Langsung ke konten utama

kuharap ramai

Aku hanya ingin berhenti menjadi satu-satunya yang mengerti dan berupaya sendiri.
Bukan menyerah, aku hanya kelelahan, tapi mengapa aku tak kau hampiri hanya sekedar untuk membantuku berjalan.
Sebaliknya kamu malah berbalik arah dan lamat-lamat jauh hilang dari pandangan.
Apa hanya aku yang satu-satunya patah hati karena perpisahan ini.
Aku bahkan tak berpikir ini benar-benar berakhir, tapi mengapa kau tak jua datang, barangkali untuk menjemputku dan kembali merengkuhku dalam dekap pelukmu.
Sepi rasanya, aku berjalan tanpa tau arah yang kutuju.
Sepi ini menyayat hatiku, entah berapa banyak air mataku tumpah hanya untuk menangisi jarak ini.
Bahkan aku membenci angin malam yang tidak sengaja membawaku pada ingatan tentangmu.
Aku tersedu dalam derajat celcius yang rendah, rasanya dingin dan teramat dingin, seperti aku akan membeku menunggumu.
Bukan seperti ini yang kumau, jauh dari yang kumaksudkan, tak bisa kujelaskan, sedangkan kamu tak berusaha tuk memahaminya.
Mungkin jarak ini tercipta agar kita saling menghargai rindu, tapi aku sendiri dan tanpamu aku sepi.
Aku tak tau bagaimana bentuk hatimu saat ini, tapi aku begitu penasaran apakah rindu yang kau punya sama menggebunya dengan milikku? Apakah​ kabut dihatimu sama-sama membuat sesak seperti yang kurasa? Apakah ramaimu terasa kosong seperti sepi yang kupunya? Aku hanya ingin tau.
Aku menjadi ganjil tanpa kamu menggenapiku, aku bagaikan angka belasan yang menjadi satuan, aku seperti puzzle yang kehilangan kepingannya, seperti itu diriku tanpamu.
Jadi seperti ini cara rindu untuk hadir, ia memisahkan kita hanya untuk menciptakan dirinya, rindu yang egois rupanya.
Lalu ingin kutanyakan padamu, jika rindu hadir seperti itu, apakah kau tau cinta ini hadir seperti apa?
Sebelumnya,
Aku mencintai mega dilangit sore, pelangi diantara gerimis, gemercik air saat hujan, daun yang menguning saat saat​ senja, juga siluet ranting pohon saat malam mulai datang, lalu kemudian aku mencintaimu, hanya mencintaimu..
Seperti itu kau hadir, bagaimana denganmu?
Seperti apa aku hadir dalam ceritamu, lalu seperti apa ceritamu saat aku pergi?
Apakah sepi? Kupikir tidak.
Kuharap ramailah selalu dalam hidupmu, jangan temui sepi sepertiku, berbahagialah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

Kala Sore

Kala sore, Jalan itu terasa lengang Walaupun satu dua masih berlalu lalang Dua pasang kaki berdiri di pinggir trotoar Kala sore, Langit mulai terlihat kekuningan Desis daun memecah keheningan Dua bibir masih saling terbungkam Kala sore, Daun gugur diterpa angin Kicau burung meramaikan sepi Dua pasang mata menatap lirih Kala sore, Matahari mulai menghilang Seperti petang akan segera datang Dua pasang insan saling meninggalkan

Hapuslah Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu

Aku jadi ingin melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan milik Hamsad Rangkuti yang berjudul "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu," aku begitu terlarut dengan tulisan itu. Dengan perasaan resah kuraba bibirku dengan jemari, seakan masih terasa kecupan terakhir bibirnya dibibirku. Terasa pula tangannya yang mengelus lembut rambutku ketika bibirnya masih melekat mesra dibibirku. Memang benar semua kenangan antara aku dengannya sudah kuhapus walau kadang beberapa dari memorinya muncul kembali sebagai virus yang merusak jaringan di sistem hatiku. Namun masih ada yang tertinggal dengan baik ditempatnya, bekas bibirnya yang belum terhapus masih melekat dibibirku. "Maukah kau menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu," seperti yang dituangkan oleh Hamsad Rangkuti dalam tulisannya, aku memperkenankanmu melakukannya untukku. Tak apa lakukanlah, kecup saja bibirku dengan bibirmu, lumatlah agar bekas bibirnya benar-benar hilang dari...

Elektron

Berputar elektron, seperti muatan listrik bergerak lainnya, membuat medan magnet di sekitar mereka. Akulah medan magnet itu. Bahwa medan magnet memengaruhi cara elektron mengatur diri dalam atom dan bagaimana mereka bereaksi satu ssama lain. Seperti aku memengaruhimu, perlahan masuk dalam hidupmu, perlahan mencampuri segala urusmu, hingga yang kau ingat hanya aku, bukan dirinya sebagai milikmu.

Sepertinya Penulis Jatuh Cinta

Selamat malam hujan, aku sedang  mendengarkan suara rintikmu dari balik selimutku. Hujan, rasanya sudah lama sekali aku sibuk dengan rutinitas yang menyita waktu hingga aku tak sempat menyapamu dikala kau berlalu beberapa saat kemarin, bahkan aku mengabaikan sedikit banyak imajinasi yang biasanya menjadi alat menyampaikan perasaanku. Aku lupa cara berkata-kata dan mengatur diksi yang baik pada tulisanku, terlihat berantakan serta tak beraturan pada setiap kata yang kutuliskan. Bagaimana aku menyampaikan bahagiaku ini hujan, aku takut perkataanku salah dan tak terdengar indah. Harusnya jika aku bahagia, para pembacaku juga turut bahagia, aku takut malah menuliskan hal yang begitu melankolis diatas bahagiaku. Ah makin lama makin penuh gurauan saja, aku pun tak mengerti dengan pasti harus mengawali cerita ini dari mana. Hujan, aku bahagia. Bahagiaku karena kutemui sosok yang merasa bahagia karena hadirku. Hujan ada lagi, ternyata masih ada sosok yang merasa bahagia jika bersamaku...