Heyy, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini malam begitu dingin.
Meski kubalut tubuh dengan selimut yang cukup tebal namun dingin tetap merambati hingga ulu hati.
Rasanya mengerikan, sendirian dimalam yang panjang dengan dingin yang mencekam.
Seperti sedang menanti yang tak seharusnya, harapan misalnya.
Aku tidak pernah merasa seperti ini, terluka karena tidak diinginkan, sepertibukan aku yang diharapkan.
Hidupku sudah seringkali tidak diharapkan keberadaannya, tapi tidak semenyesakkan ini saat kamu tidak menginginkanku.
Salahku memang, yang memaksa menerobos masuk dalam hidupmu, tapi kupikir kamu menyukainya, aku hanya bertahan karena sebongkah harapan, yang percaya bahwa aku akan jadi berarti untukmu.
Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba ada air yang mengalir melewati pipiku, apakah harapanku terlalu menyedihkan untuk kusemogakan sendiri.
Harusnya kamu tau, ini tidak mudah bagiku, namun aku bersikukuhingin kamu diantara banyak lainnya. Mengapa ini jadi menyedihkan, apakah aku yang menyukaimu benar-benar terlihat menyedihkan.
Aku sudah katakan, aku ingin hubungan yang normal. Aku sudah coba lakukan semua ini dengan caramu, tapi tetap saja kau tak memandangku.
Aku hanya ingin jadi ada untukmu, namun ini terlalu aneh, bahkan jika disebut hubungan. Kita tak pernah membicarakan hal-hal yang terdengar sesikit serius, bahkan ketika aku ingin memulainya, kau malah mencemoohku, tanpa kau sadari.
Aku ingin melibatkanmu dalam hidupku, sedikit demi sedikit kucoba tapi yang kudapati tolakan halus yang lagi-lagi kau lakukan tanpa kau sadari.
Aku berpikir kita sepasang kekasih, tapi jauh dari itu kita tak mengenal satu sama lain, hanya aku yang mencoba menyelamimu.
Hingga aku merasa amat tidak berarti bagimu, kurasa ada dan tiadanya aku tak begitu berpengaruh bagimu.
Aku tau hatiku selalu berlebihan dalam mencerna apa yang kurasakan, hanya saja bagaimana caranya kusamppaikan kamu takkan pernah mengerti.
Kamu takkan pernah tau seberapa pentingnya pengakuan bagi seorang wanita.
Kamu tak pernah tau seberapa kesalnya wanita saat tak pernah dilibatkan dalam kehidupan kekasihnya.
Kamu tak pernah tau seberapa ingin wanita dianggap berarti dan dihargai kekasihnya.
Kamu tak pernah tau sakitnya wanita yang diabaikan ucapannya.
Kamu tak pernah tau bagaimana sabarnya wanita berusaha memahami lelaki yang tak benar-benar menginginkannya.
Kamu tak pernah tau betapa sesaknya seorang wanita saat tau ada yang lebih penting bagimu dibandingkan keinginannya.
Kamu tak pernah tau bagaimana wanita memendam kecewanya karena inginnya terabaikan.
Kamu tak pernah tau rasanya mencari tanpa pernah dicari, mengkhawatirkan tanpa pernah dikhawatirkan.
Aku tidak ingin menghakimimu dengan segala dugaan serta sesak yang tak pernah kita bicarakan.
Tapi apa indahnya menjalani tanpa berbagi, bersama tanpa pernah saling melibatkan.
Ini bukan hanya tentang status, ucapan selamat pagi, ungkapan cinta yang bisa dikatakan siapa saja, ciuman mesra, atau hal-hal yang kita sebut rutinitas.
Bagiku ini jauh melibatkan diri, antara aku dan kamu, seharusnya kita tak berjalan sendiri-sendiri. Mementingkan apa katamu, caramu, maumu, itu terlalu egois kurasa.
Tak bisakah sesekali kau tanya padaku, apa yang kurasa dan ingin bagaimana, sesekali aku ingin pendapatku jadi penting, sesekali aku ingin mauku jd maumu, sesekali aku ingin kau cari, bahkan saat sengaja kulakukan tak memberi kabar, aku ingin dikhawatirkan. Segala yang kumau mungkin amat sepele bagimu, tapi tidak dilibatkan nya aku dalam hidupmu jadi sebab aku tersengguk-sengguk dalam sesak, hingga sulit bernafas di gelapnya malam, sambil ketakutan karena dikejar suara detak jam dinding.
Meski kubalut tubuh dengan selimut yang cukup tebal namun dingin tetap merambati hingga ulu hati.
Rasanya mengerikan, sendirian dimalam yang panjang dengan dingin yang mencekam.
Seperti sedang menanti yang tak seharusnya, harapan misalnya.
Aku tidak pernah merasa seperti ini, terluka karena tidak diinginkan, sepertibukan aku yang diharapkan.
Hidupku sudah seringkali tidak diharapkan keberadaannya, tapi tidak semenyesakkan ini saat kamu tidak menginginkanku.
Salahku memang, yang memaksa menerobos masuk dalam hidupmu, tapi kupikir kamu menyukainya, aku hanya bertahan karena sebongkah harapan, yang percaya bahwa aku akan jadi berarti untukmu.
Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba ada air yang mengalir melewati pipiku, apakah harapanku terlalu menyedihkan untuk kusemogakan sendiri.
Harusnya kamu tau, ini tidak mudah bagiku, namun aku bersikukuhingin kamu diantara banyak lainnya. Mengapa ini jadi menyedihkan, apakah aku yang menyukaimu benar-benar terlihat menyedihkan.
Aku sudah katakan, aku ingin hubungan yang normal. Aku sudah coba lakukan semua ini dengan caramu, tapi tetap saja kau tak memandangku.
Aku hanya ingin jadi ada untukmu, namun ini terlalu aneh, bahkan jika disebut hubungan. Kita tak pernah membicarakan hal-hal yang terdengar sesikit serius, bahkan ketika aku ingin memulainya, kau malah mencemoohku, tanpa kau sadari.
Aku ingin melibatkanmu dalam hidupku, sedikit demi sedikit kucoba tapi yang kudapati tolakan halus yang lagi-lagi kau lakukan tanpa kau sadari.
Aku berpikir kita sepasang kekasih, tapi jauh dari itu kita tak mengenal satu sama lain, hanya aku yang mencoba menyelamimu.
Hingga aku merasa amat tidak berarti bagimu, kurasa ada dan tiadanya aku tak begitu berpengaruh bagimu.
Aku tau hatiku selalu berlebihan dalam mencerna apa yang kurasakan, hanya saja bagaimana caranya kusamppaikan kamu takkan pernah mengerti.
Kamu takkan pernah tau seberapa pentingnya pengakuan bagi seorang wanita.
Kamu tak pernah tau seberapa kesalnya wanita saat tak pernah dilibatkan dalam kehidupan kekasihnya.
Kamu tak pernah tau seberapa ingin wanita dianggap berarti dan dihargai kekasihnya.
Kamu tak pernah tau sakitnya wanita yang diabaikan ucapannya.
Kamu tak pernah tau bagaimana sabarnya wanita berusaha memahami lelaki yang tak benar-benar menginginkannya.
Kamu tak pernah tau betapa sesaknya seorang wanita saat tau ada yang lebih penting bagimu dibandingkan keinginannya.
Kamu tak pernah tau bagaimana wanita memendam kecewanya karena inginnya terabaikan.
Kamu tak pernah tau rasanya mencari tanpa pernah dicari, mengkhawatirkan tanpa pernah dikhawatirkan.
Aku tidak ingin menghakimimu dengan segala dugaan serta sesak yang tak pernah kita bicarakan.
Tapi apa indahnya menjalani tanpa berbagi, bersama tanpa pernah saling melibatkan.
Ini bukan hanya tentang status, ucapan selamat pagi, ungkapan cinta yang bisa dikatakan siapa saja, ciuman mesra, atau hal-hal yang kita sebut rutinitas.
Bagiku ini jauh melibatkan diri, antara aku dan kamu, seharusnya kita tak berjalan sendiri-sendiri. Mementingkan apa katamu, caramu, maumu, itu terlalu egois kurasa.
Tak bisakah sesekali kau tanya padaku, apa yang kurasa dan ingin bagaimana, sesekali aku ingin pendapatku jadi penting, sesekali aku ingin mauku jd maumu, sesekali aku ingin kau cari, bahkan saat sengaja kulakukan tak memberi kabar, aku ingin dikhawatirkan. Segala yang kumau mungkin amat sepele bagimu, tapi tidak dilibatkan nya aku dalam hidupmu jadi sebab aku tersengguk-sengguk dalam sesak, hingga sulit bernafas di gelapnya malam, sambil ketakutan karena dikejar suara detak jam dinding.
Komentar
Posting Komentar