Langsung ke konten utama

Postingan

Empat hari Tanpamu paling Menyakitkan

Sambil memeluk rindu aku membaca ulang pesan sinģkatmu yang masih tersisa diponselku. Rasanya hambar entah bahagia atau sedih setelah membaca pesan-pesan itu. Yang pasti kosong karena pesan-pesan seperti itu tak mungkin lagi kau kirimkan untukku. Aku tak tau harus menanti atau pergi. Empat hari berlalu tanpa kebersamaan dan bayang-bayangmu masih lekat dihati juga fikiranku. Mencoba melupakanmu sedikit demi sedikit, menghapus nomor ponselmu dari daftar kontakku tapi tetap saja percuma, aku hafal benar setiap angka di nomormu itu. Menghapus beberapa foto kita dan menyisakannya sedikit diponselku juga percuma karena saat membuka dompet, masih terdapat beberapa lembar potert kita yang tersimpan didalamnya. Rasanya segala hal yg kulakukan sia-sia saja. Kamu terlanjur ada dimana-mana dalam setiap sudut hidupku. Apa aku harus pindah planet untuk menghindari bayang-bayangmu itu. Kamu membuatku dungu dengan berkata ambigu. Mengapa aku tak dapat lepas dengan cepat dari segala kenangan si...

Tiga hari yang Terlewatkan Tanpamu

Sudah lewat setengah jam dari waktu tengah malam, berarti sudah lewat  tiga hari dari setengah jam yang lalu sejak kau pergi tanpa lambaian tangan, dan hari ini memasuki hari keempat. Sebenarnya aku tak ingin mengingat hal ini tapi entah mengapa waktu seolah sengaja berjalan lamban agar aku tak dapat melupakan hari dimana segalanya berakhir tanpa alasan itu. Sampai selarut ini aku masih terjaga, aku tak bisa tidur, sudah beberapa waktu lalu sebelum kau pergi kebiasaan ini muncul lagi, jika sedang gelisah dan merasa banyak sekali sesuatu yang berjalan-jalan dipikiranku ini memang aku kesulitan untuk tidur. Bahkan ingat tidak kamu?? Dulu kita sering melakukan percakapan diwaktu selarut ini saat kita belum mengenal suatu hal yang namanya "sayang" satu sama lain. Kala itu kau menyapaku lewat timeline karena melihatku online tengah malam. Aku rindu saat-saat itu sungguh. Sebenarnya malam ini kondisi badanku sedang tidak baik, aku merasa kelelahan, tulang serasa menolak dileka...

Satu Hari Tanpamu

Hari ini satu hari terlewati tanpamu, ternyata tidak begitu buruk rasanya. Rindu, iya jelas saja. Tidak mungkin jika tak kehilangan sosoknya yang sudah menjadi kebiasan bahkan kebutuhan dihidupku. Tapi yasudahlah, lagi pula segala sesuatunya memang tak bisa dipaksakan. Mempertahankan?? Aku rasa sudah juga kulakukan namun apa boleh buat jika tak tertahan. Lagi pula bendungan saja bisa roboh jika menahan air yang terlalu banyak volumenya. Seperti kamu yang terlalu ingin kita berpisah. Oh yaa jika kamu membaca ini, aku hanya ingin bilang untuk segala ucapanku kemarin itu. Segalanya hanya bentuk luapan emosiku yang berlebihan karena kesal, marah dan kecewa. Tapi aku sudah menyadarinya, tak ada gunanya jika melakukan hal konyol yang kukatakan kemarin. Aku rasa hanya akan menjatuhkan harga diriku ini, walaupun mungkin dimatamu aku tak berarti tapi setidaknya aku akan membuat diriku lebih berarti dibandingkan saat bersamamu. Lagi pula jika kita memang tak bisa bersama lagi, ang...

Pluto yang Rindu Matahari

Rasa ini tanpa sebab, tanpa mula, tanpa nama, dan tanpa akhir. Aku tak tau dan benar-benar tak tau, padahal aku belum pernah melihatmu selain màta kita yang berpapasan melalui mimpi kala itu. Kala itu senja sedang menanti malam, mega memperindah langit dengan jingganya. Mata itu sekilas terlihat namun amat bercahaya, dan sayang sekali begitu cepat menghilangnya. Tatapannya yang sekilas itu mampu membius bagaikan zat aditif, membuatku jadi tak realistis hingga tak tau mana yang fakta dan mana yang fiktif. Senja membuatku gelagapan, karena perlahan-lahan ia menghilang. Padahal aku sedang mencari mata itu namun tiba-tiba gelap. Namun mata itu masih terbayang, mata cokelat bundar yang mampu membiusku, membuatku tak mampu berkata-kata kala itu. Mata yang aku ingin dipandandanginya setiap waktu, dengan lekat, penuh hasrat serta cinta. Aku sungguh terheran-heran, apakah mata itu adalah mata penghipnotis hingga kini aku tidak dapat melupakan tatapannya dengan lekat. Aku suka tatapanny...

Beberapa Jam Setelah Kepergianmu

Teruntuk pria tak tau diri yang kucintai Baru beberapa jam ketika kau pergi dengan alasan yang tak dapat kumengerti. Munafik! Bangsat! Bajingan! Tak tau diri! Segala macam sumpah serapah serta makian sudah kulontarkan namun tetap saja tak membuat segalanya lebih baik. Hatiku sakit, tidak berdarah memang tapi lebih parah dari pada berdarah, sepertinya sudah busuk ! Air mataku bahkan hampir habis, rasanya perih seperti sebentar lagi kemarau. Mengapa kau sejahat ini Tuan tak tau diri ! Aku fikir kau datang seperti biasanya tanpa memberi kabar karena ingin mengejutkanku. Ya memang benar-benar mengejutkan! Selamat anda berhasil mengejutkan wanita super bodoh ini. Datang jauh-jauh menemuiku hanya untuk mengakhiri hubungan kita, hanya untuk bilang sudah tak ada lagi rasa sayang, hanya ingin bilang tak ingin lagi melanjutkan segalanya. Ada otak tidak kau Tuan ! Astaga aku rasa memang kau sudah tak punya hati lagi. Setelah semuanya, kini sampai pada kenyataannya, ketakutanku terwujud, ...

Jangan Tanya Lagi !!

Untuk kalian yang tidak tau apa-apa tapi banyak bicara ! Jangan tanya dia ! Jangan tanya lagi tentang hidupnya, siapàpun yang membaca tolonglah mengerti. Jangan tanyakan tentang keluarganya ataupun segala hal yang bersangkutan dengan itu. Jangan tanya tentang kisah cintanya juga hal yang sama bersangkutannya oleh perasaan. Jangan pula tanya tentang perasaannya mengenai bahagia atau tidaknya dia. Serta jangan tanya apa yang dimilikinya. Hal-hal itu tidak perlu diperjelas lagi, ataupun diulang kembali pembicaraan mengenainya. Semua sudah jelas adanya. Tak ada hal baik dalam hidupnya. Segala yang dialaminya tak ada yang membuatnya merasa bahagia. Hidupnya sudah hampa, hancur sejak lama. Tak ada yang menarik selain rentetan kisah sedih yang ia punya. Sudahlah.. aku bilang jangan lagi dibicarakan. Lagi pula apa yang ingin kalian dengar dari mulutnya! Jangan buat ia terus bersedih dengan pertanyaan kaluan yang mencekik hatiñya itu. Ia tertekan hanya dengan memikirkan apa yang ha...

Lagi, Lagi, dan Lagi~

Lagi, lagi, dan lagi wanita itu dibuat risau oleh perasaan nya. Bahkan angin yang bertiup pun tàk dapat mengerti hal itu. Hanya saja ia tau pasti, bukankah jika masalah pasangan Tuhan akan memberikan pasangan yang baik untuk orang yang baik begitu pula sebaliknya. Lalu, kini apa masalah bagi dirinya?? Pria yang dicintainya kini difikirnya mulai meragukannya setelah tau banyak hal mengenai dirinya. Ia hanya berfikir apa hak pria itu meragukan dirinya, bukankah jika Tuhan telah menyandinģkan berarti memang sudah ada takdirnya tersendiri. Mengapa pria itu tak berfikir, berkaca, dan mengintropeksi dirinya sendiri. Apakah ia sudah begitu baik dan sempurnanya hingga pria itu bersikap tidak adil kepada wanitanya. Tuhan, wanita itu sadar dirinya memang jauh dari kata baik tapi terbersit dalam hatinya ia selalu ingin merubah dirinya menjadi sosok yang lebih baik, bahkan suàtu waktu sebelum masa kini ia pernah meninggalkan pria yang amat dicintainya hanya karena ingin benar-benar merubah d...