Hujan terimakasih telah mengguyur seluruh tubuhku sore ini, membasahi tubuhku hingga kurasa dingin disekujurnya, menggigil hingga kurasa amat tak berdayanya.
Hatiku luka, kini aku benar-benar hilang selera untuk berbahagia, rasanya begitu menyakitkan, ulu hatiku seakan terhimpit batu besar yang membuatnya amat sesak dan sebentar lagi seolah akan berhenti berdetak.
Air dari kelopak sayu ku ini pun memberontak, pipiku begitu panas, benteng pertahananku hancur, runtuh dalam seketika, aku merintih hingga mengerang, aku kesakitan, tak berdarah namun luka ini benar-benar lebih sakit dari pada tersayat pisau.
Bajuku basah karena guyuran hujan, hingga langit berhenti menangispun baju ini masih melekat ditubuhku, biarlah dinginnya terus menjalar, tak apa untuk menyejukkan hati yang panas karena terhimpit batu ini.
Malah kini makin basah, rupanya air asin yang mengalir dari kelopak mata sayu ini makin deras, mengapa hujan aku harus menangis ??
Apa yang begitu menyedihkan hingga aku terlihat seperti ini, bodoh menangisi pria yang hanya menjadikanku mainannya itu.
Apa kah aku terlihat seperti boneka, hingga aku layak dipermainkan, atau mungkin memang pria brengsek itu selalu begini pada setiap wanita !!!
Ah tapi ini begitu sakit, aku meledak, aku marah, aku tak pernah seperti ini jika aku tak benar-benar terluka.
Hujan, mengapa rasanya begitu naif ! Lagi-lagi aku dibodohi oleh cinta, mengapa aku harus terperosok kedalam jurang yang dibuatnya, mengapa aku cinta lagi kepada pria yang hanya membuatku merasa melayang ditengah kebahagiaan sesaat dan menghempaskanku dalam kepedihan dengan sekejap.
Apakah pria selalu begitu adanya ??
Hah.. cinta !!! Persetan dengan cinta, aku benar-benar tak percaya lagi dengan yang namanya cinta.
Cinta hanya sebuah kebohongan yang terbungkus manis, kejahatan yang terskenario dengan rapi, penipuan yang benar-benar menghipnotis, mati rasaku pada cinta.
Untuk pria yang menghadirkan luka ini
Terimakasih atas luka yang begitu dahsyat ini, tamparannya terasa dihatiku, jika terlihat mungkin hatiku sedang koma saat ini.
Terimakasih juga untuk segala drama yang kau perankan dengan baik itu, skenarionya begitu hebat, aku begitu terpukau dengan permainanmu.
Kupikir cinta yang kau ucap itu benar-benar pada kenyataannya, ternyata hanya aku yang terlalu bodoh untuk mempercai hal itu.
Oh yaa, kau berhasil membuatku cinta pada dirimu karena drama kawakan yang kau sutradai dan perankan itu sendiri, kau amat memukau.
Walau hanya sesaat hari kemarin begitu indah, terimakasih telah membuatku sesaat bahagia ditengah permainanmu sebelum hari ini hingga aku terluka karena kalah dalam permainan yang kau buat.
Hatiku luka, kini aku benar-benar hilang selera untuk berbahagia, rasanya begitu menyakitkan, ulu hatiku seakan terhimpit batu besar yang membuatnya amat sesak dan sebentar lagi seolah akan berhenti berdetak.
Air dari kelopak sayu ku ini pun memberontak, pipiku begitu panas, benteng pertahananku hancur, runtuh dalam seketika, aku merintih hingga mengerang, aku kesakitan, tak berdarah namun luka ini benar-benar lebih sakit dari pada tersayat pisau.
Bajuku basah karena guyuran hujan, hingga langit berhenti menangispun baju ini masih melekat ditubuhku, biarlah dinginnya terus menjalar, tak apa untuk menyejukkan hati yang panas karena terhimpit batu ini.
Malah kini makin basah, rupanya air asin yang mengalir dari kelopak mata sayu ini makin deras, mengapa hujan aku harus menangis ??
Apa yang begitu menyedihkan hingga aku terlihat seperti ini, bodoh menangisi pria yang hanya menjadikanku mainannya itu.
Apa kah aku terlihat seperti boneka, hingga aku layak dipermainkan, atau mungkin memang pria brengsek itu selalu begini pada setiap wanita !!!
Ah tapi ini begitu sakit, aku meledak, aku marah, aku tak pernah seperti ini jika aku tak benar-benar terluka.
Hujan, mengapa rasanya begitu naif ! Lagi-lagi aku dibodohi oleh cinta, mengapa aku harus terperosok kedalam jurang yang dibuatnya, mengapa aku cinta lagi kepada pria yang hanya membuatku merasa melayang ditengah kebahagiaan sesaat dan menghempaskanku dalam kepedihan dengan sekejap.
Apakah pria selalu begitu adanya ??
Hah.. cinta !!! Persetan dengan cinta, aku benar-benar tak percaya lagi dengan yang namanya cinta.
Cinta hanya sebuah kebohongan yang terbungkus manis, kejahatan yang terskenario dengan rapi, penipuan yang benar-benar menghipnotis, mati rasaku pada cinta.
Untuk pria yang menghadirkan luka ini
Terimakasih atas luka yang begitu dahsyat ini, tamparannya terasa dihatiku, jika terlihat mungkin hatiku sedang koma saat ini.
Terimakasih juga untuk segala drama yang kau perankan dengan baik itu, skenarionya begitu hebat, aku begitu terpukau dengan permainanmu.
Kupikir cinta yang kau ucap itu benar-benar pada kenyataannya, ternyata hanya aku yang terlalu bodoh untuk mempercai hal itu.
Oh yaa, kau berhasil membuatku cinta pada dirimu karena drama kawakan yang kau sutradai dan perankan itu sendiri, kau amat memukau.
Walau hanya sesaat hari kemarin begitu indah, terimakasih telah membuatku sesaat bahagia ditengah permainanmu sebelum hari ini hingga aku terluka karena kalah dalam permainan yang kau buat.
Dariku wanita yang terluka karena mencintaimu
Komentar
Posting Komentar