Langsung ke konten utama

Ancaman untukmu Sayang ♡

Heyy Tuan, aku harap kau tidak akan pergi setelah beberapa waktu yang kita lalui bersama.
Belum cukup lama namun juga kurasa tidak cukup sebentar kebersamaan yang tlah kita lalui ini. Salah siapa ditengah kebersamaan yang kau ciptakan ini aku mulai terbiasa olehmu.
Hampir setahun sejak perkenalan kita namun baru beberapa bulan sejak kita menjalin hubungan ini, kau membuat duniaku berbeda selama itu.
Hey Tuan, aku fikir kita tidak akan sejauh ini. Bukankah pada awalnya kita hanya saling bercanda melalui pesan di blackberry mesengger.
Lalu kau memulai dengan percakapan diujung telepon yang sampai sekarang menjadi rutinitas kita pada waktu senggang.
Awas saja jika kau berani pergi dan meninggalkanku saat sedang cinta-cintanya seperti ini. Awas saja jika kau tega membuatku menangis semalam suntuk hanya untuk pergi tanpa lambaian tangan.
Entah aku bodoh atau apa, kau tahu tuan aku sudah terpedaya olehmu, dimabukkan dengan cintamu. Bahkan tiap malam ditidurku wajahmu yang tampan selalu menghiasi.
Kau membuatku tak bisa melihat yang lain, aku bahkan heran mengapa aku sebegitu terpedayanya saat ini.
Aku suka semua hal tentangmu, aku suka segala kebiasaan-kebiasaan anehmu, bahkan aku suka dengan lelucon yang kau buat walau terkadang sama sekali tidak lucu, aku suka saat kau membujukku saat aku merajuk layaknya bocah, aku suka dengan kejutan-kejutan kecil yang sering kali kau lakukan untukku.
Ingat tuan !! Jangan berani-beraninya pergi dariku, aku akan mendekap erat tubuhmu walau tanpa bicara agar kau selalu disisiku.
Aku tak bisa sehari saja tanpa hadirmu, aku sudah terbiasa dengan hadirmu, walau hanya sebuah pesan singkat dan sapaan hangat di ujung telepon, aku sudah terbiasa dengan aroma tubuhmu saat kau memelukku erat, aku sudah terlalu suka saat kau memandangiku dari kaca spion motormu dengan mesra, aku bahkan terbiasa dengan asap rokokmu yang sama sekali tak aku suka, aku pun tak ingin jika harus kehilangan sikap konyolmu yang terkadang membuatku jengkel.
Bukankah sudah kukatakan Tuan ?? Walau terkadang kau menyebalkan aku mencintaimu tanpa hitungan.
Maka jangan pernah pergi dariku walau hanya sedetik, apakah kau tahu jika tak ada kabarmu aku selalu menunggunya dengan resah, saat marah pun tetap kupandangi layar ponsel berharap ada panggilan masuk darimu walau sengaja berkali-kali aku biarkan.
Aku hanya tak ingin kau lelah bersamaku, karena aku mencintaimu. Salahmu telah membuat wanita keras kepala sepertiku jatuh cinta. Àku tidak akan pernah melepaskan apa yang ingin aku miliki, aku tidak akan pernah membagi apa yang aku miliki, oleh karenanya aku tak akan membiarkanmu terenggut dan melepaskan pelukanku.
Iya aku egois, biar saja kau rasakan keegoisanku untuk terus memilikimu tuan.
Ingatlah tuan, sekali kau melangkah pergi aku tak akan membiarkanmu. Kau tak akan bisa melakukannya pada wanita yang telah kau jebak dalam jeratanmu ini.
Terimakasih tuan telah melakukan kejahatan terbaik untuk mencuri hatiku, dan untuk hukumannya, àku akan memenjarakanmu dalam hatiku untuk selamanya {}.

Komentar

  1. pengalaman apa cuman fiksi? kalimatnya keren

    BalasHapus
  2. Terimakasih. Semua ceritanya fiksi dear cumn inspirasinya dari sedikit pengalaman

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...