Langsung ke konten utama

Nyaman tak salah

Ramuan kata dipekatnya malam

Selamat malam kamu Partikel yang penuh pesona
Heyy..
Apa kamu tau apa yang membuatku merasa lebih sakit dari pada ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya.
Jawabannya adalah kamu.
Begitu sakit saat kamu begitu mengistimewakanku kemarin dan hari ini kamu bersikap seolah tidak menginginkanku.
Ya aku tau,  bahkan sangat tau dengan ketidakmungkinan kita itu.  Tapi apakah kau pernah tau bahwa aku ingin kau berpikir bahwa hal-hal kecil yang kita lalui kemarin efeknya tidak sesederhana itu untukku.
Lalu siapa yang harus disalahkan jika nyatanya perasaan jadi sulit dikendalikan,  karena aku tak memungkiri bahwa kebersamaan kemarin merasukiku oleh segala hal tentangmu.
Bagaimana mungkin untukku; menghilangkan letupan-letupan ajaib ini hanya dalam waktu satu hari,  saat kemarin aku tau kalau pedulimu itu palsu.
Aku hanya berkamuflase dibalik tawa yang menutupi,  walau kutau tak begitu berhasil untuk disembunyikan,  karena masih terlihat jelas bahwa aku butuh nyaman itu.
Kamu terlalu hangat untuk kulepaskan,  kamu terlalu indah untuk kuanggap tak ada,  dan kamu terlalu sialan untuk selalu muncul disekitarku!
Dasar kamu wahai Partikel yang penuh pesona,  mengapa juga mencitrakan diri dengan cara seperti itu,  lihatlah hatiku yang jadi korbannya.
Bukannya menyalahkanmu,  hanya saja aku tak ingin menyalahkan diri sendiri karena hatiku yang terlalu terburu-buru merasa nyaman.
Kamu pun siapa suruh hadir dan tiba-tiba jadi malaikat.  Padahal nyatanya kamu tak sebaik itu.
Aku saja heran mengapa percaya pada kamu manusia yang hanya memesona tapi tak bertanggung jawab.  Sekarang siapa yang peduli pada hatiku.
Habis hancur malah kau lukai lagi.
Kamu mengapa datang tanpa membaca situasi,  mendekati yang sedang haus kasih,  hingga aku jadi lupa diri, sampai tak sadar ini hanya trik.
Mengapa pula aku yang jadi korban pertamamu,  kenapa bukan yang lain,  yang hatinya tidak seperasa aku.
Kamu salah Tuan,  kamu salah sasaran.  Dasar bodoh,  aku jadi menganggapmu tak berhati karena kamu sempat menyakiti sampai seperti ini.
Persetan dengan nyaman!
Bodohi saja aku lagi asalkan aku tak merasa sendiri hari ini,  sudahlah aku menyerahkan diri,  padamu yang tak punya hati.


Untukmu Tuan yang tak pernah membuka mata lebar-lebar
Dariku wanita yang sangat perasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...