Tidak ada bedanya denganmu, lelaki itu juga hanya ingin menjamahinya, memanfaatkan nya disaat iya sedang terdesak. Apa yang bisa dilakukannya seorang wanita yang rindu akan segala perhatian, menolak serta menepis ia enggan. Bicara tentang materi pun lelaki itu menggunakan lidahnya dengan baik untuk memanfaatkannya tanpa wanita itu sadar jika ia hanya menjadi bank bagi lelaki bajingan itu.
Awalnya ia pikir lelaki itu lebih baik dari dirimu, tapi apakah memang lelaki seperti itu.
Hanya diawal ia memberikan kesan manis, menyanjung wanitanya setinggi langit namun setelah ia mendapat apa yang diinginkannya, ia lalu menghempaskan wanita itu sampai samudera terdalam. Hingga wanita tenggelam dalam beribu penyesalan, lalu hanya racun pahit dari kenangan yang merambat menggerogoti hati dan pikiran sang wanita hingga ia terpuruk tak berdaya.
Dia sudah tidak percaya ada lelaki yang berbeda, setiap kali ada yang mendekatinya maksudnya selalu sama. Hanya mempermainkannya!
Ia tidak mencari, ia tak ingin lagi. Namun apakah akan datang, pria dengan sosok yang lebih baik, pria yang dapat membimbingnya dan mengajaknya melakukan hal-hal baik, pria yang tidak peduli dengan masalalunya, pria yang dapat menerima dirinya dengan apa adanya, pria yang akan menjadi imam dalam solatnya.
Adakah sosok pria yg ingin memulai segalanya dengan tulus bersamanya, menikmati masa dimana ada tawa dan air mata, menikmati masa sulit dan bahagia bersama, tanpa pamrih tanpa maksud buruk.
Ia lelah dengan persoalan tentang kamu dan kekasihnya. Ia ingin menyudahinya namun kalian selalu jadi masalah terbesar yang sulit dilupakan olehnya.
Satu persatu miliknya terenggut, satu persatu miliknya hilang, satu persatu miliknya pergi, hingga ia benar-benar sendiri.
Selama ini ia menjalani hidupnya dengan topeng, ia selalu berusaha tertawa diatas penderitaannya, membuat senyum dengan simpul dipipinya yang padahal selalu basah dengan air mata, bahkan ia berusaha membuat tawanya terdengar renyah supaya terlihat benar-benar bahagia.
Bukan hanya yang melihatnya merasa tertipu, namun ia pun menipu dirinya sendiri, membohongi hati dan perasaannya, bertahan tetap tegar dengan kerapuhan dirinya. Dia yang terlihat kokoh padahal sangat rapuh, dia selalu menutupi kerapuhannya dengan senyum bodoh yang membuatnya merasa lebih baik.
Awalnya ia pikir lelaki itu lebih baik dari dirimu, tapi apakah memang lelaki seperti itu.
Hanya diawal ia memberikan kesan manis, menyanjung wanitanya setinggi langit namun setelah ia mendapat apa yang diinginkannya, ia lalu menghempaskan wanita itu sampai samudera terdalam. Hingga wanita tenggelam dalam beribu penyesalan, lalu hanya racun pahit dari kenangan yang merambat menggerogoti hati dan pikiran sang wanita hingga ia terpuruk tak berdaya.
Dia sudah tidak percaya ada lelaki yang berbeda, setiap kali ada yang mendekatinya maksudnya selalu sama. Hanya mempermainkannya!
Ia tidak mencari, ia tak ingin lagi. Namun apakah akan datang, pria dengan sosok yang lebih baik, pria yang dapat membimbingnya dan mengajaknya melakukan hal-hal baik, pria yang tidak peduli dengan masalalunya, pria yang dapat menerima dirinya dengan apa adanya, pria yang akan menjadi imam dalam solatnya.
Adakah sosok pria yg ingin memulai segalanya dengan tulus bersamanya, menikmati masa dimana ada tawa dan air mata, menikmati masa sulit dan bahagia bersama, tanpa pamrih tanpa maksud buruk.
Ia lelah dengan persoalan tentang kamu dan kekasihnya. Ia ingin menyudahinya namun kalian selalu jadi masalah terbesar yang sulit dilupakan olehnya.
Satu persatu miliknya terenggut, satu persatu miliknya hilang, satu persatu miliknya pergi, hingga ia benar-benar sendiri.
Selama ini ia menjalani hidupnya dengan topeng, ia selalu berusaha tertawa diatas penderitaannya, membuat senyum dengan simpul dipipinya yang padahal selalu basah dengan air mata, bahkan ia berusaha membuat tawanya terdengar renyah supaya terlihat benar-benar bahagia.
Bukan hanya yang melihatnya merasa tertipu, namun ia pun menipu dirinya sendiri, membohongi hati dan perasaannya, bertahan tetap tegar dengan kerapuhan dirinya. Dia yang terlihat kokoh padahal sangat rapuh, dia selalu menutupi kerapuhannya dengan senyum bodoh yang membuatnya merasa lebih baik.
Komentar
Posting Komentar