Langsung ke konten utama

Sebelum Kamu Pergi



Sebelum kamu pergi, bahkan sebelum kamu benar-benar pergi aku sudah merasakan kehilangan. Tanpa kejelasan, tanpa pertengkaran yang nyata, kamu hilang begitu saja, tanpa berita ataupun sepucuk pesan, hingga rasanya aku tersiksa serta mati rasa.

Aku tidak tau mengapa kamu seperti ini, meninggalkanku tanpa kepastian disaat aku sedang sangat mencintaimu. Aku tak mengerti ada apa denganmu, apa yang kamu inginkan dari memperlakukanku seperti ini, memang salahku yang menganggapmu begitu berarti sedangkan kamu tidak peduli sama sekali.

Aku hanya mati-matian ingin memperjuangkan hubungan ini, tapi aku terlalu lelah saat ini mengayuh segalanya sendiri, egomu terlalu berat sedangkan perasaanmu tak sebanyak itu untukku. Maafkan kebodohanku yang terus bertahan meski kau lukai berkali-kali, pria sepertimu tak akan pernah paham arti sakit hati yang sesungguhnya, kamu tidak akan pernah mengerti bahwa aku menjadi yang paling terluka disini dengan segala hal yang kau piker sederhana yang melibatkan perasaan.

Ada banyak hal yang tak bisa aku tinggalkan begitu saja meski seringkali amat menyakitkan, kamu yang paling utama. Kamu telah menjadi bagian diriku tanpa kamu sadari, dan begitu munafik jika kukatakan aku akan baik-baik saja tanpa dirimu, kamu adalah hal membuatku jatuh hati berulang-ulang.

Tapi sepertinya amat mudah bagimu mencampakkan wanita seperti aku, wanita bodoh yang setia mencintaimu, wanita yang tak menghitung seberapa banyak darahnya mengalir hanya untuk mempertahankan kamu, wanita yang tak mengharapkan banyak darimu selain pelukan hangat.

Memang aku tolol karena tak bisa membedakan apakah dimatamu ada cinta untukku, namun berbulan-bulan bersamamu sungguh membuatku berpikir semuanya benar-benar cinta, meskipun banyak luka yang kupendam sendiri hanya karena aku berusaha menghindari pertengkaran untuk kita.

Aku tak yakin dapat melewati semua ini, aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya, dan merasakan sesak yang luar biasa. Kupikir ini tak adil untukku, untuk diriku yang memberikan seluruh hati ini untukmu, tapi kamu malah memperlakukanku bagaikan orang asing, bukan jadi yang paling berarti. Kamu menjalani tanpa cinta, kamu menghilang tanpa rindu, segalanya kau lalui tanpa kekhawatiran. Dan kini hatiku patah, amat patah hingga aku merasa menjadi sosok paling patah hati sedunia.

Ponselku terus-terusan bordering, tapi saat kuperiksa semua pesan yang ada, tetap saja taka da yang kuharapkan, taka da pesanmu disana. Sudah berhari-hari sejak terakhir kali kau hanya membaca pesanku dan rasanya hidupku sangat kosong. Bukannya hatiku mengeras, bukan pula tak ingin menghubungimu lebih dulu, hanya saja aku menahan hal itu dengan susah payah, aku lelah kamu melukaiku berkali-kali, dan kupikir segalanya pasti sia-sia, lagi-lagi hanya aku yang berjuang sendiri untuk mempertahankannya tanpa campur tangan darimu. Dan segalanya sudah cukup jadi bukti bahwa kamu tak ingin tau lagi kabar dan keadaanku.

Aku rindu kamu, sangat dan teramat rindu dengan selalu ingin tau kabarmu, tapi aku berusaha melawan perasaan itu dan menjalani hidup senormal mungkin. Bukankah berpura-pura seakan semua tak terjadi apa-apa adalah hal yang paling sulit untuk dilewati. Aku hanya sedang berdiri di depan pintu hati, berharap pintu itu kau ketuk lagi untuk kau kunjungi. Meskipun sekarang kita seperti ini, menjadi dua orang yang berjauhan, yang seakan tak saling kenal meski terikat hubungan, aku akan menunggu hingga kau berpikir bahwa aku adalah tempat pulang yang tepat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...