Langsung ke konten utama

tidak sebaik dia namun juga tak sejahat dia

Masih sama dengan kisah biasanya, terjadi saat hujan.
Sudah beberapa jam berlalu sejak terakhir aku menerima kabar darimu.
Entahlah mengapa begini, sulit memang bagiku memulai hubungan baru juga dengan sosok yang baru. Terlebih lagi kamu, sosok yang tidak begitu menganggapku penting namun kau ucap cinta padaku.
Aku fikir tidak serumit ini, untuk membiasakan diri denganmu dan melepas ketergantunganku darinya.
Bagaimana bisa aku yang serba apa adanya ketika berhadapan dengannya dulu kini jadi sosok yang berbeda saat bersamamu.
Bahkan aku kini jadi merasa frustasi karena kamu terus mempermasalahkan berat badanku yang terus meningkat, sikapmu membuatku rindu dirinya yang menerima segala bentuk kekuranganku, bahkan aku rindu ketika ia malah mengejekku dengan tubuhku yang makin membengkak dan mengatakan aku makin terlihat cantik seperti itu.
Dia tidak pernah masalah aku makan sebanyak apa, bahkan ketika aku tidak makan hanya untuk diet, dia memarahiku habis-habisan, bahkan dengan satu lagi kebiasaan burukku yaitu jarang mandi sore, dia pun tidak menjadikannya masalah, dia malah hanya menjadikan hal itu sebagai candaan antara kami, meledekku bahkan dia tak segan memelukku disaat aroma tubuhku benar-benar tak mengenakkan.
Dia juga sosok yang tidak pernah mempermasalahkan penampilanku, katanya mau mengenakan apapun aku tetap terlihat cantik, lagipula katanya dia mencintai diriku bukan penampilanku, ataupun yang lainnya.
Berbeda sekali denganmu, yang selalu bermasalah dengan berat badanku, aroma tubuhku, ataupun penampilanku.
Aku tahu hal-hal yang kau permasalahkan itu untuk kebaikanku namun hanya saja semua itu begitu menggangguku.
Ah sudahlah apa lagi yang bisa dirubah, akupun tak bisa memaksakan kau jadi sosok yang sama seperti dirinya, lagi pula kalian memang berbeda.
Ini pun pilihanku, bahkan aku tak dapat menyesali saat aku meninggalkan dirinya demi untukmu, waktu itu hanya semua kesan baik yang kulihat dari dirimu, aku memutuskan terlalu cepat sebelum mengetahui sisi lain darimu.
Kini aku mulai menyamankan hatiku padamu,  aku sudah merasa jatuh cinta padamu sejak awal pertemuan kita, namun kini aku makin cinta, terlebih lagi kau membuat cerita-cerita baru dihidupku setelah aku menutup kisah lamaku bersama dirinya.
Hanya saja  aku merasa resah, aku belum merasakan ketulusan darimu untukku. Aku takut kau hanya menjadikan aku sebagai persinggahan seperti pertama kali perkenalan kita. Kala itu kau bersinggah sejenak dihatiku saat mulai jenuh dengan kekasihmu yang dulu.
Aku takut melakukan hal yang sama nanti saat kau mulai denganku.
aku takut kau kembali meninggalkanku saat aku sedang cinta-cintanya.
Bagaimana aku harus menguatkan hatiku jika hal itu terjadi lagi, aku sudah melepas orang yang kucinta demi dirimu.
Aku mohon, jangan tunjukkan lagi sosok lain dari dirimu.
Jangan buatku mengulang masalalu saat bersamanya, saat aku mencintai orang yang salah.
Jangan biarkan aku merasakan sakit karena aku terlalu cinta, jangan buat aku bertahan didalam kesakitan, jangan buatku diam dalam penyesalan.
Tak apa jika kau belum tulus mencintaiku namun berjanjilah suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang paling besar memberikan cintanya untukku.
Aku pun tak apa jika kau terus bermasalah dengan berat badanku ataupun yang lainnya, aku pun berjanji akan jadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya dan menjadi sosok idaman yang kau inginkan.
Dan tak apa jika kau tidak memperlakukanku sebaik dia asalkan kau pun tidak melukaiku seperti apa yang dia lakukan dulu.
Luka yang kupunya karenanya dulu itu masih membekas hingga kini, dan luka itu harus kau yang menyembuhkannya.
Aku tahu kau memang bukan sosok yang sebaik dia tapi aku pun tahu kau tidak sejahat dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...