Langsung ke konten utama

Postingan

berulang-ulang

kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan mengganggumu lagi. maaf jika hadirku kemarin kau anggap menyita waktu perjalananmu,  sungguh aku menyesalinya jika aku hanya jadi penghalang bagimu. aku cukup tau diri siapa aku dan siapa kamu, bukannya aku sudah pernah bilang tak usah dipaksakan kalau tidak bisa. lagi pula aku bukan wanita yang memaksakan segalanya sesuai inginku, aku tau semua itu adalah mustahil. kini hatiku sudah biasa, kamu tak perlu khawatir orang-orang akan menghardikmu sebagai pria tak tau diri, aku bukan wanita yang suka menyimpan dendam, apa yang terjadi pada kita biarlah menjadi konsumsi kita saja. hatiku memang sakit, tapi kamu tak perlu khawatir akan hal itu, tanpa kamu harus repot-repot hatiku akan pulih dengan sendirinya. lagi pula ini tidak sepenuhnya salahmu, toh aku yang membiarkanmu melukaiku. tapi bolehkah aku bertanya padamu, karena menunggu penjelasan darimu jelas adalah ketidakmungkinan bagiku. aku ingin tau, apa salahku hingga kau lakukan in...

maaf aku terlalu membutuhkanmu

selamat malam tuan terkadang ada banyak hal yang seharusnya diutarakan namun seringkali aku lebih memilih untuk diam. disaat segalanya akan meluap-luap aku tidak tau harus apa, karena nyatanya kamu bukan obatnya. Tuan, aku hanya ingin bilang maaf padamu dimalam yang hangat ini, maaf jika aku terlalu membutuhkanmu. hanya saja aku pikir kamu satu-satunya, tapi kurasa tidak bagimu, aku saja yang terlalu berharap banyak. harusnya aku tau, aku terlalu bodoh untuk berkali-kali bilang supaya tidak berharap banyak, tapi nyatanya aku selalu berharap padamu. aku hanya tak tau harus kemana saat aku tersesat bahkan aku tak ingat jalan pulang, aku hanya tak tau harus pada siapa aku minta ditemani hanya ketika malam datang dan sunyi mulai menguasai, aku hanya tak tau harus berbuat apa disaat ketakutan mulai menyerangku. aku sedang tidak baik,  aku sendiri tidak mengerti apa yang terjadi,  aku hanya merasa takut pada malam yang sunyi, bukan aku tak ingin tidur, bahkan tiap kali mata ...

FIRASAT

aku sedang mengingat rindu saat kita menyesap kopi malam itu. kopi yang aromanya tak pernah kulupakan meski sisa pahitnya sudah menghilang. aku takut akan melupakannya ketika selamat tinggal akan terucapkan lagi. entah kenapa aku punya firasat buruk tentang selamat tinggal yang berulang-ulang, tapi mungkin kata itu akan jadi penutup kali ini,  karena diwaktu ini aku tidak sebodoh diwaktu kemarin dan kemarinnya. saat ini aku hanya ingin mematikan hal yang menyakitkan ini, -agar kelak kurindukan. hanya saja apa kamu sudah selesai mempermainkanku, dan jika belum lanjutkanlah,  aku akan menunggumu,  sampai kau berani bilang selamat tinggal lagi. aku tau kamu terlalu pengecut untuk mengambil keputusan itu hingga kamu hanya bisa bermain dititik ini,  dimana hatiku kau tarik ulur dan kau biarkan menunggu, kau bahkan mendiamkan aku saat aku mencintaimu, mencekik saat hanya namamu yang kusebut dalam lafalan doa. aku bahkan bukan malaikat tapi mengapa aku hanya membiar...

TERLUKA lagi

duniaku terbalik dalam seketika seakan semuanya luluh lantah. harusnya aku tau kecewa ini akan datang, tapi aku tidak pernah tau kalau luka ini akan begitu menyayat. harusnya aku tau untuk tidak berharap apapapun pada siapapun, termasuk kamu. harusnya aku pun tau jika aku tidak begitu berharga dimatamu, jika aku tidak amat di inginkan olehmu. bolehkah aku menyesal telah mencintaimu?? aku sedang berusaha mengganti kecewaku dengan pecahan tangis, namun nyatanya sayatan yang kau ukir makin terasa perih seolah cairan asin ini tepat menumpahi luka itu. bolehkah aku menyesal mempercayaimu, aku bahkan tak membatasi kesabaranku untukmu, tapi tak kusangka kamu sepicik itu. harusnya aku tak termakan oleh harapan yang kau tebarkan itu, namun kini aku terlanjur kenyang, lalu akan kuapakan sisa janji yang kuyakin akan menyayat lagi. harusnya aku tau janjimu hanyalah janji saja yang tak akan kau tepati, ucapanmu hanyalah bualan yang pasti, dan kamu bujan orang yang pantas dipercayai. kupik...

Sibuk Bahagia

jangan mengganggu, aku sedang sibuk bahagia -tanpa kamu tentunya. jangan mengabari karena itu mengganggu kebahagianku -tanpa kamu. sebaiknya kita begini saja, begini seperti caramu, begini seperti yang kamu inginkan. berbahagia sendiri tanpa perlu saling membagi. berbahagia sendiri tanpa perlu saling peduli. aku dengan bahagiaku, kamu dengan bahagiamu -yang kau sombongkan itu. harusnya dari awal aku tau, aku dan kamu tak akan bisa jadi -kita. akan sulit meski dipaksakan seperti apapun. sudahlah, kau urus saja hidupmu yang sempurna tanpa gangguan dariku. lakukanlah maumu, hobimu, dan urusanmu. aku sungguh-sungguh-sungguh tak akan peduli -padamu juga bahagiamu. pergi saja tinggalkan aku disini dengan bahagiaku sendiri. lari sejauh yang kau bisa tanpa takut akan kuikuti, karena aku tak akan mengejarmu. kau hiduplah dengan sehat dan bahagia, jangan kuatirkan wanita ini lagi. tenang saja, aku tak akan lagi merengek-rengek ingin kesana kesini, aku tak akan lagi memaksamu berfo...

Memeluk Masa Lalu

Apa aku menyerah saja. Aku sungguh takut pertahananku roboh, setelah kamu mendatangiku dalam mimpi, menegur diri ini dengan tawa dan canda tanpa benci, dan aku malah menatap pedih. Aku tau itu bukan kamu, bahkan dinding yang terbangun diantara kita cukup kental untuk menyiratkan kebencian, tapi sungguh aku tak membencimu, aku hanya membenci kebodohanku, -kala itu. Kenapa kamu muncul dengan senyum selebar itu, senyum yang bahkan membuatku menangis melihatnya, lekuk yang terlupakan dari wajahmu itu muncul dan membuatku jadi tak karuan. Entah aku bahagia atau sedih, hanya saja saat terbangun ada rasa yang tak ku mengerti -aku takut. Aku menyelami kenangan yang tlah berlalu, ada yang membuatku tersebyum kecil, ada juga yang membuatku terisak dalam diam, yang jelas ada kamu. Apa kamu hadir untuk memberitahuku, atau menyalahkanku, atau ingin membodohiku?? Maaf, aku tau aku terlalu naif. Aku baru tau, bahwa menyalahkanmu dimasa lalu adalah kebodohan terbesarku. Aku baru menyadari, b...

dedaunan kering

Selamat petang. Makin gelap rindu ini makin mencanduiku, maafkan yang tak bisa menolak perihal ini. Tulisan ini masih tentangmu, akan tentangmu, dan selalu tentangmu, sampai kau memberi penawarnya -pertemuan. Maaf aku menulis perihal tentang kamu, tanpa seizinmu, anggap saja ini ilegal, tapi biarkan rindu ini tak terpenjara lagi. Malam mulai sunyi, hanya suara detik jam yang terdengar, bahkan jangkrik dan katak bersembunyi ditempat peraduannya karena dingin. Aku gelisah, makin lama makin resah, detak jantungku kini lebih cepat dari detik jam yang menempel di dinding itu. Aku tak tau aku kenapa, tapi kupikir ini adalah gejala -rindu. Ada lelah yang mendampingi rindu ini, aku lelah mengekalkan kamu dalam ingatan berbentuk rindu. Aku kalah -karena jarak dan waktu yang menjemukan ini tak dapat kutaklukkan. Apa aku menyerah saja?? Kabur, lari, lalu sembunyi  ;seperti kamu haha! Berlari menghindari penyebab rindu, lari dari penular rindu, sembunyi dari kamu yang tak tau di rin...