Langsung ke konten utama

Kamu Tak Dapat Melihatku Tapi Aku Dapat Melihatmu

Setelah berpisah denganku mengapa kau terlihat semakin kacau, mengapa kau kembali bersahabat dengan obat terlarang, minuman keras dan pergaulan yang hitam. Aku tahu mungkin segalanya sulit bagimu, aku tahu selain kau frustasi dengan perpisahan kita kau pun dipusingkan dengan masalah keluargamu.
Maaf kan aku telah membuatmu begini, maaf aku telah jadi salah satu penyebab kekacauanmu, terlebih lagi aafkan aku tak mendampingimu ditengah problema hidupmu.
Aku dengar ada sosok lain yang mengganggu keluargamu, memecah hubungan antara ibu dan ayahmu. Aku turut bersedih akan hal itu, karena hingga kini aku masih menganggap keluargamu adalah bagian keluargaku. Keluargamu yang penuh kehangatan, kebahagiaan yang selalu menerimaku berada ditengahnya. Aku pun terluka melihat ibu mu dilukai, terlebih lagi mengingat adikmu yang sudah kuanggap adikku sendiri itu masih belum cukup umur untuk menghadapi hal pahit seperti itu.
Kau tahu kondisi keluarga ku seperti apa bukan, aku tidak dapat membayangkan jika adikmu mengalami hal yang sama sepertiku disaat aku seusianya. Tak terbayangkan olehku jika tawanya yang renyah itu hilang seketika.
Kuatlah, jangan kalah oleh keadaan, dari tempatku berada tanpa kau ketahui aku selalu mendoakanmu. Tak banyak yang dapat kuberikan padamu disaat kita bukan siapa-siapa lagi, hanya sepanjat doa yang tulus untuk kebahagiaanmu yang dapat kuberikan.
Aku masih mengkhawatirkanmu lebih dari siapapun jika kau kembali melakukan hal-hal bodoh itu. Apa gunanya minuman keras dan obat itu, mereka hanya akan membuatmu semakin hancur, aku khawatir akan kesehatanmu, mungkin  semua itu hanyalah pelampiasan bagimu. Tapi bukankah kau pernah berjanji padaku tidak akan mengenal obat terlarang dan minuman itu, mengapa kau mengingkarinya.
Aku tidak ingin suatu hal buruk terjadi padamu, aku masih peduli akan semua hal tentangmu, walau kita tidak berhubungan dan tidak ada ikatan apa-apa kamu masih selalu dalam pengawasanku.
Kamu tak dapat melihatku tapi aku dapat melihatmu. Kamu memang tak lagi  disampingku tapi kamu selalu dihatiku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...