Hey Tuan.
Ada yang ingin kukatakan, tak mampu terurakan lewat ucapan, maka baca ini dengan sebaik-baiknya.
Sebelumnya, terimakasih karena telah hadir dalam hidupku.
Setidaknya warna abu-abu hidupku kini sudah punya teman tujuh warna pelangi semenjak kamu hadir.
Tuan.
Aku sedang ketakutan, sangat takut.
Takut yang tak kumengerti seberapa pun aku coba mengatasinya.
Tuan, aku takut mencintaimu.
Tapi bagaimana ketakutan itu berubah jadi nyata kini. Aku takut mencintaimu adalah salah.
Lalu bagaimana jika sudah cinta begini?
Tuan, bisakah tenangkan aku bahwa segalanya akan baik-baik saja.
Bisakah yakinkan padaku bahwa mencintaimu adalah keputusan yang paling tepat.
Bisakah Tuan?
Tuan, sungguh aku sudah muak dengan segala hal yang mengatasnamakan cinta.
Seperti kata, kalau kamu berbeda dengan laki-laki lain, kalau aku satu-satunya, kalau kamu tidak akan pernah menyakitiku seperti yang dilakukan seseorang di masalaluku, kalau aku berbeda dari semua wanita yang pernah kamu temui, atau apalagi hal-hal lainnya yang semacam itu.
Jangan katakan padaku yang seperti itu, aku sudah pernah dengar semua, jauh sebelum kita saling temu. Maka tidaklah berlebihan jika aku bilang sudah muak dan lelah.
Dan Tuan, ketahuilah bahwa hatiku sudah tak lagi luluh dengan kata-kata.
Mati rasa sudah.
Bahkan tak perlu aku kau puja dengan ucapan " kau cuma mau diriku, atau aku kau tak peduli dengan wanita lain yang bahkan lebih cantik dariku".
Jadi Tuan.
Bagaimana?
Bisakah kamu melakukannya?
Karena aku hanya tak mau cinta ini jadi sia-sia pada akhirnya.
Aku tak mau jika diakhir nanti, aku sangat ingin dirimu tapi malah bukan lagi aku yang kau inginkan, karena yang kutakutkan perasaanmu memiliki masa yang ada habisnya.
Ada yang ingin kukatakan, tak mampu terurakan lewat ucapan, maka baca ini dengan sebaik-baiknya.
Sebelumnya, terimakasih karena telah hadir dalam hidupku.
Setidaknya warna abu-abu hidupku kini sudah punya teman tujuh warna pelangi semenjak kamu hadir.
Tuan.
Aku sedang ketakutan, sangat takut.
Takut yang tak kumengerti seberapa pun aku coba mengatasinya.
Tuan, aku takut mencintaimu.
Tapi bagaimana ketakutan itu berubah jadi nyata kini. Aku takut mencintaimu adalah salah.
Lalu bagaimana jika sudah cinta begini?
Tuan, bisakah tenangkan aku bahwa segalanya akan baik-baik saja.
Bisakah yakinkan padaku bahwa mencintaimu adalah keputusan yang paling tepat.
Bisakah Tuan?
Tuan, sungguh aku sudah muak dengan segala hal yang mengatasnamakan cinta.
Seperti kata, kalau kamu berbeda dengan laki-laki lain, kalau aku satu-satunya, kalau kamu tidak akan pernah menyakitiku seperti yang dilakukan seseorang di masalaluku, kalau aku berbeda dari semua wanita yang pernah kamu temui, atau apalagi hal-hal lainnya yang semacam itu.
Jangan katakan padaku yang seperti itu, aku sudah pernah dengar semua, jauh sebelum kita saling temu. Maka tidaklah berlebihan jika aku bilang sudah muak dan lelah.
Dan Tuan, ketahuilah bahwa hatiku sudah tak lagi luluh dengan kata-kata.
Mati rasa sudah.
Bahkan tak perlu aku kau puja dengan ucapan " kau cuma mau diriku, atau aku kau tak peduli dengan wanita lain yang bahkan lebih cantik dariku".
Jadi Tuan.
Bagaimana?
Bisakah kamu melakukannya?
Karena aku hanya tak mau cinta ini jadi sia-sia pada akhirnya.
Aku tak mau jika diakhir nanti, aku sangat ingin dirimu tapi malah bukan lagi aku yang kau inginkan, karena yang kutakutkan perasaanmu memiliki masa yang ada habisnya.
Komentar
Posting Komentar