Malam ini berbeda dari biasanya. Angin yang bertiup membuat tubuh ini tak kuasa untuk tidak bersembunyi dibalik selimut. Namun malam ya tetap saja begini, gelap, sunyi, dan sepi. Seolah pagi benar-benar enggan untuk kembali.
Aku masih disini dan belum memahami apapun mengenai perpisahan kita yang tak terasa sudah sembilan hari berlalu. Aku lihat kamu baik-baik saja tanpaku, tak seperti diriku yang begitu terlihat menyedihkannya karena merasa menderita oleh perpisahan ini.
Tampaknya kau bahagia?? Egois sekali perasaanmu itu, bahkan aku disini bersedih karena berhari-hari memeluk rindu yang tak dapat kurengkuh.
Aku mencoba menjauhkan segalanya tentangmu dari hidupku, tapi mengapa tetap saja walau tanpa diminta kamu masih bermunculan disudut hati dan otakku. Kamu benar-benar tak tau diri, mengapa tak mau pergi dari hati ini padahal hatimu saja sudah mengusirku secara paksa dengan kejamnya.
Malam ini aku mencoba membalas chat dari beberapa teman priaku, tapi tetap saja tak ada yang menggugah seleraku untuk merasa tertarik dan bahagia. Mereka tak ada yang seperti kamu, pria konyol yang amat aku cintai sampai kini.
Aku rindu kamu, aku rindu berpenggal-penggal kata yang kau ucapkan dengan dialek Jawa itu. Aku bahkan masih heran mengapa kamu pria yang tak berdarah Jawa malah fasih sekali berbicara menggunakan Bahasa Jawa dengan dialek yang pas. Iya kamu adalah pria berdarah Ogan dengan logat bicara khas Jawa yang aku cintai. Aku rindu lelucon-leluconmu yang tak lucu itu. Aku rindu suaramu yang menyapaku dari ujung telepon dikala malam. Aku rindu senandungmu yang terdengar sangat fals saat kau bernyanyi. Aku rindu makan bakso ikan bersamamu dikampus tetangga. Aku rindu kejutan-kejutan yang biasa kau berikan untukku. Aku rindu segala hal tentang kita yang aku tau tak kau rindukan sama sekali itu.
Andai aku dapat membuang segala memori tentang kita secepat yang kamu lakukan. Aku juga ingin tak peduli kamu seperti kamu tak peduli aku. Tapi mengapa tak bisa!
Beberapa waktu lalu kamu bilang kepada dunia bahwa aku tidak mengerti. Iya aku memang tidak mengerti sama sekali tentang semua ini. Aku tak mengerti tentang perpisahan ini, aku tak mengerti tentang sikapmu yang tanpa alasan ini, aku tak mengerti mengapa kamu mengirimiku pesan dipagi buta hanya untuk mengatakan masih menyayangiku, aku tak mengerti mengapa kamu mengatakan itu, aku tak mengerti mengapa jika sayang kau pergi dariku, aku tak mengerti mengapa kau masih memberi perhatian kepada wanita yang kau lukai dengan sangat dalam ini.
Apa maumu sesungguhnya ?? Mengapa masih saja berprilaku bodoh dengan memberiku harapan yang tak dapat kau wujudkan, mengapa ?? Jawab tolong jawab !!
Aku benci jika harapanku isinya selalu kosong. Aku benci kau melakukan ini semua padaku. Aku benci melihatmu bahagia tanpaku. Aku benci kini bukan lagi aku yang jadi sebab senyummu. Aku benci ada orang lain yang membuatmu tertawa. Aku benci mengapa aku masih mencintaimu hingga kini. Dan aku benci, mengapa aku tak dapat benar-benar membencimu setelah mendapat perlakuan seperti ini.
Aku tak tau sampai kapan semua ini akan terus berlarut. Aku mohon padamu jangan membuat segalanya sulit bagiku. Jika kau memang ingin pergi, jangan katakan hal yang namanya sayang itu lagi padaku.
Jujur aku begitu bahagia karena hal itu kau ucap untukku. Tapi sekejap segalanya berubah jadi menakutkan dan amat menyedihkan, karena meskipun sayang masih ada diantara kita. Tetap saja hal itu tak dapat menyatukan kita. Hingga kini aku yang menderita, dan kamu sendiri tak pernah mengerti penderitaanku ini.
Kamu terlalu jahat dengan cintamu.
Jadi biarlah, biar saja sembilan hari ini berlalu dengan hari-hari selanjutnya tanpa harapan darimu. Hal itu lebih baik untukku. Dan mengertilah sakit yang ada dihatiku, jangan menaburkan garam dilukaku yang bahkan belum mengering ini.
Aku masih disini dan belum memahami apapun mengenai perpisahan kita yang tak terasa sudah sembilan hari berlalu. Aku lihat kamu baik-baik saja tanpaku, tak seperti diriku yang begitu terlihat menyedihkannya karena merasa menderita oleh perpisahan ini.
Tampaknya kau bahagia?? Egois sekali perasaanmu itu, bahkan aku disini bersedih karena berhari-hari memeluk rindu yang tak dapat kurengkuh.
Aku mencoba menjauhkan segalanya tentangmu dari hidupku, tapi mengapa tetap saja walau tanpa diminta kamu masih bermunculan disudut hati dan otakku. Kamu benar-benar tak tau diri, mengapa tak mau pergi dari hati ini padahal hatimu saja sudah mengusirku secara paksa dengan kejamnya.
Malam ini aku mencoba membalas chat dari beberapa teman priaku, tapi tetap saja tak ada yang menggugah seleraku untuk merasa tertarik dan bahagia. Mereka tak ada yang seperti kamu, pria konyol yang amat aku cintai sampai kini.
Aku rindu kamu, aku rindu berpenggal-penggal kata yang kau ucapkan dengan dialek Jawa itu. Aku bahkan masih heran mengapa kamu pria yang tak berdarah Jawa malah fasih sekali berbicara menggunakan Bahasa Jawa dengan dialek yang pas. Iya kamu adalah pria berdarah Ogan dengan logat bicara khas Jawa yang aku cintai. Aku rindu lelucon-leluconmu yang tak lucu itu. Aku rindu suaramu yang menyapaku dari ujung telepon dikala malam. Aku rindu senandungmu yang terdengar sangat fals saat kau bernyanyi. Aku rindu makan bakso ikan bersamamu dikampus tetangga. Aku rindu kejutan-kejutan yang biasa kau berikan untukku. Aku rindu segala hal tentang kita yang aku tau tak kau rindukan sama sekali itu.
Andai aku dapat membuang segala memori tentang kita secepat yang kamu lakukan. Aku juga ingin tak peduli kamu seperti kamu tak peduli aku. Tapi mengapa tak bisa!
Beberapa waktu lalu kamu bilang kepada dunia bahwa aku tidak mengerti. Iya aku memang tidak mengerti sama sekali tentang semua ini. Aku tak mengerti tentang perpisahan ini, aku tak mengerti tentang sikapmu yang tanpa alasan ini, aku tak mengerti mengapa kamu mengirimiku pesan dipagi buta hanya untuk mengatakan masih menyayangiku, aku tak mengerti mengapa kamu mengatakan itu, aku tak mengerti mengapa jika sayang kau pergi dariku, aku tak mengerti mengapa kau masih memberi perhatian kepada wanita yang kau lukai dengan sangat dalam ini.
Apa maumu sesungguhnya ?? Mengapa masih saja berprilaku bodoh dengan memberiku harapan yang tak dapat kau wujudkan, mengapa ?? Jawab tolong jawab !!
Aku benci jika harapanku isinya selalu kosong. Aku benci kau melakukan ini semua padaku. Aku benci melihatmu bahagia tanpaku. Aku benci kini bukan lagi aku yang jadi sebab senyummu. Aku benci ada orang lain yang membuatmu tertawa. Aku benci mengapa aku masih mencintaimu hingga kini. Dan aku benci, mengapa aku tak dapat benar-benar membencimu setelah mendapat perlakuan seperti ini.
Aku tak tau sampai kapan semua ini akan terus berlarut. Aku mohon padamu jangan membuat segalanya sulit bagiku. Jika kau memang ingin pergi, jangan katakan hal yang namanya sayang itu lagi padaku.
Jujur aku begitu bahagia karena hal itu kau ucap untukku. Tapi sekejap segalanya berubah jadi menakutkan dan amat menyedihkan, karena meskipun sayang masih ada diantara kita. Tetap saja hal itu tak dapat menyatukan kita. Hingga kini aku yang menderita, dan kamu sendiri tak pernah mengerti penderitaanku ini.
Kamu terlalu jahat dengan cintamu.
Jadi biarlah, biar saja sembilan hari ini berlalu dengan hari-hari selanjutnya tanpa harapan darimu. Hal itu lebih baik untukku. Dan mengertilah sakit yang ada dihatiku, jangan menaburkan garam dilukaku yang bahkan belum mengering ini.
Komentar
Posting Komentar