Aku hanya ingin berhenti menjadi satu-satunya yang mengerti dan berupaya sendiri.
Bukan menyerah, aku hanya kelelahan, tapi mengapa aku tak kau hampiri hanya sekedar untuk membantuku berjalan.
Sebaliknya kamu malah berbalik arah dan lamat-lamat jauh hilang dari pandangan.
Apa hanya aku yang satu-satunya patah hati karena perpisahan ini.
Aku bahkan tak berpikir ini benar-benar berakhir, tapi mengapa kau tak jua datang, barangkali untuk menjemputku dan kembali merengkuhku dalam dekap pelukmu.
Sepi rasanya, aku berjalan tanpa tau arah yang kutuju.
Sepi ini menyayat hatiku, entah berapa banyak air mataku tumpah hanya untuk menangisi jarak ini.
Bahkan aku membenci angin malam yang tidak sengaja membawaku pada ingatan tentangmu.
Aku tersedu dalam derajat celcius yang rendah, rasanya dingin dan teramat dingin, seperti aku akan membeku menunggumu.
Bukan seperti ini yang kumau, jauh dari yang kumaksudkan, tak bisa kujelaskan, sedangkan kamu tak berusaha tuk memahaminya.
Mungkin jarak ini tercipta agar kita saling menghargai rindu, tapi aku sendiri dan tanpamu aku sepi.
Aku tak tau bagaimana bentuk hatimu saat ini, tapi aku begitu penasaran apakah rindu yang kau punya sama menggebunya dengan milikku? Apakah kabut dihatimu sama-sama membuat sesak seperti yang kurasa? Apakah ramaimu terasa kosong seperti sepi yang kupunya? Aku hanya ingin tau.
Aku menjadi ganjil tanpa kamu menggenapiku, aku bagaikan angka belasan yang menjadi satuan, aku seperti puzzle yang kehilangan kepingannya, seperti itu diriku tanpamu.
Jadi seperti ini cara rindu untuk hadir, ia memisahkan kita hanya untuk menciptakan dirinya, rindu yang egois rupanya.
Lalu ingin kutanyakan padamu, jika rindu hadir seperti itu, apakah kau tau cinta ini hadir seperti apa?
Sebelumnya,
Aku mencintai mega dilangit sore, pelangi diantara gerimis, gemercik air saat hujan, daun yang menguning saat saat senja, juga siluet ranting pohon saat malam mulai datang, lalu kemudian aku mencintaimu, hanya mencintaimu..
Seperti itu kau hadir, bagaimana denganmu?
Seperti apa aku hadir dalam ceritamu, lalu seperti apa ceritamu saat aku pergi?
Apakah sepi? Kupikir tidak.
Kuharap ramailah selalu dalam hidupmu, jangan temui sepi sepertiku, berbahagialah.
Bukan menyerah, aku hanya kelelahan, tapi mengapa aku tak kau hampiri hanya sekedar untuk membantuku berjalan.
Sebaliknya kamu malah berbalik arah dan lamat-lamat jauh hilang dari pandangan.
Apa hanya aku yang satu-satunya patah hati karena perpisahan ini.
Aku bahkan tak berpikir ini benar-benar berakhir, tapi mengapa kau tak jua datang, barangkali untuk menjemputku dan kembali merengkuhku dalam dekap pelukmu.
Sepi rasanya, aku berjalan tanpa tau arah yang kutuju.
Sepi ini menyayat hatiku, entah berapa banyak air mataku tumpah hanya untuk menangisi jarak ini.
Bahkan aku membenci angin malam yang tidak sengaja membawaku pada ingatan tentangmu.
Aku tersedu dalam derajat celcius yang rendah, rasanya dingin dan teramat dingin, seperti aku akan membeku menunggumu.
Bukan seperti ini yang kumau, jauh dari yang kumaksudkan, tak bisa kujelaskan, sedangkan kamu tak berusaha tuk memahaminya.
Mungkin jarak ini tercipta agar kita saling menghargai rindu, tapi aku sendiri dan tanpamu aku sepi.
Aku tak tau bagaimana bentuk hatimu saat ini, tapi aku begitu penasaran apakah rindu yang kau punya sama menggebunya dengan milikku? Apakah kabut dihatimu sama-sama membuat sesak seperti yang kurasa? Apakah ramaimu terasa kosong seperti sepi yang kupunya? Aku hanya ingin tau.
Aku menjadi ganjil tanpa kamu menggenapiku, aku bagaikan angka belasan yang menjadi satuan, aku seperti puzzle yang kehilangan kepingannya, seperti itu diriku tanpamu.
Jadi seperti ini cara rindu untuk hadir, ia memisahkan kita hanya untuk menciptakan dirinya, rindu yang egois rupanya.
Lalu ingin kutanyakan padamu, jika rindu hadir seperti itu, apakah kau tau cinta ini hadir seperti apa?
Sebelumnya,
Aku mencintai mega dilangit sore, pelangi diantara gerimis, gemercik air saat hujan, daun yang menguning saat saat senja, juga siluet ranting pohon saat malam mulai datang, lalu kemudian aku mencintaimu, hanya mencintaimu..
Seperti itu kau hadir, bagaimana denganmu?
Seperti apa aku hadir dalam ceritamu, lalu seperti apa ceritamu saat aku pergi?
Apakah sepi? Kupikir tidak.
Kuharap ramailah selalu dalam hidupmu, jangan temui sepi sepertiku, berbahagialah.
baca nya buat baperrr
BalasHapusNcesss
BalasHapus