Langsung ke konten utama

Sepuluh Hari !

Hallo Past...
Masih bolehkan aku menyapamu, maaf aku hadir disaat seperti ini, sungguh aku hanya ingin menyapa lewat tulisan ini dan tak ada maksud lain. Lagi pula aku tau kau takkan pernah membaca ini, karena aku masih ingat benar kau sama sekali tak peduli pada kegemaranku yang gila akan imajinasi ini.
Iya kamu tak seperti dia Past, dia begitu suka membaca tulisan-tulisanku, ia begitu memperhatikan cerita-ceritaku, ia bahkan sering menantikan cerita dariku, ia juga sering menanyakan hal mengenai kegemaranku ini. Tapi hal itu sudah tak ada lagi Past, dia sudah tak peduli tentang segalanya.
Maaf Past, seharusnya aku tak membandingkan kamu dengannya, karena kalian memang berbeda, kesamaannya hanyalah kalian adalah pria yang kucintai begitu dalam, dan perbedaannya kamu adalah cinta dari masalaluku yang kutinggalkan, dan dia adalah cintaku yang kini meninggalkan.
Jika saat ini kamu tau kondisiku pasti kamu ingin menertawakannya Past, ia tak apa tertawalah sepuasmu, aju takkan marah ataupun tersinggung karenanya. Aku memang pantas kau tertawakan Past, begitu konyol bukan hidupku ini. Aku rasa ini adalah karma untukku Past karena diwaktu kemarin aku begitu menyakitimu. Maafkan aku Past, aku menyesali segalanya dengan teramat sangat.
Past, aku merindukanmu. Aku berkata seperti ini tiada maksud untyk memintamu hadir kembali, aku hanya rindu keberadaanmu yang selalu bisa menenangkanku dan membuat segalanya jadi lebih baik. Aku sedang terluka Past, aku ditinggalkan oleh pria yang menjadi alasanku melepaskanmu. Kini aku begitu menyedihkan Past.
Past?? Tahukah kamu ini sudah memasuki bulan agustus. Kamu taukan biasanya bulan ini selalu menjadi bulan penuh kebahagiaan untukku setiap tahunnya. Tahun kemarin dibulan ini aku masih merayakan ulang tahunku bersamamu, kita juga merayakan aniversarry 4tahun hubungan kita.
Tapi kali ini segalanya berbeda Past, aku tak ingin dan tak bermaksud untuk untuk mengajakmu mengulang segalanya. Aku hanya ingin bercerita, agustus kali ini rasanya begitu menyedihkan untukku. Aku tak ingin melalui bulan ini tanpa kisah indah seperti biasanya. Aku tak bisa merusak bulan keberkahanku ini Past.
Tapi apakah kau tau Past?? Hari ini tepat sepuluh hari aku berpisah dengannya, sama seperti hari-hari kemarin. Aku masih menderita karena rindu, aku masih tersakiti oleh perpisahan ini. Dan apakah kau masih ingat Past?? sepuluh hari kedepan adalah hari ylang tahunku.
Aku sedih jika membayangkan hari itu akan berlalu dengan buruk. Aku tak mengharapkan apapun Past dihari itu. Aku hanya ingin bahagia, aku hanya ingin melewatinya tanpa rasa sedih seperti yang kualami saat ini.
Tapi siapa Past yang akan mengindahkan hari itu?? Tak ada kamu sekarang. Tak ada lagi yang akan menelponku tengah malam hanya untuk jadi orang pertama yang menyambut pertambahan umurku.
Past, aku pun tak ingin kamu. Aku ingin dia ada disampungku. Tak perlu kejutan atau hal semacamnya, aku hanya perlu ia tetap disampingku tanpa pernah pergi lagi.
Aku cinta dia Past, sama seperti aku cinta kamu dulu.
Past, kalau boleh aku meminta padamu. Tolong, panjatkan do'a pada Tuhan untuk kebahagiaanku dihari itu. Tak apa kan aku meminta, aku hanya ingin kau berdoa untukku sama seperti aku memanjatkan doa untukmu.
Walau kita tak lagi bersama, walau hatiku sudah berbeda, tapi aku tak melupakanmu Past, namamu masih sering kusebut dalam doa walau tak sesering namanya. Aku hanya mengharapkan kuta sama-sama berbahagia walau tak bersama.
Past, maaf aku baru berani menyapamu saat ini, kemarin aku begitu menghargai perasaan kekasihku, aku tak ingin menyakitinya dengan membicarakanmu. Tapi kini apa gunanya aku memikirkan perasaannya Past. Dia saja sudah tek peduli dengan perasaanku. Dia bahkan menghancurkan hatiku sampai remuk, lagi pula aku bukan kekasihnya lagi sejak hari itu ia pergi tanpa lambaian tangan.
Past, maaf lagi aku banyak berceloteh hari ini. Aku hanya merasa malu padamu atas kondisiku kini.
Aku rindu kamu Past, aku rindu keberadaanmu yang selalu menguatkanku.
Kamu tau Past?? Sampai saat ini kamu masih pria terbaik dalam hidupku, walau sudah banyak yang datang dan pergi setelah kamu.
Tapi tetap kamu Past sosok yang terbaik dalam memperlakukanku dan mencintaiku. Belum ada yang menggantikanmu Past. Kamu tetap Tuan egois terbaik yang menjadi Malaikat Penjagaku.


Dariku wanita Tak tau diri
yang merindukanmu sesaat tadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...