kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan mengganggumu lagi.
maaf jika hadirku kemarin kau anggap menyita waktu perjalananmu, sungguh aku menyesalinya jika aku hanya jadi penghalang bagimu.
aku cukup tau diri siapa aku dan siapa kamu, bukannya aku sudah pernah bilang tak usah dipaksakan kalau tidak bisa.
lagi pula aku bukan wanita yang memaksakan segalanya sesuai inginku, aku tau semua itu adalah mustahil.
kini hatiku sudah biasa, kamu tak perlu khawatir orang-orang akan menghardikmu sebagai pria tak tau diri, aku bukan wanita yang suka menyimpan dendam, apa yang terjadi pada kita biarlah menjadi konsumsi kita saja.
hatiku memang sakit, tapi kamu tak perlu khawatir akan hal itu, tanpa kamu harus repot-repot hatiku akan pulih dengan sendirinya.
lagi pula ini tidak sepenuhnya salahmu, toh aku yang membiarkanmu melukaiku.
tapi bolehkah aku bertanya padamu, karena menunggu penjelasan darimu jelas adalah ketidakmungkinan bagiku.
aku ingin tau, apa salahku hingga kau lakukan ini berulang-ulang??
jika hanya sekali duakali mungkin tidak begitu merisaukanku, tapi ini lebih dari itu hingga aku tak tau ini hitungan yang keberapa.
apa salahku jika aku terlalu cinta, bukankah kau yang lebih dahulu menawarkannya, aku hanya menerima dan membalas apa yang kau berikan, kecuali kejahatan ini.
dan apakah kamu tidak salah, menjadi pengecut yang berulang kali seperti ini, sembunyi, lari, menghindar, dan ingkar janji.
sungguh menyedihkan sekali, dan yang lebih menyedihkan lagi aku mencintai orang menyedihkan sepertimu.
kufikir tuhan hanya sedang mengujiku, dan kamu jangan berpikir sudah berhasil menyiksaku, aku memang terluka, tapi luka darimu masih belum seberapa dibandingkan benerapa hal yang pernah kualami.
aku bukan bermaksud sombong, hanya saja aku sudah terbiasa hidup ditengah luka, sesering kamu menebarkan luka aku semakin hebat dalam meramu obatnya.
aku bukan wanita yang lemah, meski ditengah malam aku terdiam menahan isakan, aku masih dapat menyambut pagi dengan tawa yang takkan pernah dapat kamu ketahui dari mana asalnya.
ketahui saja aku lebih kuat dari wanita yang namanya wonder woman itu, jadi kamu tenang saja, aku tidak terlalu membutuhkanmu untuk menjagaku.
jangan takut aku tidak bisa hidup tanpamu, karena ada tiadanya kamu aku tetap bernafas dengan oksigen, bukan denganmu.
jadi kalau kamu ingin pergi, pergilah.
setidaknya ucapkan salam perpisahan atau berikan aku lambaian tangan, agar kamu tidak meninggalkan kesan sebagai seorang pengecut dimataku.
maaf jika hadirku kemarin kau anggap menyita waktu perjalananmu, sungguh aku menyesalinya jika aku hanya jadi penghalang bagimu.
aku cukup tau diri siapa aku dan siapa kamu, bukannya aku sudah pernah bilang tak usah dipaksakan kalau tidak bisa.
lagi pula aku bukan wanita yang memaksakan segalanya sesuai inginku, aku tau semua itu adalah mustahil.
kini hatiku sudah biasa, kamu tak perlu khawatir orang-orang akan menghardikmu sebagai pria tak tau diri, aku bukan wanita yang suka menyimpan dendam, apa yang terjadi pada kita biarlah menjadi konsumsi kita saja.
hatiku memang sakit, tapi kamu tak perlu khawatir akan hal itu, tanpa kamu harus repot-repot hatiku akan pulih dengan sendirinya.
lagi pula ini tidak sepenuhnya salahmu, toh aku yang membiarkanmu melukaiku.
tapi bolehkah aku bertanya padamu, karena menunggu penjelasan darimu jelas adalah ketidakmungkinan bagiku.
aku ingin tau, apa salahku hingga kau lakukan ini berulang-ulang??
jika hanya sekali duakali mungkin tidak begitu merisaukanku, tapi ini lebih dari itu hingga aku tak tau ini hitungan yang keberapa.
apa salahku jika aku terlalu cinta, bukankah kau yang lebih dahulu menawarkannya, aku hanya menerima dan membalas apa yang kau berikan, kecuali kejahatan ini.
dan apakah kamu tidak salah, menjadi pengecut yang berulang kali seperti ini, sembunyi, lari, menghindar, dan ingkar janji.
sungguh menyedihkan sekali, dan yang lebih menyedihkan lagi aku mencintai orang menyedihkan sepertimu.
kufikir tuhan hanya sedang mengujiku, dan kamu jangan berpikir sudah berhasil menyiksaku, aku memang terluka, tapi luka darimu masih belum seberapa dibandingkan benerapa hal yang pernah kualami.
aku bukan bermaksud sombong, hanya saja aku sudah terbiasa hidup ditengah luka, sesering kamu menebarkan luka aku semakin hebat dalam meramu obatnya.
aku bukan wanita yang lemah, meski ditengah malam aku terdiam menahan isakan, aku masih dapat menyambut pagi dengan tawa yang takkan pernah dapat kamu ketahui dari mana asalnya.
ketahui saja aku lebih kuat dari wanita yang namanya wonder woman itu, jadi kamu tenang saja, aku tidak terlalu membutuhkanmu untuk menjagaku.
jangan takut aku tidak bisa hidup tanpamu, karena ada tiadanya kamu aku tetap bernafas dengan oksigen, bukan denganmu.
jadi kalau kamu ingin pergi, pergilah.
setidaknya ucapkan salam perpisahan atau berikan aku lambaian tangan, agar kamu tidak meninggalkan kesan sebagai seorang pengecut dimataku.
warbiasa
BalasHapus