Udara dingin begitu menusuk di tengah bisingnya hinaan serta cacian, makian yang begitu kejinya menyayat hati. Aku siapa?? Aku tak terpedaya, aku tak bersangkutan tapi aku jadi tersangka.
Apa lagi kamu??? Sahabatku!
Tenanglah, aku tau segalanya begitu tidak mudah, aku tahu segalanya begitu sulit, nama baik serta harga diri dipermainkan.
Diam, iya maaf bahkan aku hanya bisa diam menelan segala cercaan yang terlontarkan dari mulut mereka.
Mereka yang tidak tahu benar atau salahnya, aku tidak membenarkan, aku bahkan menutup rapat mulutku untuk hal ini.
Kau tahu sahabat, aku tak pandai untuk berkata-kata, hanya tulisan ini yang kupikir akan menguatkan.
Aku tidak dapat membelamu karena kutahu kau masih kuat untuk menopang ini, kutahu kau mulai rapuh, aku pun melihat tangis serta jeritan yang tak pernah kau tunjukkan itu.
Aku pun terluka karena lukamu sahabat, aku pun kini jadi tersangka, mereka pikir aku juga penjahatnya.
Tak apa, kuterima segalanya. Sakitmu yang menjadi perihku, aku tahu akupun lemah, hanya saja harus kusembunyikan agar tidak membuatmu lebih dalam terluka.
Biarlah kau merasa sendiri dalam keterpurukan ini, tak apa karena ku yakin kau bukan wanita yang lemah, kebungkamanku bukan berarti aku tidak menyayangimu, hanya aku tak ingin kau semakin terperosok jika mulutku pun ikut berbicara.
Kau tahu bukan, aku sering kali berkata segalanya akan indah pada waktunya.
Biarlah segala asumsi kosong yang mereka lontarkan itu melukaimu, karena aku percaya Tuhan akan menyembuhkan lukamu itu pada saatnya nanti.
Maaf aku tak melontarkan kata yang dapat membantu ataupun menguatkan, bahkan ku hanya dapat tertawa diam dalam bisingnya cacian mereka.
Tersenyumlah agar kau terlihat lebih mulia dari pada mereka yang berbicara keras tentangmu. Itu adalah cara terbaik untuk menguatkan hati yang luka dari pada kau bergelut dengan amarah yang akan memperkeruh segalanya.
Tetaplah bertahan sayang walau dalam keterpurukan yang paling dalam, aku mengiringimu dengan doa yang ku bisikkan pada-Nya.
Apa lagi kamu??? Sahabatku!
Tenanglah, aku tau segalanya begitu tidak mudah, aku tahu segalanya begitu sulit, nama baik serta harga diri dipermainkan.
Diam, iya maaf bahkan aku hanya bisa diam menelan segala cercaan yang terlontarkan dari mulut mereka.
Mereka yang tidak tahu benar atau salahnya, aku tidak membenarkan, aku bahkan menutup rapat mulutku untuk hal ini.
Kau tahu sahabat, aku tak pandai untuk berkata-kata, hanya tulisan ini yang kupikir akan menguatkan.
Aku tidak dapat membelamu karena kutahu kau masih kuat untuk menopang ini, kutahu kau mulai rapuh, aku pun melihat tangis serta jeritan yang tak pernah kau tunjukkan itu.
Aku pun terluka karena lukamu sahabat, aku pun kini jadi tersangka, mereka pikir aku juga penjahatnya.
Tak apa, kuterima segalanya. Sakitmu yang menjadi perihku, aku tahu akupun lemah, hanya saja harus kusembunyikan agar tidak membuatmu lebih dalam terluka.
Biarlah kau merasa sendiri dalam keterpurukan ini, tak apa karena ku yakin kau bukan wanita yang lemah, kebungkamanku bukan berarti aku tidak menyayangimu, hanya aku tak ingin kau semakin terperosok jika mulutku pun ikut berbicara.
Kau tahu bukan, aku sering kali berkata segalanya akan indah pada waktunya.
Biarlah segala asumsi kosong yang mereka lontarkan itu melukaimu, karena aku percaya Tuhan akan menyembuhkan lukamu itu pada saatnya nanti.
Maaf aku tak melontarkan kata yang dapat membantu ataupun menguatkan, bahkan ku hanya dapat tertawa diam dalam bisingnya cacian mereka.
Tersenyumlah agar kau terlihat lebih mulia dari pada mereka yang berbicara keras tentangmu. Itu adalah cara terbaik untuk menguatkan hati yang luka dari pada kau bergelut dengan amarah yang akan memperkeruh segalanya.
Tetaplah bertahan sayang walau dalam keterpurukan yang paling dalam, aku mengiringimu dengan doa yang ku bisikkan pada-Nya.
Komentar
Posting Komentar