Aku tidak tau sebenarnya aku kenapa, aku hanya seperti
kebingungan, dan kehilangan arah untuk diriku sendiri. Beberapa waktu lalu
kupikir arah itu masih menuju ke dirimu, tapi lamat-lamat kamu menjauh dari
jarak rengkuhku.
Memikirkanmu, aku berada di dalam ilusi rentan pada sunyi
yang penuh dengan kecemasan. Sungguh cemas, seperti merindukanmu adalah dosa
yang tak seharusnya kulakukan. Tak sanggup merelakan karena harapan menjadi
kejanggalan yang menjelma menjadi sebuah pertanyaan. Seperti itu dirimu
kugelisahkan namun kemudian menjelma menjadi keraguan tanpa harapan.
Kamu dimana sekarang? Aku masih disini, ditempat semula
dimana hatiku tak pernah berhenti mencintaimu, di tempat semula dimana diri ini
menunggumu.
Aku masih menunggu, meski ku tau beberapa pergi tak mengenal
pulang.
Aku berusaha ikhlas, meski ku tau beberapa salah tak
mengenal maaf.
Aku masih menanti, meski beberapa belum tak mengenal sudah.
Dan aku akan terima, meski beberapa lara tak mengenal rela.
Aku memang masih semarah itu, sepetah hati itu, sekecewa
itu, sesakit itu, dan seberlebihan itu, tapi kamu tak harus tak sepeduli itu.
Bagaimana aku bisa bertahan, aku berdebu. Apa yang
kuharapkan dari pesan singkatmu yang tak pernah kuhapus, membacanya
berulang-ulang, tersenyum, lalu tertawa sekencang-kencangnya, kemuadian aku
menangis begitu saja tanpa tau caranya berhenti hingga aku kelelahan. Rasanya menyesakkan,
semua terlalu indah untuk sekedar dijadikan kenangan, bahkan jadi menyakitkan karena
tak dapat lagi ku upayakan.
Hari ini aku mempermasalahkan kenangan yang kau ciptakan,
mengapa harus terlalu indah untuk ukuran sebuah kenangan, mengapa harus
dijaraki terlalu jauh jika untuk dikenang, dan apakah segalanya akan tetap
indah jika aku sendiri yang mengenang sepeninggalan hatimu .
Karenamu aku patah hati berkali-kali, dan sandiwara
terbaikku adalah terlihat baik-baik saja tanpa kamu.
Kamu dimana? Aku hanya benar-benar terluka, mengapa tak
berkata maaf, mengapa tak menemuiku, mengapa malah melarikan diri, menjadi
pengecut yang tak tau caranya berjuang? Mengapa? Dan kamu dimana?
Komentar
Posting Komentar