Langsung ke konten utama

TERLUKA lagi

duniaku terbalik dalam seketika seakan semuanya luluh lantah.
harusnya aku tau kecewa ini akan datang, tapi aku tidak pernah tau kalau luka ini akan begitu menyayat.
harusnya aku tau untuk tidak berharap apapapun pada siapapun, termasuk kamu.
harusnya aku pun tau jika aku tidak begitu berharga dimatamu, jika aku tidak amat di inginkan olehmu.
bolehkah aku menyesal telah mencintaimu??
aku sedang berusaha mengganti kecewaku dengan pecahan tangis, namun nyatanya sayatan yang kau ukir makin terasa perih seolah cairan asin ini tepat menumpahi luka itu.
bolehkah aku menyesal mempercayaimu, aku bahkan tak membatasi kesabaranku untukmu, tapi tak kusangka kamu sepicik itu.
harusnya aku tak termakan oleh harapan yang kau tebarkan itu, namun kini aku terlanjur kenyang, lalu akan kuapakan sisa janji yang kuyakin akan menyayat lagi.
harusnya aku tau janjimu hanyalah janji saja yang tak akan kau tepati, ucapanmu hanyalah bualan yang pasti, dan kamu bujan orang yang pantas dipercayai.
kupikir benar aku ini terlalu baik, hingga mengizinkanmu menyakitiku sedalam ini, hingga aku sampai tak berani melihat rupa hatiku.
aku masih terisak tanpa sebab yang jelas, entah mengapa kata maafmu terdengar begitu memuakkan bagiku.
aku benci harus membencimu disaat aku terlalu mencintaimu, mengapa semuanya hanya tak adil bagiku.
malam ini terlalu pekat bagiku untuk menahan tangis yang memaksa meluap, sepertinya dunia memang sedang ingin mendramatisir keadaan -kupikir begitu.
aku yang terlalu bodoh atau kamu yang terlalu keji, apa kau ingin aku begitu memohon agar tak kau lukai, apa aku sehina ini bagimu.
kupikir kamu tak pernah keberatan dengan keberadaanku, tapi nyatanya aku tetap saja hanya onggokan sampah bagimu.
apa aku bagimu -aku tak pernah tau.
entahlah, hanya saja aku benar-benar terluka kali ini.
bukan berarti kemarin aku baik-baik saja, hanya aku tak ingin terlihat begitu menyedihkan.
apa hanya aku yang menganggap kamu dan aku adalah kita.
aku tak tau lagi harus lari kemana, aku tak tau lagi harus jadi wanita yang sekuat apa, aku tak tau lagi bagaimana agar aku terlihat dimatamu.
aku ingin menghilang saja, darimu dan dari dunia, bersembunyi dibawah tanah dan ditaburi bunga lalu disirami air mata.



aku tidak tau kalu mencintaimu semenyakitkan ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...