Selamat petang.
Makin gelap rindu ini makin mencanduiku, maafkan yang tak bisa menolak perihal ini.
Tulisan ini masih tentangmu, akan tentangmu, dan selalu tentangmu, sampai kau memberi penawarnya -pertemuan.
Maaf aku menulis perihal tentang kamu, tanpa seizinmu, anggap saja ini ilegal, tapi biarkan rindu ini tak terpenjara lagi.
Malam mulai sunyi, hanya suara detik jam yang terdengar, bahkan jangkrik dan katak bersembunyi ditempat peraduannya karena dingin.
Aku gelisah, makin lama makin resah, detak jantungku kini lebih cepat dari detik jam yang menempel di dinding itu.
Aku tak tau aku kenapa, tapi kupikir ini adalah gejala -rindu.
Ada lelah yang mendampingi rindu ini, aku lelah mengekalkan kamu dalam ingatan berbentuk rindu. Aku kalah -karena jarak dan waktu yang menjemukan ini tak dapat kutaklukkan.
Apa aku menyerah saja??
Kabur, lari, lalu sembunyi ;seperti kamu haha!
Berlari menghindari penyebab rindu, lari dari penular rindu, sembunyi dari kamu yang tak tau di rindu.
Setelah itu kita hentikan, kamu ditempat persembunyianmu dan aku disini, ditempat yang kamu tak harus tau.
Kita berjalan pada arah yang berbeda dan ini benar-benar berhenti. Hingga aku tak harus berlelah-lelah merindukan kamu -lagi. Hingga aku tak perlu peduli lagi. Hingga aku tak harus menelan pahitnya khianat yang kesekian kali.
Kurasa..
Aku hanya perlu berjalan lagi, mengikuti awan hitam yang bergeser, dan kamu bisa menganggapku sebagai dedaunan kering yang tersingkirkan oleh hempasan langkahmu, langkah angkuh yang dapat kuikuti.
Makin gelap rindu ini makin mencanduiku, maafkan yang tak bisa menolak perihal ini.
Tulisan ini masih tentangmu, akan tentangmu, dan selalu tentangmu, sampai kau memberi penawarnya -pertemuan.
Maaf aku menulis perihal tentang kamu, tanpa seizinmu, anggap saja ini ilegal, tapi biarkan rindu ini tak terpenjara lagi.
Malam mulai sunyi, hanya suara detik jam yang terdengar, bahkan jangkrik dan katak bersembunyi ditempat peraduannya karena dingin.
Aku gelisah, makin lama makin resah, detak jantungku kini lebih cepat dari detik jam yang menempel di dinding itu.
Aku tak tau aku kenapa, tapi kupikir ini adalah gejala -rindu.
Ada lelah yang mendampingi rindu ini, aku lelah mengekalkan kamu dalam ingatan berbentuk rindu. Aku kalah -karena jarak dan waktu yang menjemukan ini tak dapat kutaklukkan.
Apa aku menyerah saja??
Kabur, lari, lalu sembunyi ;seperti kamu haha!
Berlari menghindari penyebab rindu, lari dari penular rindu, sembunyi dari kamu yang tak tau di rindu.
Setelah itu kita hentikan, kamu ditempat persembunyianmu dan aku disini, ditempat yang kamu tak harus tau.
Kita berjalan pada arah yang berbeda dan ini benar-benar berhenti. Hingga aku tak harus berlelah-lelah merindukan kamu -lagi. Hingga aku tak perlu peduli lagi. Hingga aku tak harus menelan pahitnya khianat yang kesekian kali.
Kurasa..
Aku hanya perlu berjalan lagi, mengikuti awan hitam yang bergeser, dan kamu bisa menganggapku sebagai dedaunan kering yang tersingkirkan oleh hempasan langkahmu, langkah angkuh yang dapat kuikuti.
selamat bahagia tanpa rindu yang merepotkan
dariku
Komentar
Posting Komentar