aku berharap dapat mengawali hubungan yang baru denganmu.
Hingga akhirnya hal yang kuharapkan terjadi, aku memilikimu sebagai kekasihku. Namun waktu yang kujalani dengamu mengapa malah membuatku melakukan suatu kejahatan. Aku merasa banyak hati yang tersakiti karena hubungan kita. Terlebih lagi mantan kekasihmu itu terus memakiku, mungkin ia menganggapku sebagai wanita tidak tahu diri yang merebutmu darinya dengan kejam, dia pikir aku merayumu.
Namun bukan hanya dengan wanita yang kini jadi mantan kekasihmu itu saja aku merasa bersalah.
Orang paling tersakiti karenanya kurasa adalah pria yang tak pernah kau ketahui sosoknya itu, dia yang dulu sangat aku cintai mungkin sampai saat ini.
Aku melepaskannya begitu saja, ya walaupun bukan hanya kau satu-satunya alasan bagiku untuk berpisah dengannya.
Kini aku memikirkannya, mengapa aku begitu jahatnya, mengapa aku mengikuti perasaan sesaat ku kala itu.
Hanya saja kini semuanya sudah telah terjadi, tak ada hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki segalanya, mengembalikan semua pada keadaan semula.
Aku hanya bisa berusaha mencintaimu dan melupakan cinta lamaku. Dan kuharap kau tidak akan membuatku menyesal pada suatu saat nanti karena aku telah memilihmu. Aku berharap banyak darimu sayang.
Komentar
Posting Komentar