Tiba-tiba
Tiba-tiba mendung menghampiri mata, kala mataku tertaut pandang padamu.
Bukan jarak yang cukup jauh, jika hanya untuk datang, menghampirimu, kemudian memelukmu dengan erat, kemudian berkata dengan lirih ditelingamu, aku merindukanmu.
Tiba-tiba berkabut, masih saat mataku memandangmu yang berjalan menjauh dari tempatku berdiri, hanya sekilas mata kita bertemu, namun kau lempar pandangan itu begitu cepat, dan seketika aku merasa dicampakkan. Cukup singkat hingga kamu menghilang dari pandanganku, sedangkan aku masih mematung membisu dengan kabut dimataku.
Tiba-tiba seperti tersambar, gemuruh riuh terdengar dimana-mana, tapi aku merasa sepi, amat sepi sejak banyak waktu kulewati tanpa kita saling mengabari, aku tak tau kamu dimana, sedangkan aku masih ditempatku bersama gemuruh yang sepi menantimu menyapaku, menghampiri memelukku, membisikkan dengan lirih ditelingaku, bahwa kau pun merindukanku, lebih banyak.
Seperti akan hujan..
Mendung, kabut, dan gemuruh jadi satu, dan aku membeku ditempatku.
Tiba-tiba basah, benar hujan. Luruh begitu saja tanpa perintah, air ini mengalir dari kelopak sayu mataku, rasanya amat pilu, sesak bergumul dalam dadaku, terengah-engah merindu, mengharap, menantimu, tapi kamu malah memudar, menjauh, menghilang, lalu pergi.
Entah kemana tanpa pamit, tanpa lambaian tangan, tanpa menenangkanku, tanpa mengatakan kamu akan kembali, tanpa menyuruhku menunggumu, tanpa kepastian kau masih ada di bumi.
Lalu aku harus bagaimana, aku masih sesenggukan ditempatku, mataku pun masih basah, dan ini hampir petang, aku ketakutan.
Aku takut gelap tanpamu, aku takut sepi dalam gelap, aku takut hening tanpa pecahan suaramu, aku takut detik jam dinding yang mendominasi, aku takut sendiri, aku takut terlelap, aku takut menutup mataku, aku takut melalui petang yang panjang ini, aku ketakutan.
Tiba-tiba selalu ada kamu dalam setiap ketakutanku, tapi kamu tak pernah datang, dalam banyak petang yang sudah terlewati. Sedangkan aku masih disini, seperti bodoh tak tau diri, merindukanmu dalam gelap disudut ruang yang tak pernah kau singgahi.
Tiba-tiba mendung menghampiri mata, kala mataku tertaut pandang padamu.
Bukan jarak yang cukup jauh, jika hanya untuk datang, menghampirimu, kemudian memelukmu dengan erat, kemudian berkata dengan lirih ditelingamu, aku merindukanmu.
Tiba-tiba berkabut, masih saat mataku memandangmu yang berjalan menjauh dari tempatku berdiri, hanya sekilas mata kita bertemu, namun kau lempar pandangan itu begitu cepat, dan seketika aku merasa dicampakkan. Cukup singkat hingga kamu menghilang dari pandanganku, sedangkan aku masih mematung membisu dengan kabut dimataku.
Tiba-tiba seperti tersambar, gemuruh riuh terdengar dimana-mana, tapi aku merasa sepi, amat sepi sejak banyak waktu kulewati tanpa kita saling mengabari, aku tak tau kamu dimana, sedangkan aku masih ditempatku bersama gemuruh yang sepi menantimu menyapaku, menghampiri memelukku, membisikkan dengan lirih ditelingaku, bahwa kau pun merindukanku, lebih banyak.
Seperti akan hujan..
Mendung, kabut, dan gemuruh jadi satu, dan aku membeku ditempatku.
Tiba-tiba basah, benar hujan. Luruh begitu saja tanpa perintah, air ini mengalir dari kelopak sayu mataku, rasanya amat pilu, sesak bergumul dalam dadaku, terengah-engah merindu, mengharap, menantimu, tapi kamu malah memudar, menjauh, menghilang, lalu pergi.
Entah kemana tanpa pamit, tanpa lambaian tangan, tanpa menenangkanku, tanpa mengatakan kamu akan kembali, tanpa menyuruhku menunggumu, tanpa kepastian kau masih ada di bumi.
Lalu aku harus bagaimana, aku masih sesenggukan ditempatku, mataku pun masih basah, dan ini hampir petang, aku ketakutan.
Aku takut gelap tanpamu, aku takut sepi dalam gelap, aku takut hening tanpa pecahan suaramu, aku takut detik jam dinding yang mendominasi, aku takut sendiri, aku takut terlelap, aku takut menutup mataku, aku takut melalui petang yang panjang ini, aku ketakutan.
Tiba-tiba selalu ada kamu dalam setiap ketakutanku, tapi kamu tak pernah datang, dalam banyak petang yang sudah terlewati. Sedangkan aku masih disini, seperti bodoh tak tau diri, merindukanmu dalam gelap disudut ruang yang tak pernah kau singgahi.
Komentar
Posting Komentar