Langsung ke konten utama

sandiwara menyedihkan!

Tuan, tak sadarkah kamu sedang menyaksikan hiruk pikuk hatiku yang penuh sandiwara.
Yang kubisa hanya menata diksi lewat aksara tuan, hanya saja ini tidak kamu pahami.
Tuan, tahukah kamu apa yang paling dikhawatirkan seorang wanita? jawabnya adalah perubahan.
Apapun yang berubah, pasti tidak begitu menyenangkan bagi kami kaum pecinta adam. Entah usia, berat badan, warna kulit,  tempat tinggal, teman/kerabat, sifat, harga sepatu/tas/lainnya, bagi kami perubahan itu menjengkelkan, apalagi berubahnya hati.
Bagaimana hatimu tuan, berubahkah? Hatiku masih sama, selalu mencintaimu, selalu menyemogakan kita, selalu mengharapkan akhir yang bahagia.
Tuan, tahukah kamu apa yang menyebalkan dari hatiku? Ia selalu tau caranya berpura-pura baik-baik saja, sungguh sandiwara yang menyedihkan!
Katanya hatiku rindu, mungkin padamu.
Bisa jadi ini perihal awal kedekatan kita, bukan kita yang sekarang.
Tapi tentang rasa yang dahulu tak pernah bisa kita salahkan, tentang bagaimana kita memulai segalanya, tentang saling temunya tatap mata kita, tentang sapaan mengagetkan yang mengawali pesan singkat kita, dari chat dan ketawa-ketawa sampai jam 2 malam, dari chat yang cuman 3hari sekali, 2 hari sekali, dari chat yang cuman saling sapa abis itu udah, dari chat yang cuman sekedar komentarin pm bbm, sampai chat itu makin intens setiap harinya.
Sampai rasa yang kita sebut "gak tau" itu muncul.
Tuan, aku yakin kamu sadar, segala awal itu selalu indah, tapi bukankah tidak begitu indah bagi kita, dari semua cerita, banyak yang terselip perihal hati yang berkorban, hati yang menangis, hati yang tersakiti, sampai kita bisa menjadi kita.
Sebabnya ini tak mudah tuan, bagiku seorang hawa.
Sebagai wanita, aku memang terlalu merepotkan bukan? ini itu pintaku mungkin sangat menyebalkan bagimu. Tapi sungguh tuan, hatiku ingin itu.
Aku tak suka dibandingkan, apalagi perihal bagaimana tentangmu dan mantan kekasihmu, sebabnya aku tak ingin kamu memperlakukanku dengan cara yang sama, mengapa tak kita lakukan dengan cara yang berbeda, tapi kamu terlalu keras kepala untuk memahami itu.
Bukannya ingin menyalahkanmu, hanya saja kamu harus tau, ini bukan hanya keharusanku untuk memahamimu, aku juga ingin dipahami.
Bahkan apa yang kuminta bukan hal menyulitkan, tapi kamu selalu mengabaikanku dengan segala alasan yang kau anggap prinsip itu.
Untuk ukuran saling mencintai, ini keterlaluan! Sering kurasa kau terlalu egois dengan membebankan segalanya padaku, bahkan ucapku tentang ini itu yang katamu harus ku ungkapkan mulai melelahkan karena tak ada yang ajaib kamu kabulkan.
Jika bagimu sulit, bagaimana denganku? Aku hanya ingin membuat segalanya adil bagiku.
Rasanya hatiku remuk, lebam, ruyam. Apakah hatimu berubah ataukah masih ada hati yang kau jaga? Lantas bagaimana dengan hatiku, siapa yang menjaganya jika kamu saja tak mengkhawatirkannya.
Aku merasa bertahan sendirian, keluhku terabaikan, pintaku terlewatkan, aku ingin marah, menangis sejadi-jadinya. Sudah kulakukan, sudah kukatakan segalanya, berkali-kali hingga selalu berujung perdebatan yang tak pernah aku menangkan, aku selalu kalah mutlak, sebab hati ini terlalu kepada siapa ia merajuk, hingga aku menyerah, selalu dalam dekapmu yang membungkam.
Tak usah kau beri penjelasan, akan kuusahakan hati ini selalu memahami, akan kupastikan selalu mencintai, karena aku tak ingin menyusahkanmu dengan perasaanku yang merepotkan ini.
Hatiku takkan berubah, kuharap juga dengan hatimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...