Sayang, malam ini begitu dingin, tubuhku dibuat kaku oleh angin yang meresap lewat pori-pori.
Aku tau akhir-akhir ini cuacanya memang selalu begini, hujan turun tiada henti. Akan tetapi hari kemarin masih kurasakan hangat sayang, hangat yang lewat melalui tegur sapa kita, hangat yang nyaman melalui canda gurau kita, hangat yang menjalar dari perasaan kita.
Tapi mengapa malam ini berbeda sayang. Malam ini begitu dingin, dingin yang menusuk, dan hatiku seperti dirajam sayang.
Dingin ini membuatku linu, dan terasa nyeri tepat di ulu hatiku. Mengapa hangat yang kemarin hilang, belum lewat beberapa jam dari terakhir kali kita bercengkrama, tapi aku merindukanmu.
Kadang aku bertanya pada hatiku. Mengapa ia memilihmu?
Hatiku beku tak menjawab, akupun tidak tau, tapi kau berhasil menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya, dan aku benar-benar jatuh hati. Sampai rasanya hilang akalku olehmu.
Sayang, apakah kau tau lawan dari cinta bukanlah benci, namun kurasa pergi. Entah mengapa aku sangat ketakutan, aku tak mengerti mengapa aku tak ingin kamu pergi, tapi aku pun tak ingin kau membenciku.
Maafkan aku jika sebagai wanita, aku terlalu tak tau diri sampai beraninya mencintaimu. Aku terlalu naif oleh rasa ini, seberapa keras aku menginginkanmu aku hanya takut rasaku ini sepihak, seberapa ingin aku mempercayaimu namun aku tetap saja ketakutan tak dapat memilikimu, seberapa sering kita bersama tingkat ketakutanku meningkat kalau kau dapat hilang kapan saja, dan ketakutan itu menghantuiku sayang.
Maaf aku tidak memahamimu, aku mengacaukan segalanya dengan segala ketakutan bodoh itu. Aku tau mungkin kau kecewa tapi ketahuilah sebabnya, aku hanya tak ingin kehilanganmu.
Aku tau rasanya luka sayang, aku sudah hebat dalam hal dilukai hingga beberapa luka terkadang sembuh sendiri tanpa kuobati, seperti saat aku menyadari perasaan gila ini padamu, kamu seperti obat yang amat menyembuhkan.
Karenanya aku tak ingin sakit lagi sayang, apalagi jika sebabnya kamu. Aku tak ingin kamu meninggalkanku saat sedang cinta-cintanya.
Mungkin segala yang aku tulis terdengar berlebihan sayang, tapi aku tak tau lagi bagaimana cara menyampaikannya.
Aku bukan pembicara yang baik, bahkan setiap perdebatan aku tak pernah menang darimu, entah mengapa menatapmu bicara membuatku terpaku, sampai seringkali segalanya hilang, dan aku melupakan apa yang ingin kukatakan, hanya karena aku tak ingin melewatkan waktu bersamamu.
Aku takut, aku takut salah bicara, aku takut ucapku bukan apa yang ingin kamu dengar, hingga seringkali aku lebih memilih untuk diam.
Kau tau sayang apa yang paling kuinginkan saat ini, aku butuh penenang. Aku selalu berharap kamu mengucapkan sesuatu untuk menenangkan hati ini. Seperti ucapan sederhana bahwa kamu menyayangiku, atau kamu tak akan pergi, atau diantara yang akan terlalu hanya ada aku dan kamu.
Aku tak pernah dengar kamu meyakinkanku, hingga terkadang ketakutanku berpikir kalau semua ini tidak kau anggap serius. Namun bagaimana hatiku, meskipun aku tau bahwa janji hanyalah penenang sementara, tapi aku selalu mendambakannya.
Meskipun ada kemungkinan ingkar diantara janji tapi aku tetap menginginkannya. Itulah wanita sayang, aku pun wanita, kadang aku berpikir bodoh menginginkan hal seperti itu. Sesungguhnya aku lebih suka hal realita dr pada ungkapan.
Tapi keduanya tak kudapatkan sayang, aku tak dapat pengakuan, hingga aku dikalahkan oleh harapan.
Apa kau tau tuan, sejak kita memulai segalanya hatiku digerogoti oleh cemburu.
Aku tau cemburu hanyalah untuk orang yang tak percaya diri, dan aku selalu tak percaya diri jika mengkhawatirkanmu.
Lagi-lagi aku ketakutan, selalu sebabnya ketakutan kamu hilang, takut bukan aku satu-satunya bagimu.
Memikirkannya saja hatiku tercekik, apalagi tentang opinimu yang beranggapan aku ini menuduh.
Itu bukan tuduhan sayang, hanya sedikit cara agar aku kau beri perhatian, karena aku tak pernah dapat tenang yang kuharapkan.
Jadi mengertilah, aku hanya belum benar-benar tau caranya memahamimu dan aku juga ingin dipahami.
Kemudian maukah kita saling memahami, jawabannya aku akan berusaha, dan bagaimana denganmu?
Dan ketahuilah sayang, cinta itu memahami bukannya menjelaskan.
Dan aku menyayangimu, akan kupastikan selalu begitu.
Aku tau akhir-akhir ini cuacanya memang selalu begini, hujan turun tiada henti. Akan tetapi hari kemarin masih kurasakan hangat sayang, hangat yang lewat melalui tegur sapa kita, hangat yang nyaman melalui canda gurau kita, hangat yang menjalar dari perasaan kita.
Tapi mengapa malam ini berbeda sayang. Malam ini begitu dingin, dingin yang menusuk, dan hatiku seperti dirajam sayang.
Dingin ini membuatku linu, dan terasa nyeri tepat di ulu hatiku. Mengapa hangat yang kemarin hilang, belum lewat beberapa jam dari terakhir kali kita bercengkrama, tapi aku merindukanmu.
Kadang aku bertanya pada hatiku. Mengapa ia memilihmu?
Hatiku beku tak menjawab, akupun tidak tau, tapi kau berhasil menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya, dan aku benar-benar jatuh hati. Sampai rasanya hilang akalku olehmu.
Sayang, apakah kau tau lawan dari cinta bukanlah benci, namun kurasa pergi. Entah mengapa aku sangat ketakutan, aku tak mengerti mengapa aku tak ingin kamu pergi, tapi aku pun tak ingin kau membenciku.
Maafkan aku jika sebagai wanita, aku terlalu tak tau diri sampai beraninya mencintaimu. Aku terlalu naif oleh rasa ini, seberapa keras aku menginginkanmu aku hanya takut rasaku ini sepihak, seberapa ingin aku mempercayaimu namun aku tetap saja ketakutan tak dapat memilikimu, seberapa sering kita bersama tingkat ketakutanku meningkat kalau kau dapat hilang kapan saja, dan ketakutan itu menghantuiku sayang.
Maaf aku tidak memahamimu, aku mengacaukan segalanya dengan segala ketakutan bodoh itu. Aku tau mungkin kau kecewa tapi ketahuilah sebabnya, aku hanya tak ingin kehilanganmu.
Aku tau rasanya luka sayang, aku sudah hebat dalam hal dilukai hingga beberapa luka terkadang sembuh sendiri tanpa kuobati, seperti saat aku menyadari perasaan gila ini padamu, kamu seperti obat yang amat menyembuhkan.
Karenanya aku tak ingin sakit lagi sayang, apalagi jika sebabnya kamu. Aku tak ingin kamu meninggalkanku saat sedang cinta-cintanya.
Mungkin segala yang aku tulis terdengar berlebihan sayang, tapi aku tak tau lagi bagaimana cara menyampaikannya.
Aku bukan pembicara yang baik, bahkan setiap perdebatan aku tak pernah menang darimu, entah mengapa menatapmu bicara membuatku terpaku, sampai seringkali segalanya hilang, dan aku melupakan apa yang ingin kukatakan, hanya karena aku tak ingin melewatkan waktu bersamamu.
Aku takut, aku takut salah bicara, aku takut ucapku bukan apa yang ingin kamu dengar, hingga seringkali aku lebih memilih untuk diam.
Kau tau sayang apa yang paling kuinginkan saat ini, aku butuh penenang. Aku selalu berharap kamu mengucapkan sesuatu untuk menenangkan hati ini. Seperti ucapan sederhana bahwa kamu menyayangiku, atau kamu tak akan pergi, atau diantara yang akan terlalu hanya ada aku dan kamu.
Aku tak pernah dengar kamu meyakinkanku, hingga terkadang ketakutanku berpikir kalau semua ini tidak kau anggap serius. Namun bagaimana hatiku, meskipun aku tau bahwa janji hanyalah penenang sementara, tapi aku selalu mendambakannya.
Meskipun ada kemungkinan ingkar diantara janji tapi aku tetap menginginkannya. Itulah wanita sayang, aku pun wanita, kadang aku berpikir bodoh menginginkan hal seperti itu. Sesungguhnya aku lebih suka hal realita dr pada ungkapan.
Tapi keduanya tak kudapatkan sayang, aku tak dapat pengakuan, hingga aku dikalahkan oleh harapan.
Apa kau tau tuan, sejak kita memulai segalanya hatiku digerogoti oleh cemburu.
Aku tau cemburu hanyalah untuk orang yang tak percaya diri, dan aku selalu tak percaya diri jika mengkhawatirkanmu.
Lagi-lagi aku ketakutan, selalu sebabnya ketakutan kamu hilang, takut bukan aku satu-satunya bagimu.
Memikirkannya saja hatiku tercekik, apalagi tentang opinimu yang beranggapan aku ini menuduh.
Itu bukan tuduhan sayang, hanya sedikit cara agar aku kau beri perhatian, karena aku tak pernah dapat tenang yang kuharapkan.
Jadi mengertilah, aku hanya belum benar-benar tau caranya memahamimu dan aku juga ingin dipahami.
Kemudian maukah kita saling memahami, jawabannya aku akan berusaha, dan bagaimana denganmu?
Dan ketahuilah sayang, cinta itu memahami bukannya menjelaskan.
Dan aku menyayangimu, akan kupastikan selalu begitu.
Komentar
Posting Komentar