Mengapa kita harus menciptakan jarak kalau tau kebersamaan itu indah??
Aku sedih berjalan sendirian melalui berbagai terpaan yang sebelumnya kubagi denganmu.
Tak ingin memberatkan langkahmu, hanya saja aku rindu kamu, teman berbagi yang paling menyenangkan.
Yang paling menyakitkan kini adalah kebersamaan kita yang berjarak.
Aneh rasanya memandangmu sebagai sosok yang lain, bukan lagi seseorang yang terdekat melainkan partner yang saling memerlukan.
Aku rasa seharusnya kita tidak seperti ini.
Bukankah dulu tawa renyah menjadi sahabat kita, mengelilingi hari yang indah dan mengukirkan cerita.
Melakukan hal gila bahkan lapar dan lelah tak lagi kita hiraukan, berbagi cerita hingga larut atau malah tak kenal waktu.
Ada aku ada kamu.
Ada kamu ada aku.
Dan kita dulu adalah kebersamaan yang menyenangkan.
Tapi mengapa sekarang kita di atmosfer yang berbeda, bertegur sapa pun terdengar menggelikan.
Apalagi bercerita hingga beralinea-alinea, kukira itu tak lagi sama.
Mengapa kini berbeda, aku benci jarak yang tercipta, aku butuh jembatan untuk melalui jarak yang kufikir akan semakin jauh ini.
Kemana rasa yang namanya nyaman itu, aku yang salah atau kamu yang tak mengerti hingga bisa ada jarak diantara kita.
Aku tak ingin kamu pergi padahal kamu ada.
Aku tak ingin kamu jauh padahal kutau kita begitu dekat.
Aku tak ingin ada yang berubah walau kutau kita berbeda.
Bukankah saat kita beriringan segalanya terasa menyenangkan, mengapa tak kita ciptakan lagi rasa hangat itu, mengapa tak kita hadirkan lagi rasa nyaman itu.
Aku rindu kamu, aku rindu kita, aku rindu walau kita hanya bisa melakukan hal sederhana yang menyenangkan.
Aku rindu kamu sahabat terbaik dalam mengejar mimpi.
Hanya saja maaf jika tuturku melukai hatimu. Maaf jika lakuku menyinggung dirimu. Maaf pula jika khilafku bertumpuk padamu. Dari hatiku aku tak pernah bermaksud menyakitimu, bahkan memikirkannya saja amat menyakiti hatiku.
Satu pintaku, jangan berfikir aku meninggalkanmu.
Aku sedih berjalan sendirian melalui berbagai terpaan yang sebelumnya kubagi denganmu.
Tak ingin memberatkan langkahmu, hanya saja aku rindu kamu, teman berbagi yang paling menyenangkan.
Yang paling menyakitkan kini adalah kebersamaan kita yang berjarak.
Aneh rasanya memandangmu sebagai sosok yang lain, bukan lagi seseorang yang terdekat melainkan partner yang saling memerlukan.
Aku rasa seharusnya kita tidak seperti ini.
Bukankah dulu tawa renyah menjadi sahabat kita, mengelilingi hari yang indah dan mengukirkan cerita.
Melakukan hal gila bahkan lapar dan lelah tak lagi kita hiraukan, berbagi cerita hingga larut atau malah tak kenal waktu.
Ada aku ada kamu.
Ada kamu ada aku.
Dan kita dulu adalah kebersamaan yang menyenangkan.
Tapi mengapa sekarang kita di atmosfer yang berbeda, bertegur sapa pun terdengar menggelikan.
Apalagi bercerita hingga beralinea-alinea, kukira itu tak lagi sama.
Mengapa kini berbeda, aku benci jarak yang tercipta, aku butuh jembatan untuk melalui jarak yang kufikir akan semakin jauh ini.
Kemana rasa yang namanya nyaman itu, aku yang salah atau kamu yang tak mengerti hingga bisa ada jarak diantara kita.
Aku tak ingin kamu pergi padahal kamu ada.
Aku tak ingin kamu jauh padahal kutau kita begitu dekat.
Aku tak ingin ada yang berubah walau kutau kita berbeda.
Bukankah saat kita beriringan segalanya terasa menyenangkan, mengapa tak kita ciptakan lagi rasa hangat itu, mengapa tak kita hadirkan lagi rasa nyaman itu.
Aku rindu kamu, aku rindu kita, aku rindu walau kita hanya bisa melakukan hal sederhana yang menyenangkan.
Aku rindu kamu sahabat terbaik dalam mengejar mimpi.
Hanya saja maaf jika tuturku melukai hatimu. Maaf jika lakuku menyinggung dirimu. Maaf pula jika khilafku bertumpuk padamu. Dari hatiku aku tak pernah bermaksud menyakitimu, bahkan memikirkannya saja amat menyakiti hatiku.
Satu pintaku, jangan berfikir aku meninggalkanmu.
Salam rindu untukmu rekan bahagiaku
Komentar
Posting Komentar