Langsung ke konten utama

You never know

Heyy, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini malam begitu dingin.
Meski kubalut tubuh dengan selimut yang cukup tebal namun dingin tetap merambati hingga ulu hati.
Rasanya mengerikan, sendirian dimalam yang panjang dengan dingin yang mencekam.
Seperti sedang menanti yang tak seharusnya, harapan misalnya.
Aku tidak pernah merasa seperti ini, terluka karena tidak diinginkan, sepertibukan aku yang diharapkan.
Hidupku sudah seringkali tidak diharapkan keberadaannya, tapi tidak semenyesakkan ini saat kamu tidak menginginkanku.
Salahku memang, yang memaksa menerobos masuk dalam hidupmu, tapi kupikir kamu menyukainya, aku hanya bertahan karena sebongkah harapan, yang percaya bahwa aku akan jadi berarti untukmu.
Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba ada air yang mengalir melewati pipiku, apakah harapanku terlalu menyedihkan untuk kusemogakan sendiri.
Harusnya kamu tau, ini tidak mudah bagiku, namun aku bersikukuhingin kamu diantara banyak lainnya. Mengapa ini jadi menyedihkan, apakah aku yang  menyukaimu benar-benar terlihat menyedihkan.
Aku sudah katakan, aku ingin hubungan yang normal. Aku sudah coba lakukan semua ini dengan caramu, tapi tetap saja kau tak memandangku.
Aku hanya ingin jadi ada untukmu, namun ini terlalu aneh, bahkan jika disebut hubungan. Kita tak pernah membicarakan hal-hal yang terdengar sesikit serius, bahkan ketika aku ingin memulainya, kau malah mencemoohku, tanpa kau sadari.
Aku ingin melibatkanmu dalam hidupku, sedikit demi sedikit kucoba tapi yang kudapati tolakan halus yang lagi-lagi kau lakukan tanpa kau sadari.
Aku berpikir kita sepasang kekasih, tapi jauh dari itu kita tak mengenal satu sama lain, hanya aku yang mencoba menyelamimu.
Hingga aku merasa amat tidak berarti bagimu, kurasa ada dan tiadanya aku tak begitu berpengaruh bagimu.
Aku tau hatiku selalu berlebihan dalam mencerna apa yang kurasakan, hanya saja bagaimana caranya kusamppaikan kamu takkan pernah mengerti.
Kamu takkan pernah tau seberapa pentingnya pengakuan bagi seorang wanita.
Kamu tak pernah tau seberapa kesalnya wanita saat tak pernah dilibatkan dalam kehidupan kekasihnya.
Kamu tak pernah tau seberapa ingin wanita dianggap berarti dan dihargai kekasihnya.
Kamu tak pernah tau sakitnya wanita yang diabaikan ucapannya.
Kamu tak pernah tau bagaimana sabarnya wanita berusaha memahami lelaki yang tak benar-benar menginginkannya.
Kamu tak pernah tau betapa sesaknya seorang wanita saat tau ada yang lebih penting bagimu dibandingkan keinginannya.
Kamu tak pernah tau bagaimana wanita memendam kecewanya karena inginnya terabaikan.
Kamu tak pernah tau rasanya mencari tanpa pernah dicari, mengkhawatirkan tanpa pernah dikhawatirkan.
Aku tidak ingin menghakimimu dengan segala dugaan serta sesak yang tak pernah kita bicarakan.
Tapi apa indahnya menjalani tanpa berbagi, bersama tanpa pernah saling melibatkan.
Ini bukan hanya tentang status, ucapan selamat pagi, ungkapan cinta yang bisa dikatakan siapa saja, ciuman mesra, atau hal-hal yang kita sebut rutinitas.
Bagiku ini jauh melibatkan diri, antara aku dan kamu, seharusnya kita tak berjalan sendiri-sendiri. Mementingkan apa katamu, caramu, maumu, itu terlalu egois kurasa.
Tak bisakah sesekali kau tanya padaku, apa yang kurasa dan ingin bagaimana, sesekali aku ingin pendapatku jadi penting, sesekali aku ingin mauku jd maumu, sesekali aku ingin kau cari, bahkan saat sengaja kulakukan tak memberi kabar, aku ingin dikhawatirkan. Segala yang kumau mungkin amat sepele bagimu, tapi tidak dilibatkan nya aku dalam hidupmu jadi sebab aku tersengguk-sengguk dalam sesak, hingga sulit bernafas di gelapnya malam, sambil ketakutan karena dikejar suara detak jam dinding.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...