Langsung ke konten utama

Postingan

Hujan Badai

Akhir-akhir ini, barangkali sekitar sebulan terakhir segala yang terjadi terasa begitu sulit. Entah soal hidupku ataupun yang terjadi antara aku dan kamu. Bicara tentang hidupku, kupikir memang selalu seperti ini pada kenyataannya, sepi, kosong, penuh kepura-puraan, dan sangat menyedihkan. Tapi bicara tentang kita, kurasa kita tidak seperti ini pada awalnya. Hari ini langit gelap, hujan sejenak pun membuatku sedikit lebih tenang, namun resah dalam hati yang tak kumengerti semakin menjadi-jadi. Selasa lalu perteman terakhir kita, seminggu telah lewat, dan kupikir sebulan terakhir ini kita seperti orang asing, dan aku merindukanmu yang ku kenali. Entah aku atau kamu yang bermasalah, tapi kurasa kita hanya perlu waktu, mungkin untuk saling merenungi. Tapi dalam renunganku entah mengapa rasanya jadi nyeri, malah terpikir hal yang menyakiti padahal hanya praduga tak bersalah, ini malah membuatku seperti si tolol yang sakit jiwanya, perasaan-perasaan aneh menghantui, hanya kare...

Rindu

Apa kabar past?? Hari ini mendung gelap sekali, dan hatiku gelisah tak menentu, dan yang pasti aku merindukanmu. Oh yaa, selamat ulang tahun past. Maaf sudah 3x perayaan ulang tahunmu terlewatkan. Aku tidak lupa, aku selalu mendoakanmu yang terbaik, pintaku pada Tuhan selalu sama pada hari kelahiranmu, tak ada yang tertinggal kecuali kebersamaan kita. Aku tak mendoakan hal itu, bukan tak ingin tapi tak mungkin, aku cukup tau diri untuk mengharapkan hal itu, aku tau lukamu masih belum sembuh sedangkan kau lihat aku sudah dengan dia dan dia setelah kamu. Past, aku tau merindukanmu adalah hal yang begitu memalukan. Hanya saja hatiku patah, memang tidak ada yang memperlakukanku sebaik kamu, tak ada yang mencintaiku setulus kamu, tak ada yang menjagaku seperti kamu. Ku tau segalanya keputusanku, dan apa yang terjadi saat ini mungkin balasan Tuhan untukku. Maaf past, aku tak menepati janji, banyak yang ku ingkari dari semua hal yang kita bicarakan di terakhir kali pertemuan kita. Tak...

hati wanita

Wanita. Jangan pernah menyalahkan hati, hati wanita tidak salah. Memang seperti itu, harusnya jadi wanita memang punya hati yang tulus, apalagi soal mencintai, mau tidak mau, ditolak dan berusaha supaya tak begitu, hati wanita memang selalu berlebihan jika mencintai. Miris memang, sekarang kebanyakan wanita tidak dihargai perasaannya oleh pria. Bukannya mereka tidak tau, mereka hanya tidak mau. Jaman sekarang lelaki itu sombong semua, mereka sadar di dunia ini populasi wanita lebih banyak dari pada kaum mereka, toh di agama juga dijelaskan begitu. Makanya mereka semena-mena, toh mati satu tumbuh sejuta, gitu ibaratnya sekarang. Makanya susah kalau kita perempuan cuman mau cari laki-laki yang agak rendah hati. Biar saja mereka memilih, kadang hati memang tak bisa dipaksakan, tapi dari pada tahan makan hati, makan jantung, paru-paru atau apalah, mending liatin aja. Kita tidak bisa memaksa, toh lagi pula kalau laki-laki itu sayang sama kita, gak akan dia buat kita ngemis perhatia...

You never know

Heyy, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini malam begitu dingin. Meski kubalut tubuh dengan selimut yang cukup tebal namun dingin tetap merambati hingga ulu hati. Rasanya mengerikan, sendirian dimalam yang panjang dengan dingin yang mencekam. Seperti sedang menanti yang tak seharusnya, harapan misalnya. Aku tidak pernah merasa seperti ini, terluka karena tidak diinginkan, sepertibukan aku yang diharapkan. Hidupku sudah seringkali tidak diharapkan keberadaannya, tapi tidak semenyesakkan ini saat kamu tidak menginginkanku. Salahku memang, yang memaksa menerobos masuk dalam hidupmu, tapi kupikir kamu menyukainya, aku hanya bertahan karena sebongkah harapan, yang percaya bahwa aku akan jadi berarti untukmu. Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba ada air yang mengalir melewati pipiku, apakah harapanku terlalu menyedihkan untuk kusemogakan sendiri. Harusnya kamu tau, ini tidak mudah bagiku, namun aku bersikukuhingin kamu diantara banyak lainnya. Mengapa ini jadi menyedihkan, apakah...

Ketidaksengajaan Yang Diatur Tuhan

Aku tak tau ingin memulai ini dari mana. Banyak yang kurasakan, ingin kusampaikan, hingga jadi membingungkan untuk ku aksarakan. Sayang, sebelum bertemu denganmu aku sudah menjadi seorang pemimpi, sama halnya denganmu berkhayal terasa menyenangkan bagiku. Hanya saja mungkin haluan khayalan kita yang berbeda, kamu yang terlalu fantasy sedangkan aku terlalu fiksi. Aku punya banyak mimpi yang kata orang hanya bisa jadi imajinasi, tapi bagiku semua mimpi itu harus lebih nyata dari sekedar imajinasi. Bahagia, ia memang banyak dari sebabnya adalah ketika aku sedang bermimpi, berkhayal, berandai-andai tentang segala sesuatunya yang terlihat indah serta membahagiakan. Taukah kamu sayang, akhir-akhir ini aku banyak melibatkanmu dalam mimpi itu. Mungkin jika kuceritakan akan terdengar terlalu berlebihan, tapi sungguh bahwa segalanya amat menyenangkan kurasakan. Pernah kubilang bukan, bahwa aku lelah untuk memulai lagi, ku ingatkan sedikit, percakapan itu kita lakukan di pinggiran...

sandiwara menyedihkan!

Tuan, tak sadarkah kamu sedang menyaksikan hiruk pikuk hatiku yang penuh sandiwara. Yang kubisa hanya menata diksi lewat aksara tuan, hanya saja ini tidak kamu pahami. Tuan, tahukah kamu apa yang paling dikhawatirkan seorang wanita? jawabnya adalah perubahan. Apapun yang berubah, pasti tidak begitu menyenangkan bagi kami kaum pecinta adam. Entah usia, berat badan, warna kulit,  tempat tinggal, teman/kerabat, sifat, harga sepatu/tas/lainnya, bagi kami perubahan itu menjengkelkan, apalagi berubahnya hati. Bagaimana hatimu tuan, berubahkah? Hatiku masih sama, selalu mencintaimu, selalu menyemogakan kita, selalu mengharapkan akhir yang bahagia. Tuan, tahukah kamu apa yang menyebalkan dari hatiku? Ia selalu tau caranya berpura-pura baik-baik saja, sungguh sandiwara yang menyedihkan! Katanya hatiku rindu, mungkin padamu. Bisa jadi ini perihal awal kedekatan kita, bukan kita yang sekarang. Tapi tentang rasa yang dahulu tak pernah bisa kita salahkan, tentang bagaimana kita memulai...

aku apa?

Pagi ini aku berusaha untuk memahat mimpi, entah terlalu tinggi atau terlalu menyeramkan hingga rasanya begitu tidak nyaman. Aku masih disini, diketidakpastian yang kupikir sudah berakhir, namun ternyata tak ingin kamu akhiri. Hatiku memaksaku menulis. Tapi setelah aku pegang penaku aku hilang akal. Aku malah meluap-luap dengan segala sesak yang sudah melewati batas tampungnya. Aku sungguh tak mengerti, rasanya semua ini tidak pernah memihak kepadaku, bahkan kamu juga begitu. Entah ini sudah tulisan yang keberapa, dan kamu masih saja jadi pohon dari buah-buah aksaraku, namun meskipun sedetik aku tak pernah ada di sudut ruuang dari hatimu. Bahkan ketika kau bersamaku, aku merasa ragamu kosong, karena jiwamu yang sesungguhnya sedang mengejar bayang-bayangnya. Kasihan sekali jadi aku, mendambakan bumi yang hanya selalu mengelilingi matahari, karena tidak mungkin sampai kapanpun untuk bumi mengitari bulan. Ada aku disini, tak bisakah kau lihat meski sejenak. Aku tau, bagimu ak...