Langsung ke konten utama

hati wanita

Wanita.
Jangan pernah menyalahkan hati, hati wanita tidak salah. Memang seperti itu, harusnya jadi wanita memang punya hati yang tulus, apalagi soal mencintai, mau tidak mau, ditolak dan berusaha supaya tak begitu, hati wanita memang selalu berlebihan jika mencintai.
Miris memang, sekarang kebanyakan wanita tidak dihargai perasaannya oleh pria.
Bukannya mereka tidak tau, mereka hanya tidak mau.
Jaman sekarang lelaki itu sombong semua, mereka sadar di dunia ini populasi wanita lebih banyak dari pada kaum mereka, toh di agama juga dijelaskan begitu.
Makanya mereka semena-mena, toh mati satu tumbuh sejuta, gitu ibaratnya sekarang.
Makanya susah kalau kita perempuan cuman mau cari laki-laki yang agak rendah hati.
Biar saja mereka memilih, kadang hati memang tak bisa dipaksakan, tapi dari pada tahan makan hati, makan jantung, paru-paru atau apalah, mending liatin aja.
Kita tidak bisa memaksa, toh lagi pula kalau laki-laki itu sayang sama kita, gak akan dia buat kita ngemis perhatian bahkan makan sakit sehari-hari.
Tapi ya namanya perempuan, terlalu takut, cengeng juga iya, nerima aja, sangking kuat entah sok kuat gitu.
Kadang udah tau lakinya brengsek bajingan atau apalah sebutan kunyuk lainnya, ya gitu tetep aja cinta malah nambah sayang gak ketulungan.
Dan bodohnya pria itu, mereka gak sadar kalo ada perempuan yang beneran sayang, malah sok betingkah ini itu gak paham maksudnya apa, gak pernah bersyukur sama yang dia punya sekarang, ya gitu karena terlalu sombong.
Mereka gak sadar gak semua yang mereka mau bakal ngasih perasaan yang sama, kadang dari sekian banyaknya yang ada cuman satu yang tulus, tapi tetep aja mereka gak takut keilangan ketulusan itu.
Kadang hati wanita ada lelahnya juga, apalagi kalo ngomongin soal sabar.
Memang bukan sabar kalau masih berbatas, tapi tetep aja terkadang wanita tetep sabar dengan pilihan merelakan.
Kebanyakan juga berpikir untuk apa berjuang sendirian?
Kenapa menanti yang gak pasti?
Akhirnya mereka pergi meskipun perasaannya tetep tertinggal buat lelaki itu.
Pernah gak mikir apa gunanya hatinya tapi bukan raganya atau sebaliknya, apa gunanya punya raga kalo gak punya hatinya.
Gak ada yang berguna tanpa keduanya.
Makanya antara hati sama raga harus sepadan, wanitu cuman pengen memilik dan dimiliki seutuhnya kok.
Wanita cuman mau dihargain, dianggap keberadaan nya, diakuin, dilibatkan jika memang dianggap ada.
Kadang wanita merajuk hanya karena butuh perhatian kecil, bukannya dibiar-biarin.
Sering kali perempuan mati-matian berusaha buat jadi apa yang dimau lelaki, tapi laki-laki gak pernah mikir kalo perempuan itu ngelakuin semuanya buat dia.
Perempuan ngomong panjang lebar juga bukannya lagi bacain teks pidato, tapi seringkali laki-laki nganggepnya, lah apalah gak penting.
Kalian gak pernah sadar kalo ocehan dan ngambeknya perempuan itu karena dia sayang sama kalian tapi kalian gak pernah peduli ataupun mau tau tentang mereka.
Udah gitu perempuan bisanya apa, yaudah cuman diem, paling kalo udah nyesek banget, udah gak kuat ya nangis.
Mau cerita ke sahabat juga kadang gak bisa, karna ya tadi udah tau brengsek tapi tetep bertahan, dari pada denger omongan sahabat yang bakal nolol-noloin, dan bego-begoin pilihan kita, mending dipendem sendiri aja sampe ngenes.
Wanita, jangan sedih. Sudah kodratnya kita memiliki hati yang terlalu perasa.
Biar aja kadang laki emang suka gak tau diri.
Tapi percaya deh nanti bakal ada keajaiban, kalo bukan sama yang diharepin sekarang nanti mungkin ada yang lainnya, masalah nyesel semua orang pasti pernah nyesel.
Entah perempuan yang nyesel karena gak bisa bertahan atau laki2 yang nyesel karena telat sadar kalau perempuan itu yang bener2 sayang sama dia tanpa pandang dia brgsk, bjgan, atau apa-apa lainnya.
Jadi ada baiknya dalam setiap hubungan, marilah saling menghargai, belajar memahami dan menganggap kehadiran seseorang itu menjadi penting buat kita.
Semangat!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...