Selamat pagi sayang, semoga harimu menyenangkan, aku tidak suka ada jarak diantara kita hingga aku harus membatasi segalanya antara kamu dan aku, karena ini begitu menyakitkan.
Entah aku yang merasa atau kamu pun begitu, bahwa hubungan kita hanya sekedar cinta-cinta saja tanpa ikatan karena kamu tak akan pernah bisa berpaling darinya.
Setiap malam saat mimpi buruk mengganggu tidurku, aku amat ketakutan, tapi memikirkanmu dan kita setelahnya makin membuatku lebih takut lagi, aku takut saat aku bangun nanti tak ada lagi kamu, jadi aku mencoba untuk tidak terlalu terbiasa dengan ini.
Banyak ketakutan yang tak pernah kupahami sedangkan kamu tak pernah mau tau itu.
Rasanya begitu membingungkan dan amat mengesalkan, menjadi yang disembunyikan dan dinomorduakan.
Dan aku cukup tau diri bahwa sebagai yang kedua aku tak bisa menuntut segalanya.
Hanya saja kini hatiku makin rumit, karena memelukmu ditengah persembunyian tak lagi menyenangkan. Karena bertingkah didepan siapapun, seakan kita tak punya hubungan apapun mulai memuakkan. Karena tetap menganggap kita tak ada apa-apa makin membuatku kelelahan.
Tidak bisakah kita berhenti dan mengaku pada dunia kalau kita lebih dari sekedar teman biasa.
Aku bisa apa jika kamu mulai menceritakan tentang dia dengan bersemangat sedangkan hatiku mulai patah perlahan.
Kamu memang selalu mengejutkan, termasuk saat kamu berusaha menenangkanku dengan pelukan namun aku malah makin terbelenggu dalam rasa bersalah.
Kamu membuat segalanya semakin sulit, mengapa membawaku kedalam hangat yang seharusnya tak boleh kurasakan, padahal aku tau adegan setelah ini adalah aku yang makin terluka namun aku tetap bertahan sambil berharap -andai perkenalan kita tidak datang terlambat.
Kini, kita menjelma sebagai sepasang tanda tanya yang kemudian bingung mencari jawaban. Kita berjalan tak tentu arah, namun aku nikmati setiap ketidakpastian yang kamu tawarkan, aku tidak bisa menolak segala kebodohan dan ketololan yang kita perbuat karena betapa aku menemukan kenyamanan dalam kebersamaan kita.
Dalam ketidakpastian, aku maknai setiap pertemuan kita dan kusimpan rapi ditempat teraman -dihatiku.
Kemudian, kamu menjadi cukup penting dalam hidupku dan kamu mulai berperan dalam kondisi hatiku.
Dan kita tetap membiarkan ini menjadi rahasia, karena dunia menerima keberadaan kita pun kenyataannya menolak hubungan kita.
Dan aku hanya ingin memelukmu sekuat yang aku bisa sebelum jarak dan waktu makin menjauhkan kita, dan merangkulmu sehangat yang aku bisa sebelum kamu kembali kepeluknya.
Kemudian aku hanya bisa mencoba mengerti, meskipun berat menunggu waktu agar segalanya mendapatkan akhir yang bahagia.
Karena terlalu banyak penonton dalam hidupmu, begitu pula hidupku, hingga kita harus tertap membangun persembunyian agar kita bahagia dalam kerahasiaan.
Entah aku yang merasa atau kamu pun begitu, bahwa hubungan kita hanya sekedar cinta-cinta saja tanpa ikatan karena kamu tak akan pernah bisa berpaling darinya.
Setiap malam saat mimpi buruk mengganggu tidurku, aku amat ketakutan, tapi memikirkanmu dan kita setelahnya makin membuatku lebih takut lagi, aku takut saat aku bangun nanti tak ada lagi kamu, jadi aku mencoba untuk tidak terlalu terbiasa dengan ini.
Banyak ketakutan yang tak pernah kupahami sedangkan kamu tak pernah mau tau itu.
Rasanya begitu membingungkan dan amat mengesalkan, menjadi yang disembunyikan dan dinomorduakan.
Dan aku cukup tau diri bahwa sebagai yang kedua aku tak bisa menuntut segalanya.
Hanya saja kini hatiku makin rumit, karena memelukmu ditengah persembunyian tak lagi menyenangkan. Karena bertingkah didepan siapapun, seakan kita tak punya hubungan apapun mulai memuakkan. Karena tetap menganggap kita tak ada apa-apa makin membuatku kelelahan.
Tidak bisakah kita berhenti dan mengaku pada dunia kalau kita lebih dari sekedar teman biasa.
Aku bisa apa jika kamu mulai menceritakan tentang dia dengan bersemangat sedangkan hatiku mulai patah perlahan.
Kamu memang selalu mengejutkan, termasuk saat kamu berusaha menenangkanku dengan pelukan namun aku malah makin terbelenggu dalam rasa bersalah.
Kamu membuat segalanya semakin sulit, mengapa membawaku kedalam hangat yang seharusnya tak boleh kurasakan, padahal aku tau adegan setelah ini adalah aku yang makin terluka namun aku tetap bertahan sambil berharap -andai perkenalan kita tidak datang terlambat.
Kini, kita menjelma sebagai sepasang tanda tanya yang kemudian bingung mencari jawaban. Kita berjalan tak tentu arah, namun aku nikmati setiap ketidakpastian yang kamu tawarkan, aku tidak bisa menolak segala kebodohan dan ketololan yang kita perbuat karena betapa aku menemukan kenyamanan dalam kebersamaan kita.
Dalam ketidakpastian, aku maknai setiap pertemuan kita dan kusimpan rapi ditempat teraman -dihatiku.
Kemudian, kamu menjadi cukup penting dalam hidupku dan kamu mulai berperan dalam kondisi hatiku.
Dan kita tetap membiarkan ini menjadi rahasia, karena dunia menerima keberadaan kita pun kenyataannya menolak hubungan kita.
Dan aku hanya ingin memelukmu sekuat yang aku bisa sebelum jarak dan waktu makin menjauhkan kita, dan merangkulmu sehangat yang aku bisa sebelum kamu kembali kepeluknya.
Kemudian aku hanya bisa mencoba mengerti, meskipun berat menunggu waktu agar segalanya mendapatkan akhir yang bahagia.
Karena terlalu banyak penonton dalam hidupmu, begitu pula hidupku, hingga kita harus tertap membangun persembunyian agar kita bahagia dalam kerahasiaan.
Komentar
Posting Komentar