Kepada, setiap raga yang tak benar-benar menyatu dengan jiwa.
Dimanapun kamu berada, percayalah bahwa kamu tidak sendirian.
Mungkin kamu sedang membaca ini sembari menahan tangis karena merasa dunia tak pernah berpihak kepadamu.
Mungkin kamu sedang berada di bus, dalam perjalanan penuh pelarian berharap perpisahan orang tuamu tidak benar-benar terjadi.
Mungkin kamu sedang marah, karena sahabat dan kekasihmu mengkhianatimu.
Bisa jadi kamu sedang tidak baik-baik saja karena terjebak dalam perputaran waktu yang hanya itu-itu saja.
Mungkin kamu sedang frustasi karena deadline pekerjaan atau juga karena tumpukan tugas yang tak kunjung selesai.
Mungkin juga kamu sedang gundah karena hanya tau caranya menyukai tanpa tau cara menyampaikannya.
Mungkin kamu sedang memaki diri sendiri karena menjadi pengecut yang hanya berani mencintai diam-diam.
Atau mungkin kamu sedang sembunyi dari hiruk pikuk kehidupan yang membosankan.
Atau juga mungkin kamu yang hatinya sedang terluka karena ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya.
Atau mungkin, kamu yang sedang lelah karena lamaran pekerjaanmu belum ada yang terjawab.
Kamu, aku, dan kita semua dengan segala permasalahan yang ada, tak bisakah kita berdamai?
Menjalani hidup tanpa terlalu banyak mengeluh, melalui hari tanpa saling membenci dan menyalahkan, menghabiskan waktu tanpa harus berlarut-larut dalam penyesalan, menerima apa yang sudah jadi jalannya tanpa membandingkan dengan hidup orang lain, dan melakukan segalanya dengan perasaan yang lebih baik dari ini.
Kamu, aku, kita tidak sendiri.
Jutaan atau bisa jadi milyaran manusia yang serupa dengan kita ada disana.
yang serupa sedihnya, yang serupa marahnya, yang serupa gundah juga serupa merasa ingin mati saja. Bisa jadi malah lebih dari kita, ada yang seperti menghirup udara untuk bernafas saja enggan.
Jadi mengapa kita harus merasa menjadi manusia paling menderita sejagad raya.
Ayolahhhhh bersemangat, kita harus bisa, bukan hanya kamu tapi aku juga.
Terjebak dalam penyesalan juga problematika yang diketahui takkan pernah selesai bukankah sangat menyebalkan. Aku tau rasanya, sungguh memuakkan!
Maka mulai dari ini mari kita abaikan sedikit demi sedikit hal buruk yang memisahkan jiwa dari raga kita.
Kita hadapi, kita lalui, habisi yang menggerogoti, lawan yang menghakimi, serta bunuh mati perasaan dengki.
Mari berdamai dengan hati juga diri sendiri.
Dimanapun kamu berada, percayalah bahwa kamu tidak sendirian.
Mungkin kamu sedang membaca ini sembari menahan tangis karena merasa dunia tak pernah berpihak kepadamu.
Mungkin kamu sedang berada di bus, dalam perjalanan penuh pelarian berharap perpisahan orang tuamu tidak benar-benar terjadi.
Mungkin kamu sedang marah, karena sahabat dan kekasihmu mengkhianatimu.
Bisa jadi kamu sedang tidak baik-baik saja karena terjebak dalam perputaran waktu yang hanya itu-itu saja.
Mungkin kamu sedang frustasi karena deadline pekerjaan atau juga karena tumpukan tugas yang tak kunjung selesai.
Mungkin juga kamu sedang gundah karena hanya tau caranya menyukai tanpa tau cara menyampaikannya.
Mungkin kamu sedang memaki diri sendiri karena menjadi pengecut yang hanya berani mencintai diam-diam.
Atau mungkin kamu sedang sembunyi dari hiruk pikuk kehidupan yang membosankan.
Atau juga mungkin kamu yang hatinya sedang terluka karena ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya.
Atau mungkin, kamu yang sedang lelah karena lamaran pekerjaanmu belum ada yang terjawab.
Kamu, aku, dan kita semua dengan segala permasalahan yang ada, tak bisakah kita berdamai?
Menjalani hidup tanpa terlalu banyak mengeluh, melalui hari tanpa saling membenci dan menyalahkan, menghabiskan waktu tanpa harus berlarut-larut dalam penyesalan, menerima apa yang sudah jadi jalannya tanpa membandingkan dengan hidup orang lain, dan melakukan segalanya dengan perasaan yang lebih baik dari ini.
Kamu, aku, kita tidak sendiri.
Jutaan atau bisa jadi milyaran manusia yang serupa dengan kita ada disana.
yang serupa sedihnya, yang serupa marahnya, yang serupa gundah juga serupa merasa ingin mati saja. Bisa jadi malah lebih dari kita, ada yang seperti menghirup udara untuk bernafas saja enggan.
Jadi mengapa kita harus merasa menjadi manusia paling menderita sejagad raya.
Ayolahhhhh bersemangat, kita harus bisa, bukan hanya kamu tapi aku juga.
Terjebak dalam penyesalan juga problematika yang diketahui takkan pernah selesai bukankah sangat menyebalkan. Aku tau rasanya, sungguh memuakkan!
Maka mulai dari ini mari kita abaikan sedikit demi sedikit hal buruk yang memisahkan jiwa dari raga kita.
Kita hadapi, kita lalui, habisi yang menggerogoti, lawan yang menghakimi, serta bunuh mati perasaan dengki.
Mari berdamai dengan hati juga diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar