Masih sama dengan kisah biasanya, terjadi saat hujan.
Sudah beberapa jam berlalu sejak terakhir aku menerima kabar darimu.
Entahlah mengapa begini, sulit memang bagiku memulai hubungan baru juga dengan sosok yang baru. Terlebih lagi kamu, sosok yang tidak begitu menganggapku penting namun kau ucap cinta padaku.
Aku fikir tidak serumit ini, untuk membiasakan diri denganmu dan melepas ketergantunganku darinya.
Bagaimana bisa aku yang serba apa adanya ketika berhadapan dengannya dulu kini jadi sosok yang berbeda saat bersamamu.
Bahkan aku kini jadi merasa frustasi karena kamu terus mempermasalahkan berat badanku yang terus meningkat, sikapmu membuatku rindu dirinya yang menerima segala bentuk kekuranganku, bahkan aku rindu ketika ia malah mengejekku dengan tubuhku yang makin membengkak dan mengatakan aku makin terlihat cantik seperti itu.
Dia tidak pernah masalah aku makan sebanyak apa, bahkan ketika aku tidak makan hanya untuk diet, dia memarahiku habis-habisan, bahkan dengan satu lagi kebiasaan burukku yaitu jarang mandi sore, dia pun tidak menjadikannya masalah, dia malah hanya menjadikan hal itu sebagai candaan antara kami, meledekku bahkan dia tak segan memelukku disaat aroma tubuhku benar-benar tak mengenakkan.
Dia juga sosok yang tidak pernah mempermasalahkan penampilanku, katanya mau mengenakan apapun aku tetap terlihat cantik, lagipula katanya dia mencintai diriku bukan penampilanku, ataupun yang lainnya.
Berbeda sekali denganmu, yang selalu bermasalah dengan berat badanku, aroma tubuhku, ataupun penampilanku.
Aku tahu hal-hal yang kau permasalahkan itu untuk kebaikanku namun hanya saja semua itu begitu menggangguku.
Ah sudahlah apa lagi yang bisa dirubah, akupun tak bisa memaksakan kau jadi sosok yang sama seperti dirinya, lagi pula kalian memang berbeda.
Ini pun pilihanku, bahkan aku tak dapat menyesali saat aku meninggalkan dirinya demi untukmu, waktu itu hanya semua kesan baik yang kulihat dari dirimu, aku memutuskan terlalu cepat sebelum mengetahui sisi lain darimu.
Kini aku mulai menyamankan hatiku padamu, aku sudah merasa jatuh cinta padamu sejak awal pertemuan kita, namun kini aku makin cinta, terlebih lagi kau membuat cerita-cerita baru dihidupku setelah aku menutup kisah lamaku bersama dirinya.
Hanya saja aku merasa resah, aku belum merasakan ketulusan darimu untukku. Aku takut kau hanya menjadikan aku sebagai persinggahan seperti pertama kali perkenalan kita. Kala itu kau bersinggah sejenak dihatiku saat mulai jenuh dengan kekasihmu yang dulu.
Aku takut melakukan hal yang sama nanti saat kau mulai denganku.
aku takut kau kembali meninggalkanku saat aku sedang cinta-cintanya.
Bagaimana aku harus menguatkan hatiku jika hal itu terjadi lagi, aku sudah melepas orang yang kucinta demi dirimu.
Aku mohon, jangan tunjukkan lagi sosok lain dari dirimu.
Jangan buatku mengulang masalalu saat bersamanya, saat aku mencintai orang yang salah.
Jangan biarkan aku merasakan sakit karena aku terlalu cinta, jangan buat aku bertahan didalam kesakitan, jangan buatku diam dalam penyesalan.
Tak apa jika kau belum tulus mencintaiku namun berjanjilah suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang paling besar memberikan cintanya untukku.
Aku pun tak apa jika kau terus bermasalah dengan berat badanku ataupun yang lainnya, aku pun berjanji akan jadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya dan menjadi sosok idaman yang kau inginkan.
Dan tak apa jika kau tidak memperlakukanku sebaik dia asalkan kau pun tidak melukaiku seperti apa yang dia lakukan dulu.
Luka yang kupunya karenanya dulu itu masih membekas hingga kini, dan luka itu harus kau yang menyembuhkannya.
Aku tahu kau memang bukan sosok yang sebaik dia tapi aku pun tahu kau tidak sejahat dia.
Sudah beberapa jam berlalu sejak terakhir aku menerima kabar darimu.
Entahlah mengapa begini, sulit memang bagiku memulai hubungan baru juga dengan sosok yang baru. Terlebih lagi kamu, sosok yang tidak begitu menganggapku penting namun kau ucap cinta padaku.
Aku fikir tidak serumit ini, untuk membiasakan diri denganmu dan melepas ketergantunganku darinya.
Bagaimana bisa aku yang serba apa adanya ketika berhadapan dengannya dulu kini jadi sosok yang berbeda saat bersamamu.
Bahkan aku kini jadi merasa frustasi karena kamu terus mempermasalahkan berat badanku yang terus meningkat, sikapmu membuatku rindu dirinya yang menerima segala bentuk kekuranganku, bahkan aku rindu ketika ia malah mengejekku dengan tubuhku yang makin membengkak dan mengatakan aku makin terlihat cantik seperti itu.
Dia tidak pernah masalah aku makan sebanyak apa, bahkan ketika aku tidak makan hanya untuk diet, dia memarahiku habis-habisan, bahkan dengan satu lagi kebiasaan burukku yaitu jarang mandi sore, dia pun tidak menjadikannya masalah, dia malah hanya menjadikan hal itu sebagai candaan antara kami, meledekku bahkan dia tak segan memelukku disaat aroma tubuhku benar-benar tak mengenakkan.
Dia juga sosok yang tidak pernah mempermasalahkan penampilanku, katanya mau mengenakan apapun aku tetap terlihat cantik, lagipula katanya dia mencintai diriku bukan penampilanku, ataupun yang lainnya.
Berbeda sekali denganmu, yang selalu bermasalah dengan berat badanku, aroma tubuhku, ataupun penampilanku.
Aku tahu hal-hal yang kau permasalahkan itu untuk kebaikanku namun hanya saja semua itu begitu menggangguku.
Ah sudahlah apa lagi yang bisa dirubah, akupun tak bisa memaksakan kau jadi sosok yang sama seperti dirinya, lagi pula kalian memang berbeda.
Ini pun pilihanku, bahkan aku tak dapat menyesali saat aku meninggalkan dirinya demi untukmu, waktu itu hanya semua kesan baik yang kulihat dari dirimu, aku memutuskan terlalu cepat sebelum mengetahui sisi lain darimu.
Kini aku mulai menyamankan hatiku padamu, aku sudah merasa jatuh cinta padamu sejak awal pertemuan kita, namun kini aku makin cinta, terlebih lagi kau membuat cerita-cerita baru dihidupku setelah aku menutup kisah lamaku bersama dirinya.
Hanya saja aku merasa resah, aku belum merasakan ketulusan darimu untukku. Aku takut kau hanya menjadikan aku sebagai persinggahan seperti pertama kali perkenalan kita. Kala itu kau bersinggah sejenak dihatiku saat mulai jenuh dengan kekasihmu yang dulu.
Aku takut melakukan hal yang sama nanti saat kau mulai denganku.
aku takut kau kembali meninggalkanku saat aku sedang cinta-cintanya.
Bagaimana aku harus menguatkan hatiku jika hal itu terjadi lagi, aku sudah melepas orang yang kucinta demi dirimu.
Aku mohon, jangan tunjukkan lagi sosok lain dari dirimu.
Jangan buatku mengulang masalalu saat bersamanya, saat aku mencintai orang yang salah.
Jangan biarkan aku merasakan sakit karena aku terlalu cinta, jangan buat aku bertahan didalam kesakitan, jangan buatku diam dalam penyesalan.
Tak apa jika kau belum tulus mencintaiku namun berjanjilah suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang paling besar memberikan cintanya untukku.
Aku pun tak apa jika kau terus bermasalah dengan berat badanku ataupun yang lainnya, aku pun berjanji akan jadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya dan menjadi sosok idaman yang kau inginkan.
Dan tak apa jika kau tidak memperlakukanku sebaik dia asalkan kau pun tidak melukaiku seperti apa yang dia lakukan dulu.
Luka yang kupunya karenanya dulu itu masih membekas hingga kini, dan luka itu harus kau yang menyembuhkannya.
Aku tahu kau memang bukan sosok yang sebaik dia tapi aku pun tahu kau tidak sejahat dia.
Komentar
Posting Komentar