Terlalu naif rasanya jika membicarakan cinta, sebuah pesan dari Blackberry Mesenggerku sejak tadi mengusik otak. Pesan dari seorang teman yang sedang mencari inspirasi untuk sebuah novel yang sedang digarapnya. Dia bertanya tentang arti sebuah cinta sejati menurut pendapatku.
Sesaat aku tertawa kecil membaca pesan itu, hahaaa pertanyaan apa ini?
Mengapa dia bertanya hal ini kepada wanita yang sedang terluka hatinya karena cinta.
Haruskah kujawab cinta sejati adalah tertawa walau habis ditinggal saat sedang cinta-cintanya??
Ataukah kujawab cinta sejati adalah tetap cinta walau habis dilempari beribu penghianatan oleh salah satunya??
Ahhh.. itu bukan jawaban rasanya namun hanya sekeping curahan hatiku.
Ingin ku kembalikan lagi pertanyaan temanku itu, memangnya masih ada yang namanya cinta sejati setelah air mata para kaum hawa bertumpahan diantera jagad raya ini??
Dulu aku percaya pada cinta saat masih ada yang membuatku tertawa hanya karena membaca pesan singkatnya, disaat masih ada sebab bagiku untuk bersemangat hingga berdarah-darah menjalani hari, disaat masih ada pengingat pribadi untuk waktu makanku.
Namun cinta itu lenyap bagai tertelan ombak ditengah samudera ketika sebab dari pesan singkat yang biasanya membuatku tertawa kini berubah menjadi sebab tumpahnya air asin dari kelopak mataku ini.
Pesan yang amat menyayat hati.
"Selamat pagi kekasihku, aku mencintaimu dengan amat sangat, terimakasih mau menjadi penyemangat hidupku, tahukah kamu kalau halnya tak ada yang kucinta selain kamu tapi maaf ada wanita lain yang ingin kumiliki, wanita itu mencuri hatiku darimu dan kurasa aku tak dapat menolak untuk memberikan hal itu kepadanya, jadi maaf aku hanya dapat mencintaimu hanya sampai aku mengirim pesan singkat ini. Dariku yang bodoh karena berhenti mencintaimu".
Ahh sial membuat pipiku terasa panas hingga basah karena air yang meluap dari bendungan sendu mataku setelah membaca ulang pesan singkat dari pria yang mengaku dirinya bodoh itu.
Benar-benar bodoh, kembali aku ingin mengumpatnya dengan makian serta cacian. Namun rasanya begitu berharga bibirku ini untuk melontarkan hal semacam itu hingga ku urungkan niatku, sejak pesan itu masuk keponselku tiga hari yang lalu, hanya kubaca berulang kali dan kupandangi tiap baris katanya dengan seksama tanpa kuberikan balasan kepada pengirimnya.
Biarlah aku hanya butuh waktu untuk benar-benar memahami kalimat itu. Semakin ku ulangi membaca pesan itu semakin kupahami, semakin ku mengerti, dan semakin aku merasa terluka karenanya.
Ditambah lagi pertanyaan temanku pagi ini sepertinya membuat lukaku yang hampir kering kini kembali basah.
Cinta sejati?? Rasanya begitu menjijikkan mendengar kata itu, persetan dengan cinta.
Cinta hanyalah sebuah permainan hati, dimana di dalamnya banyak konspirasi yang dilakukan oleh para keturunan adam untuk mengambil tahta para wanita yang berposisi sebagai ratu untuk digantikan oleh para selirnya.
Cinta hanyalah sebuah kata suci yang dipergunakan sebagai kedok kejahatan dan penghianatan.
Siapa yang percaya pada cinta jika sama halnya seperti diriku, berulang kali ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya.
Nyatanya para wanita hanya terlalu naif untuk menolak dari semua tipu daya yang dilakukan oleh para prianya. Hingga terjerat terlalu dalam sampai terperosok kejurang yang namanya cinta.
Berubah menjadi sosok yang bodoh karena permainan didalamnya, termakan janji yang hanya terucap sebagai pengharapan semu.
Hingga digerogoti virus penyesalan pada akhirnya, menyalahkan pria yang bergerak sebagai operator dalam dramanya. Padahal wanita yang memilih untuk terjebak, padahal diawal ialah yang menyerahkan diri.
Entah lah hanya saja nyatanya cinta yang terlihat begitu kejam.
Lebih keji dari pada pembunuhan, cinta adalah kejahatan terbesar yang sudah menyebar dimana-mana.
Hanya saja siapa yang dapat menghukum orang yang sedang jatuh cinta. Bukankah hal itu begitu tidak realistis, akan begitu banyak orang yang terpenjara jika mencintai adalah suatu kejahatan.
Jadi apakah sesungguhnya cinta itu??
Bagiku hanyalah suatu kebodohan didalam kebohongan.
Sesaat aku tertawa kecil membaca pesan itu, hahaaa pertanyaan apa ini?
Mengapa dia bertanya hal ini kepada wanita yang sedang terluka hatinya karena cinta.
Haruskah kujawab cinta sejati adalah tertawa walau habis ditinggal saat sedang cinta-cintanya??
Ataukah kujawab cinta sejati adalah tetap cinta walau habis dilempari beribu penghianatan oleh salah satunya??
Ahhh.. itu bukan jawaban rasanya namun hanya sekeping curahan hatiku.
Ingin ku kembalikan lagi pertanyaan temanku itu, memangnya masih ada yang namanya cinta sejati setelah air mata para kaum hawa bertumpahan diantera jagad raya ini??
Dulu aku percaya pada cinta saat masih ada yang membuatku tertawa hanya karena membaca pesan singkatnya, disaat masih ada sebab bagiku untuk bersemangat hingga berdarah-darah menjalani hari, disaat masih ada pengingat pribadi untuk waktu makanku.
Namun cinta itu lenyap bagai tertelan ombak ditengah samudera ketika sebab dari pesan singkat yang biasanya membuatku tertawa kini berubah menjadi sebab tumpahnya air asin dari kelopak mataku ini.
Pesan yang amat menyayat hati.
"Selamat pagi kekasihku, aku mencintaimu dengan amat sangat, terimakasih mau menjadi penyemangat hidupku, tahukah kamu kalau halnya tak ada yang kucinta selain kamu tapi maaf ada wanita lain yang ingin kumiliki, wanita itu mencuri hatiku darimu dan kurasa aku tak dapat menolak untuk memberikan hal itu kepadanya, jadi maaf aku hanya dapat mencintaimu hanya sampai aku mengirim pesan singkat ini. Dariku yang bodoh karena berhenti mencintaimu".
Ahh sial membuat pipiku terasa panas hingga basah karena air yang meluap dari bendungan sendu mataku setelah membaca ulang pesan singkat dari pria yang mengaku dirinya bodoh itu.
Benar-benar bodoh, kembali aku ingin mengumpatnya dengan makian serta cacian. Namun rasanya begitu berharga bibirku ini untuk melontarkan hal semacam itu hingga ku urungkan niatku, sejak pesan itu masuk keponselku tiga hari yang lalu, hanya kubaca berulang kali dan kupandangi tiap baris katanya dengan seksama tanpa kuberikan balasan kepada pengirimnya.
Biarlah aku hanya butuh waktu untuk benar-benar memahami kalimat itu. Semakin ku ulangi membaca pesan itu semakin kupahami, semakin ku mengerti, dan semakin aku merasa terluka karenanya.
Ditambah lagi pertanyaan temanku pagi ini sepertinya membuat lukaku yang hampir kering kini kembali basah.
Cinta sejati?? Rasanya begitu menjijikkan mendengar kata itu, persetan dengan cinta.
Cinta hanyalah sebuah permainan hati, dimana di dalamnya banyak konspirasi yang dilakukan oleh para keturunan adam untuk mengambil tahta para wanita yang berposisi sebagai ratu untuk digantikan oleh para selirnya.
Cinta hanyalah sebuah kata suci yang dipergunakan sebagai kedok kejahatan dan penghianatan.
Siapa yang percaya pada cinta jika sama halnya seperti diriku, berulang kali ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya.
Nyatanya para wanita hanya terlalu naif untuk menolak dari semua tipu daya yang dilakukan oleh para prianya. Hingga terjerat terlalu dalam sampai terperosok kejurang yang namanya cinta.
Berubah menjadi sosok yang bodoh karena permainan didalamnya, termakan janji yang hanya terucap sebagai pengharapan semu.
Hingga digerogoti virus penyesalan pada akhirnya, menyalahkan pria yang bergerak sebagai operator dalam dramanya. Padahal wanita yang memilih untuk terjebak, padahal diawal ialah yang menyerahkan diri.
Entah lah hanya saja nyatanya cinta yang terlihat begitu kejam.
Lebih keji dari pada pembunuhan, cinta adalah kejahatan terbesar yang sudah menyebar dimana-mana.
Hanya saja siapa yang dapat menghukum orang yang sedang jatuh cinta. Bukankah hal itu begitu tidak realistis, akan begitu banyak orang yang terpenjara jika mencintai adalah suatu kejahatan.
Jadi apakah sesungguhnya cinta itu??
Bagiku hanyalah suatu kebodohan didalam kebohongan.
Komentar
Posting Komentar