Namanya Muhammad Arief Ferriyadi
Ini hari ke tiga ratus enam puluh lima saya bersama dia,
ganjil memang tapi dia selalu menggenapi saya.
Setahun bersamanya bagaimana rasanya?
Bahagia, jelas bahagia.
Tulisan ini saya buat karena entah bagaimana, saya
tidak tau lagi caranya untuk mengungkapkan kebahagiaan ini.
Mengapa bahagia?
Dia baik, jelas sangat baik. Saya diperlakukan dengan begitu
baik, juga dia melimpahi saya dengan banyak kasih dan cinta.
Entah Tuhan memang luar biasa,
menghadiahi Mas Arief kepada saya.
Sungguh Tuhan amat murah hatinya.
Sungguh Tuhan amat murah hatinya.
Bagaimana tidak?
Disaat semua orang pergi dari
saya, Tuhan membawanya untuk menghampiri saya.
Menemani saya mengarungi hari –hari
yang tidak mudah ini.
Dan kepada Mas Arief, walaupun
tidak merubah segalanya menjadi lebih indah tapi dengan adanya dia saya menjadi
mampu dan lebih kuat setiap harinya.
Dia yang membuat saya bertahan
dari hantaman dunia yang kejam.
Dia mendampingi saya, dia
menguatkan saya dan memberi keyakinan bahwa bersamanya segalanya akan baik-baik
saja.
Dan saya berterimakasih karena
dia mampu bertahan dengan saya sampai dititik ini.
Terimakasih telah berusaha
memahami saya disegala kondisi, menelan ego saya yang terlalu tinggi, meredam
amarah saya yang berapi-api, dan tetap mendampingi meskipun suasana hati saya
tidak pernah pasti.
Terimakasih juga karena selalu
bersedia mendengarkan saya yang banyak bicara ini, lalu tiba-tiba suka marah
sendiri.
Terimakasih Mas, saya menjadi
luar biasa karena adanya Mas.
Sebab Mas kini, saya menghadap
kiblat lebih lama, bermaksud membujuk Tuhan agar kau tidak kemana-mana,
dan tetap bersama saya hingga waktu tak lagi saya punya.
Komentar
Posting Komentar