Malam semakin pekat, suasana pun semakin sunyi namun kurasakan hatiku begitu gusar.
Entah apa sebab jelas dari kegusaran ini, makin lama makin gelisah, terlebih lagi kerisauan yang tiada sebabnya ini melanda sedari tadi hingga membuatku hilang selera untuk bicara dengan siapapun.
Segalanya tak terasa begitu saja kuabaikan, yang dekat pun jadi terasa jauh, juga yang berjarak perlahan seperti pergi.
Kerisauan tanpa alasan ini menyebabkan bencana yang melanda di titik kisaran bahagiaku akhir-akhir ini.
Seketika melunturkan tinta warna-warni yang tadinya begitu cerah menempel di dinding hatiku. Kini seperti terlihat pudar, tak menarik lagi dipandang serta kehilangan daya tariknya.
Aku ingin tidur saja! Sepertinya aku lelah! Tubuhku berkata demikian, hatiku pun ingin begitu namun fikiranku tak bekerja sesuai kata hatiku.
Biasanya segalanya terjadi dengan senada dan selaras namun kini begitu tidak berkesinambungan.
Heyyyy... apa lah sesungguhnya inti dari tulisan ini, makin baris makin tak beraturan, kata nya pun makin tak singkron, kalimatnya apa lagi tidak tersusun dengan indahnya.
Imajinasiku mana?? Tak ingin lagikah kita beriringan untuk menciptakan tulisan yang dapat membuat pembacanya terperangah.
Marahkah kau?? Aku tahu belakangan ini aku terlalu disibukkan dengan dunia yang hanya fana ini hingga aku mengabaikanmu, namun ya apalah aku?? Tubuhku tak dapat terbagi, aku pun lelah jika harus mengikuti alur kefanaan ini, aku merasa lebih bahagia berada diatas angan bersama imajinasi gila yang kadang ku impikan jadi realita itu.
Kurasa pula dalam anganku yang sering kali tak dapat dimengerti bahwa dunia fana yang membuatku mengabaikanmu ini akan menjauhkanku dari yang namanya nirwana.
Nirwana yang katanya indah itu, mereka yang berkata tak ada hal yang lebih indah sari nirwana! Ya mereka! Mereka yang sama sepertiku, mereka yang cinta pada dunia fana namun ingin tinggal tetap di nirwana.
Adilkah? Kurasa aku dan mereka terlalu naif, tak menyadari kenyataan bahwa nirwana hanya untuk mereka yang dirinya juga indah.
Pantaskah kita?? Bukan kah aku dan mereka masih begitu cinta pada dunia fana ini, dunia yang akan hilang hanya dengan menghitung waktu.
Entahlah, kusadari memang terkadang aku tidak tahu diri.
Sampai saatnya nanti, sampai fana ini lenyap biarkan aku tetap bersamamu, biarkan aku terus berimajinasi tanpa batas, berangan tanpa larangan serta biarkan aku membayangkan nirwana yang jauh dari rengkuhan wanita sepertiku, wanita yang masih belum mengerti untuk apa dia berada disini, di dunia fana ini.
Entah apa sebab jelas dari kegusaran ini, makin lama makin gelisah, terlebih lagi kerisauan yang tiada sebabnya ini melanda sedari tadi hingga membuatku hilang selera untuk bicara dengan siapapun.
Segalanya tak terasa begitu saja kuabaikan, yang dekat pun jadi terasa jauh, juga yang berjarak perlahan seperti pergi.
Kerisauan tanpa alasan ini menyebabkan bencana yang melanda di titik kisaran bahagiaku akhir-akhir ini.
Seketika melunturkan tinta warna-warni yang tadinya begitu cerah menempel di dinding hatiku. Kini seperti terlihat pudar, tak menarik lagi dipandang serta kehilangan daya tariknya.
Aku ingin tidur saja! Sepertinya aku lelah! Tubuhku berkata demikian, hatiku pun ingin begitu namun fikiranku tak bekerja sesuai kata hatiku.
Biasanya segalanya terjadi dengan senada dan selaras namun kini begitu tidak berkesinambungan.
Heyyyy... apa lah sesungguhnya inti dari tulisan ini, makin baris makin tak beraturan, kata nya pun makin tak singkron, kalimatnya apa lagi tidak tersusun dengan indahnya.
Imajinasiku mana?? Tak ingin lagikah kita beriringan untuk menciptakan tulisan yang dapat membuat pembacanya terperangah.
Marahkah kau?? Aku tahu belakangan ini aku terlalu disibukkan dengan dunia yang hanya fana ini hingga aku mengabaikanmu, namun ya apalah aku?? Tubuhku tak dapat terbagi, aku pun lelah jika harus mengikuti alur kefanaan ini, aku merasa lebih bahagia berada diatas angan bersama imajinasi gila yang kadang ku impikan jadi realita itu.
Kurasa pula dalam anganku yang sering kali tak dapat dimengerti bahwa dunia fana yang membuatku mengabaikanmu ini akan menjauhkanku dari yang namanya nirwana.
Nirwana yang katanya indah itu, mereka yang berkata tak ada hal yang lebih indah sari nirwana! Ya mereka! Mereka yang sama sepertiku, mereka yang cinta pada dunia fana namun ingin tinggal tetap di nirwana.
Adilkah? Kurasa aku dan mereka terlalu naif, tak menyadari kenyataan bahwa nirwana hanya untuk mereka yang dirinya juga indah.
Pantaskah kita?? Bukan kah aku dan mereka masih begitu cinta pada dunia fana ini, dunia yang akan hilang hanya dengan menghitung waktu.
Entahlah, kusadari memang terkadang aku tidak tahu diri.
Sampai saatnya nanti, sampai fana ini lenyap biarkan aku tetap bersamamu, biarkan aku terus berimajinasi tanpa batas, berangan tanpa larangan serta biarkan aku membayangkan nirwana yang jauh dari rengkuhan wanita sepertiku, wanita yang masih belum mengerti untuk apa dia berada disini, di dunia fana ini.
Komentar
Posting Komentar